(Biasakan Vote dulu sebelum membaca🙏)
-
-
-
-
-
-
-*******
Sekarang ini murid-murid yang ada di sekolah ini sedang mempersiapkan untuk acara bazaar events. Mereka sangat antusias dengan acara ini begitu juga dengan siswa-siswi kelas 12, mereka diperbolehkan untuk melakukan kegiatan itu karena mengingat ini adalah bazaar events terakhir mereka
Siswi-siswi kelas 12 sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk di dekor nantinya. Mereka terlihat sangat sibuk.
"Halo?
"Dimana kamu?"
"Di kelas, kenapa?"
"Makan siang, aku jemput, diam disana"
"Tapi aku masih belum selesai!"
"Gak terima penolakan, aku jemput"
"Han!!--"
Begitulah akhir dari panggilan mereka berdua. Ngomong-ngomong Ryhan dan Alena sudah kembali bersama lagi, tapi mereka mempunyai masing-masing satu syarat.
"Aku akan beri tahu kamu, tapi tolong jangan paksa aku"
Lalu Alena..
"Aku tidak akan memaksamu, tapi aku minta untuk jangan bersikap terlalu posesif"
"Aku akan mencobanya.."
Ryhan bilang ia akan mencobanya, tapi pada kenyataanya ia tidak bisa. Ia masih suka mengganggu semua laki-laki yang dekat dengan Alena, itu sempat membuat Alena jengkel sebenarnya, tapi Alena masih bersikap wajar karena ia masih menunggu waktu yang tepat.
"Len! Len! Cowo lo tuh, dari tadi dia depan pintu" bisik siswi yang ada disamping Alena sambil menyenggol tangan Alena
"Gak denger" Jawab Alena sambil menutup kedua telinganya lalu ia kembali bersikap seolah-olah sedang sibuk
Dari kejauhan Ryhan tersenyum kecil melihat tingkah Alena yang seperti itu dengan posisi menyandar kesamping dan satu tangan dimasukkannya kedalam kantong celananya.
"Len! Samperin sana, serem tau gak liatnya, mana senyum-senyum sendiri lagi" Moly bergidik ngeri melihat Ryhan yang sedang bersandar di pintu
Alena melihat sekilas Ryhan lalu ia menyambar ponselnya dengan kasar dan mengirimkan pesan kepada Ryhan.
"Ngapain kesini!? Kan dah dibilang aku belum selesai!?"
"Kamu gak sibuk, aku tahu. Kesini atau aku yang jemput"
"Males jalan, udah lah kamu makan sendiri aja sana"
"Oke aku kesana" Ryhan berjalan perlahan masuk kedalam kelas Alena lalu menarik tangan Alena keluar kelas.
"Han, Aku belum laper tau gak!" Alena tiba-tiba melepaskan genggaman Ryhan dan melipat kedua tangannya.
"Nanti kamu maag sayang, udah yaa aku capek setiap hari debat terus sama kamu" Ryhan mencubit pipi Alena gemas lalu menarik tangan Alena kembali.
Kalian tahu keadaan Alena sekarang? Pipinya memerah, ia sengaja menghadap kesamping dan berharap Ryhan tidak mengetahuinya. Seperti ada kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya, sebelumnya ia belum melihat Ryhan yang bersikap hangat setelah kejadian itu. Biasanya Ryhan selalu bersikap dingin dan memantau Alena dari kejauhan. Karena saat itu hubungan mereka sedang dalam bahaya. Alena dengan sikap keras kepalanya, Ryhan dengan sifat egois dan posesifnya, tidak ada akan habisnya.
Tapi semua sudah mulai pudar, biang masalah--Ribka menjauhkan diri dari sekolah, ia memilih untuk homeschooling entah kenapa ia lebih untuk menjauhkan diri dari dunia luar, seperti ada sesuatu yang terjadi padanya.
********
Matahari mulai menenggelamkan wujudnya, dan bulan pun mulai menampakkan dirinya. Seorang perempuan sedang duduk di sofa ruang tamunya sambil memegang sebuah botol yang berisi cairan keras. Keadaannya berantakan, sampah-sampah berserakan, benar-benar kacau.
Pintu rumah itu terbuka dan menampakkan seorang wanita tua yang sedang membawa dua kantong belanjaan. Wanita tua itu terkejut bukan main saat melihat keadaan yang ada di depan matanya.
Wanita tua itu lari ke arah perempuan itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh perempuan itu
"Non! Astaga, kenapa nona bisa begini?!"Tidak ada jawaban, perempuan itu berteriak lalu memecahkan botol yang ada digenggamannya dan serpihan kaca botol itu mengenai kaki wanita tua itu. Lalu ia menangis melihat wanita tua itu mengeluarkan cairan merah yang cukup banyak.
"Bi- bi, Rib-ka gg-ak seng-ajj-a" Ya, perempuan itu adalah Ribka. Ia segera mencari kotak P3K lalu mengobati kaki wanita tua itu.
"Bibi gak apa-apa non. Bibi yang mengkhawatirkan nona, ada apa dengan nona?" Tanya wanita tua itu sambil membantu Ribka yang sedang berusaha mengobati kaki wanita tua itu.
Tangannya terhenti seketika.
"Bibi tau semuanya kan, jangan bohong sama Ribka" Ucapnya dan menatap pembantunya"Non-a Rib-ka ta-hhu?" Dengan nada yang bergetar wanita tua itu kembali menanya
"Ribka mohon bi, Ribka gak akan marah sama bibi. Apa semuanya benar?!" Dengan nada yang meninggi Ribka bertanya membuat wanita tua itu semakin bergetar
"Iy-a non, tapi bibi hanya disuruh untuk tidak memberitahu Nona Ribka karena mereka tidak ingin nona frustasi" Jawab wanita tua itu sambil menangis
Mendengar pernyataan itu membuat Ribka semakin menangis, ia masuk kedalam kamarnya dan melempar semua figura-figura disana. Ia benar-benar kacau sekarang, ia tidak punya siapa-siapa lagi, setidaknya masih ada ada bi sum yang akan menemaninya.
Ia semakin terpuruk dalam kesedihan itu, disatu sisi ia kesal kenapa bi sum harus membohonginya dengan alasan bahwa mereka pergi untuk menemui klien mereka.
Dan di sisi lain ia sedih, karena ia tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya telah meninggalkan Ribka untuk selamanya...
Kenapa Tuhan tega membuat semua orang untuk menjauhiku bahkan meninggalkanku sendiri
*******
Akhirnya bisa up lagi ditengah-tengan kesibukan:v. Part sengaja aku buat panjang untuk menebus kekesalan kalian karena sudah digantung😉.
Nantinya cerita ini bakalan aku revisi, jadi prolog akan lebih rapih dan lebih panjang pastinya dan semua typo" pun akan aku hilangkan trus bahasa" yang menurutku tidak baku atau kurang efekfif akan ku ganti supaya enak dibacanya nanti 😊😊
{ VOTE is FREE }
-Car
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Boyfriend🌟
Teen Fiction"Remember, she's MINE!" "Touch her, wanna die?" -R #HappyReading #SlowUpdate