#18

298 15 0
                                    

Seperti biasa, Elle datang sangat pagi untuk melakukan ritualnya di sekolah. Ya! Ritual menyimpan sekotak cokelat di bawah loker Nico.

Begitu ia sudah berada di ambang pintu kelas Nico, ia langsung menghentikan langkahnya dan tercengang ketika melihat Cia yang sudah berada di kelasnya.

Elle mematung ditempat. Refleks, cokelat yang dipegangnya tadi ia sembunyikan di balik pinggangnya.

Elle memundurkan langkahnya, berancang-ancang untuk pergi dari kelas Nico.

"Tunggu!" Seru Cia sedikit meninggikan suaranya.

Elle menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan menatap Cia dengan cengiran yang terpampang di wajah menornya.

"Eheheh...Cia"

"Ngapain disitu?" tanya Cia yang memperhatikan setiap gerak-gerik Elle. "Mau naruh cokelat ke loker Nico? Sini taruh aja, mumpung orangnya belum datang" lanjut Cia sedikit berbisik diselingi dengan senyum manisnya.

Tanpa berpikir panjang, Elle melangkahkan kakinya menuju meja Nico. Gadis itu tersenyum senang sembari menaruh cokelat beserta sepucuk surat di loker Nico.

"Lo rajin banget sih bikinin cokelat buat Nico, tapi ujung-ujungnya Nico malah maki lo" ujar Cia pada Elle.

"Hehe, inikan karena gue udah terlanjur sayaaaanggg banget sama Nico. Lo tau sendirikan, gue udah ngejar dia dari kelas 1 SMA !" seru Elle di akhir kalimatnya.

Cia terkekeh pelan, lalu menepuk pundak Elle. "Lo yang sabar ya! Suatu saat Nico pasti buka hatinya buat lo".

"Okee Cia, makasih ya! Gue jadi malu nih" Elle mengulum senyum. "Kok lo tumben sih pagi banget dateng ke sekolah? Biasanya bareng sama geng lo" tanya Elle.

"Iya, soalnya hari ini gue piket. Sengaja gue dateng pagi karena kelas tuh masih sepi, jadi gue enak bersihinnya. Kan belum ada orang-orang" jelas Cia, Elle hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Okelah kalo gitu! Gue balik ke kelas dulu ya...salam buat Nico" Elle melambaikan tangannya dan berlalu begitu saja meninggalkan Cia sendirian di kelasnya.

***

Elle berjalan menelusuri koridor dengan senyum yang merekah di wajahnya. Gadis ini memang cantik, tapi entah mengapa wajahnya selalu dilapisi dengan make up yang cukup tebal sehingga menutupi kecantikan alaminya.

Gadis itu terus berjalan dengan senandung yang melantun merdu dibibirnya. Tangannya sibuk memainkan beberapa helai rambut panjangnya yang sengaja ia cat berwarna cokelat terang. Betapa senang hatinya hari ini setelah memberikan cokelat untuk sang pangeran.

Brukk!

"Aww..." ringis Elle kesakitan ketika tubuhnya terjatuh ke lantai.

Entah disengaja atau tidak, kini dua orang gadis cantik tengah berdiri dihadapan Elle sambil menatapnya dengan sorot mata yang tajam.

Tanpa rasa bersalah kedua gadis yang bername tag  Vanda Arrisa dan Meyra Widyana Moye itu menertawakan Elle yang masih tersungkur dilantai, kemudian salah satu dari mereka menjambak rambut Elle dengan kasar membuat Elle kesakitan.

"Heh Cewek jablay! Lo gak usah sok cari cari perhatian sama Nico ya!" geram gadis itu menjambak Elle sangat kuat. Menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.

"VANDA LEPASIN! SAKITTT" jeritan Elle terdengar cukup keras di koridor. Beberapa siswa yang lewat di koridor itu hanya menatap Elle dengan kasihan, tapi tak ada satupun yang berani menolongnya. Karena, jika ada yang berurusan dengan Vanda dan Meyra, tamatlah riwayat mereka semua.

Jomblo Squad (4Serangkai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang