#15

331 23 2
                                    

Cia membuka pintu apartemennya. Tubunya sangat  lelah hari ini, karena ia sempat mengikuti ekskul dance di sekolahnya setelah pulang sekolah tadi.

Cia melempar tasnya ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Felicia..." Cia yang memejamkan matanya pun terbuka kembali, menoleh ke sumber suara. Cia sangat mengenali suara yang memanggilnya barusan.

"MAMAAAA" Cia menyosor memeluk Yoana dengan erat.

"Ma, mama udah keluar dari rumah sakit? Kok mama gak bilang-bilang sama aku ma"

Yoana terkekeh pelan, "kalo mama kasih tau kamu, bukan suprise dong namanya".

"Alhamdulillah banget mama udah sembuh.. aku seneng bangeettt" Cia semakin erat memeluk Yoana.

"Oh iya, bang Felix mana?" tanya Cia

"Abang kamu lagi istirahat di kamarnya. Dia kecapekan jagain mama di rumah sakit, lagipula lusa nanti abang kamu balik ke London" jawab Yoana sambil mengusap pucuk kepala Cia.

"Ha?! Mau balik London??? Yahhh" Cia tertunduk lesu.

"Kan abang kamu belum selesai kuliah disana. Nanti kalo udah selesai, bang Felix kan pulang lagi ke Indo"

"Ma,mulai sekarang mama tinggal di apartemen ku aja ya" pinta Cia menatap Yoana lekat-lekat.

Cia tidak ingin jauh dari mamanya lagi. Cukup bagi gadis itu untuk jauh dari papanya, apalagi sekarang ini abangnya masih harus kuliah di London.

"Kenapa gak tinggal di rumah mama aja?" Yoana bertanya balik.

Cia menggeleng, "aku mau tinggal di apartemen dulu ya ma.. soalnya jarak sekolah aku dari sini lumayan deket, kalo dari rumah mama tuh agak jauh".

"Yaudah deh iya, mama turutin kemauan kamu aja".

***

Keesokan harinya...

Bu Susy dan Pak Hardi menjalankan ritualnya hari ini. Mereka berdua mengelilingi kelas 12 untuk mengecek rambut para siswa. Sebut saja hari ini adalah hari penyitaan.

Tak hanya murid laki-laki yang di periksa, namun murid perempuan juga.

Semua murid kelas 12 pada lari ketakutan saat akan di periksa oleh kedua guru ini. Dengan melihat Pak Hardi yang senantiasa membawa benda keramatnya yaitu tongkat panjang , serta bu Susy yang membawa gunting tajam, membuat siswa-siswi ngacir entah kemana perginya.

"HEY WENDI ITU RAMBUT KAMU TOLONG DI POTONG YA! ITI RAMBUT APA JAMBUL KECOA" teriak Pak Hardi yang sedikit menjambak rambut Wendi.

"CITRAA! ITU BAJU SAMA ROK KAMU PENDEK SEKALI. KAMU GAK PUNYA UANG BUAT BELI BAJU? KO PAKE BAJU KURANG BAHAN BEGITU"

"INI INI KELASNYA DI BERSIHKAN! JANGAN SAMPAI ADA KOTORAN"

Saat ada beberapa murid yang nencoba kabur dengan cara mengendap-endap di belakang pak Hardi, sepasang mata pak Hardi yang sangat tajam seperti elang pun melihat murid-murid itu. Dengan sigap, pak Hardi langsung menarik kerah baju dan membawa murid-murid itu ke lapangan. Memang, usia Pak Hardi sudah terbilang cukup tua. Akan tetapi, ketajaman mata dan kelincahan gerakannya belum juga memudar.

Mungkin, inilah yang disebut sebagai 'The Power of Guru Tua'.

Disisi lain, bu Susy juga melakukan hal yang sama seperti pak Hardi.

"SETYOOO RAPIHKAN BAJU KAMU!"

"Iyaa buuuu"

"FITO BERHENTI MAIN GAME! Bukannya merapihkan rambut dan pakaianmu, kamu malah asik main game salon-salonan barbie lagi!" omel Bu Susy memergoki Fito yang asik main game di sudut kelasnya.

Jomblo Squad (4Serangkai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang