Part 2

35 10 1
                                    

Ketakutan tidak ada dimanapun, kecuali di dalam pikiran.
~Dale Carnegie~

Author Pov

   Silla berlari menuju lapangan upacara, berharap dia masih bisa mengikuti kegiatan upacara di hari senin yang tidak begitu indah ini. Tapi sayang harapannya tidak sesuai dengan kenyataan, seluruh peserta upacara telah bubar saat Silla baru saja menginjakkan kakinya dilapangan upacara.

   Para siswa dan siswi di SMA Merah Putih yang baru saja selesai melaksanakan upacara bak serbuan mayat hidup bangkit dari kubur, gila banyaknya.

   Silla sampai terdorong ke belakang dan menabrak tembok akibat kerusuhan para manusia yg sudah tidak sabar ingin segera masuk ke kelas masing-masing. Silla memutuskan untuk menunggu sampai semuanya lewat, jadi dia bisa leluasa berjalan menuju kelasnya dengan santai.

   Sambil menunggu, dia sempat melamun. Melamunkan kejadian 2 hari yg lalu, tepatnya hari sabtu saat dia pulang sekolah.

Flashback on

    Di siang hari yg amat terik laksana berada di tengah-tengah gurun Sahara saat sedang musim kemarau (bisa dibayangkan betapa panasnya), Silla berjalan pelan menyusuri trotoar menuju kompleks perumahannya yg masih berjarak kurang lebih 1 km lagi dari tempatnya berdiri sekarang.

   Keringat tak henti-hentinya membanjiri jidat Silla yg nongnong.
Silla memang sudah biasa pulang sekolah dengan berjalan kaki, bukannya gak mampu naik kendaraan tapi ini adalah bentuk upaya dia mengurangi kemacetan dan polusi di negeri ini serta mengurangi penipisan isi dompet akibat ongkos yg digunakan untuk membayar kendaraan umum. Hehehe...ngomong ajh gak punya duit:v

   Saat Silla hendak menyebrang jalan di zebra cross dia melihat nenek-nenek di sampingnya hendak menyebrang jalan juga.

"Nek, nenek mau nyebrang yh?" -Silla

"Iyh cu tolong bantuin nenek nyebrang yh."

"Iyh nek, tunggu lampunya merah dulu."-Silla

   Setelah lampu lalu lintasnya berwarna merah dan kendaraan mulai berhenti, saat itulah Silla menuntun nenek tersebut menuju sebrang jalan. Namun tanpa diduga saat Silla dan nenek tersebut berada di tengah-tengah jalan, tiba-tiba dari arah berlawanan dua orang pengendara motor mengambil paksa tas milik si nenek sehingga nenek tersebut hampir terjatuh tetapi dengan sigap Silla memegangi tubuh nenek agar tidak jatuh.

"Aduuuhh cu tas nenek di copet gimana ini?" nenek itu hampir menangis

Lalu Silla menoleh kearah dua pengendara itu yg melaju sangat kencang.

"Tenang nek, biar Silla yg ngejar. Nenek tunggu disini ajh." kata Silla setelah sampai di sebrang jalan bersama nenek tersebut.

Tanpa pikir panjang Silla langsung berlari menyusul dua pencopet itu.

"Hati-hati cu" terdengar suara nenek meneriaki Silla yg sudah berlari jauh.

Silla tau kemana arah pencopet itu, sebab ini bukan kali pertamanya dia mengalami hal seperti ini jadi dia sudah tau markas mereka.

Silla memilih jalan pintas untuk menyusul para pencopet itu. Bukanlah hal yg sulit bagi Silla untuk bisa menyusul para pencopet itu.

"Heiiii kalian kembaliin tas nenek itu...!" kata Silla lantang saat dia sudah berhasil mencegat dua pencopet itu.

Dua pengendara itupun menghentikan motornya. Kemudian keduanya turun dari motor tanpa melepas helm mereka.

"Lo lagi lo lagi dasar bocah!! Mau jadi so pahlawan lo?!"

"Gua cuma minta tas itu beserta isinya di kembaliin ke pemiliknya!!" kata Silla tegas.

"Langkahin dulu mayat kita berdua."

Tanpa banyak bicara lagi mereka berdua langsung menghajar Silla, berkali-kali mereka melayangkan pukulan dan tendangan kearah Silla dari berbagai arah namun tak satupun dari pukulan dan tendangan mereka berhasil mengenai tubuh Silla. Silla terus saja mengelak, menangkis, bahkan sesekali Silla melayangkan pukulan kearah mereka berdua dan tepat mengenai wajah atau perut mereka sampai mereka babak belur.

Salah satu diantara mereka berdua sudah terkapar di pinggir jalan yg memang sepi, kini tinggal satu lagi yg harus Silla beri pelajaran. Tak membuang waktu lama Silla langsung mengarahkan tendangan T nya kearah lawannya tersebut, hingga orang itu terpental jauh.

"Masih mau lagi kalian nyopet? Gk kasian apa sama si nenek yg tas nya kalian copet? Kalian masih punya hati apa nggak? Coba kalau ibu, istri, anak perempuan, adk perempuan, atau nenek kalian sendiri yg ada di posisi nenek itu gimana? Kalian sebagai laki-laki seharusnya melindungi kami para perempuan, sebab kalian lahir dari rahim seorang perempuan. Maaf bang bukannya saya so ceramahin kalian, tapi saya mohon bang berhenti jadi pencopet, ini udh yg ke berapa ratus kalinya saya ngomong gni ke abang-abang semua masa belum dapet taufik dan hidayah juga sih bang. Kan udh saya bilang kalau misalnya gak mau taubat dan masih mau nyopet, yh pilih-pilih bang. Jangan nyari korban yg sesama rakyat miskin juga tapi nyari korban orang kaya yg pelit, pejabat yg hobby korupsi, atau apa gitu. Tapi satu hal yg harus kalian tau kalau nyopet itu dosa, sebab uang yg di dapat dari hasil nyopet itu haram bang." kata Silla panjang lebar sambil mengambil tas milik si nenek dan memeriksa apakah isinya masih utuh atau tidak. Tapi ternyata masih utuh.

Silla pun meninggalkan mereka berdua yg sudah babak belur dan kembali ke tempat si nenek tadi menunggu.

Tanpa Silla sadari, sedari tadi ada yg membuntutinya dari pulang sekolah sampai sekarang.

"Mereka berdua emang gak berhasil nyopet tas itu,, tapi lo berhasil nyopet hati gua sejak saat pertama gua ketemu lo lagi." pikir orang itu sambil tersenyum manis kemudian kembali membuntuti Silla tanpa sepengetahuannya.

"Ini nek tas nenek, liat dulu isinya nek takutnya ada yg ilang." kata Silla menghampiri nenek itu dengan nafas ngos-ngosan sambil menyerahkan tas berwarna hijau milik si nenek.

"Alhamdulillah cu tas nenek gak jadi di copet, makasih cu makasih banyak. Ini tas nenek isinya penting banget, nenek gak tau lagi gimana nasib nenek kalau gak ada kamu cu. Nenek hutang budi sama kamu cu." kata nenek itu merasa sangat gembira.

"Sama-sama nek ini udh jadi kewajiban Silla buat saling tolong-menolong, nenek jangan merasa hutang budi sama Silla yh nek Silla ikhlas ko bantuin nenek."

"Syukur cu nenek masih bisa ketemu sama orang baik di kota besar ini, kamu baik sekali cu nenek berdoa semoga segala kebaikan mu dibalas oleh yg maha kuasa."

"Alhamdulillah nek, aamiin.."

Flashback off

*****

Hai para pembaca TALS
Gimana ceritanya seru gk?
Bikin penasaran gk?
Siapa sih yg ngikutin Silla?
Cewek/cowok? Baik/jahat?
Vote & commet dong

Sekalian follow ig author
@heniii_nrwhdh17

Save juga wa author
089657157426

Sampai jumpa di part selanjutnya ya

06/12/2018

The Amazing Love Story (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang