Part 16

5 2 0
                                    

"Silla bangun nak, sekarang kan jadwal kamu latihan karate. Ini sudah jam 8 lho." Sudah berkali-kali Grasella mengetuk pintu kamar Silla, namun anak gadisnya itu belum mau keluar kamar juga.

Sebenarnya Silla sudah bangun sejak tiga jam yang lalu, tetapi Silla terlalu malas untuk keluar kamar apalagi keluar rumah. Mungkin untuk hari ini Silla akan izin ke Pak Johan tidak bisa mengikuti latihan karate.

Baru juga Silla mengambil handphone dari atas nakas hendak menelepon Pak Johan, ternyata Pak johan meneleponnya lebih dulu.

My coach calling...

"Hallo pak."

"Sill, sekarang kamu latihan ya. Bapak ada urusan mendadak. Elang juga katanya bakalan telat datang. Ini anak-anak sudah pada nungguin."

"Yaudah pak sebentar lagi saya berangkat."

Baru juga mau izin, sudah disuruh latihan ajah. Gak tahu apa ya kalau gua lagi keserang penyakit 'malas'.

"Sill, kamu sudah bangun atau belum? Sarapan dulu yuk." Grasella berteriak dari dapur.

Silla berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Pipinya masih terasa perih meskipun tak seperih dan semerah tadi malam.

***

Setelah sarapan dan berganti pakaian, Silla pamit kepada ibunya dan berjalan ke teras depan rumah. Tanpa Silla sadari ternyata Bagas sudah menunggunya di depan teras rumah Silla.

"Loh mau latihan karate kan? Gua ikut ya!"

"Sejak kapan loh dan motor loh ada di depan rumah gua? Eh itu wajah loh kenapa? Kok memar-memar?" Silla mendekat pada Bagas untuk memastikan pengelihatannya, namun Bagas memalingkan wajahnya menghindari tatapan Silla.

"Loh berantem ya? Atau loh dikeroyok? Jangan-jangan loh ikutan tawuran ya?"

"Gua gak kenapa-napa, cepetan naik!"

"Gak mau! Gua mau tahu itu wajah loh kenapa memar-memar?!"

"Kalau gua gak mau ngasih tahu gimana?"

"Yaudah gua gak mau ketemu loh lagi!"

"Loh ngancam gua?!"

"Nggak."

"Gua berantem."

"Sama siapa?"

"Bukan urusan loh!"

"Kok loh gitu sih?"

"Gitu gimana? Loh juga gak mau ngasih tahu gua kan siapa yang sudah nampar pipi loh."

"Tapi kan itu bukan urusan loh."

"Yaudah ini juga bukan urusan loh."

"Susah ya ngomong sama pamvire kayak loh."

"Oke, jangan ajak gua ngomong. Cepet naik."

"Lho kalian belum berangkat?" Suara Grasella mengagetkan Bagas dan Silla, buru-buru Silla menaiki motor Bagas.

"Ini juga sudah mau berangkat."

"Kita berangkat dulu ya tante."

"Hati-hati."

***

Sesampainya di tempat latihan, Bagas dan Silla segera bergabung dengan yang lainnya.

"Oke temen-temen dikarenakan Coach tidak dapat hadir pada latihan karate hari ini, jadi saya yang akan menggantikan beliau. Tapi sebelumnya saya juga akan memperkenalkan teman baru kita." Silla meberi instruksi "Pamvire, cepet kenalin diri loh." Bisik Silla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Amazing Love Story (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang