Sejeong sudah masuk UGD, Daniel cemas sambil duduk di ruang tunggu.
"Eh Daniel?" Daniel melirik, ia bertemu teman lamanya.
"Ujin? lo ngapain disini?" Tanya balik Daniel sambil menjabat tangan Woojin.
"Doi gue kena demam berdarah, jadi tiap pulang ngampus gue mampir kesini." Jawab Woojin, Daniel mengangguk paham.
"Oh iya! lo disini ngapain? siapa yang sakit?"
"Sejeong."
Woojin tertawa, "Doinya Sejeong lo?"
Daniel menggeleng.
"Terus kenapa Sejeong bisa sama lo?"
"Ceritanya panjang. Kebetulan gue sama dia satu kampus beda fakultas."
Woojin tersenyum lalu menyodorkan handphonenya.
"Bagi nomor lo, siapa tau kita bisa ketemu lagi. Gue ada kelas ntar sore, ini mau balik."
Daniel memasukan nomor telponnya dan Woojin pamit.
Dokter keluar, Daniel misuh dan menyerang dokter dengan pertanyaannya.
"Bagaimana keadaan Sejeong, dok?"
Dokter tersenyum, "Tidak apa-apa. Setelah menghabiskan cairan infus, Sejeong bisa pulang. Hanya saya sarankan agar kejadian ini tidak terulang."
"Baik. Terima kasih, dok."
"Kalau begitu saya pamit." Dokter meninggalkan Daniel.
Ceklek
Bau rumah sakit yang sangat menyengat. Entah kenapa Daniel sedikit benci.
"Daniel." Panggil Sejeong yang menyadari seseorang masuk dari pintu.
Daniel menghampiri dengan wajah yang biasa saja. Padahal hatinya sekarang sedang dilanda khawatir.
"Kalo ini udah abis. Kita pulang." Ujar Daniel sambil menunjuk infusan yang menggantung.
Sejeong melihat Daniel sendu, "Gue minta maaf ya. Gue bener-bener gabermaksud buat nyinggung perasaan lo."
Daniel tersenyum paksa, "Lo sembuh dulu. Baru kita lanjut debatnya."
Sejeong mengerutuk dalam hati.
Udah dibaikin juga, emang nyebelin dasar abon sapi basi! Batin Sejeong
Tepat pukul 20.00 cairan infus Sejeong sudah habis. Dokter kembali memeriksa lalu mempersilahkan untuk Sejeong pulang.
Ketika Sejeong turun dari ranjangnya, ia melihat Daniel sedang tidur di sofa ruangannya.
Sejeong menepuk pipi Daniel, "Dan..hey.. Daniel.. bangun. Ayo kita pulang."
Namun tidak ada sahutan.
Sejeong tersenyum licik, dia ingin menjaili Daniel. Karena sikap menyebalkannya tadi kepada Sejeong.
Perlahan ia melangkah mendekati Daniel, lalu
Bruk
"Aww.." ringis Sejeong lalu membuka matanya.
Sejeong menimpa badan Daniel dan hampir saja mereka berciuman. Sejeong menahan kepalanya agar tidak menyentuh wajah Daniel.
Ia tidak berteriak. Bahkan badannya membeku seketika.
"KANG DANIEL." teriak Sejeong sambil berusaha berdiri.
Namun nihil, kedua tangan Daniel sudah menahan Sejeong.
"Le-lepasin gue! ih apaan sih modus ya lo! Kang Daniel! lepasin ga! lepasin......." Teriak Sejeong
Daniel menutup mulut Sejeong lalu perlahan membuka matanya.
"Berisik sayang." Bisik Daniel
Badan Sejeong mendadak mendapatkan sinyal listrik yang merambat sampai ke ubun-ubun.
Dengan paksa, Sejeong melepaskan diri lalu menjauhi Daniel.
"Emang kerdus lo!" Sejeong berdecih sambil memegangi pintu. Persis seperti preman yang mau memalak tapi malah dipalak.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Daniel terkekeh.
So ngambek gitu anjir. Gemes banget gue! Batin Daniel
"Coba gue tanya, siapa duluan yang modus? lo apa gue?"
Sejeong berhasil mematung.
"Tap-tapikan.. tadi gu-gue gasengaja. Gue ja-jatoh." Jelas Sejeong sedikit gagap sambil membela diri.
Sialan! Gue salting. Batin Sejeong
"Jawabnya gausah gagap gitu juga kali. Ketauan banget saltingnya." Goda Daniel yang berhasil membuat Sejeong berlari keluar.
Daniel tersenyum, "Gemes banget! brengsek emang Sejeong! berhasil dia bikin gue bucin." Monolog Daniel sambil nyengir bahagia.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Dikit dulu dec hehew

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Brandal | Daniel Sejeong
Fanfiction[Completed] Ketika nakalku sudah hilang, apakah kau akan kembali? Started : 28.11.2018 Ended : 19. 12. 2018 Rank #1 in Godcouple (19 Desember 2018) #1 in Sejeong (23 Desember 2018) #8 in Brandal (19 Desember 2018) #5 in Seniel (31 Agustus 2020) #2...