Bab 8

3.4K 113 13
                                    

"Apa kau tak berpikir Alex dan Justin itu terlihat tampan?" Kate menanyakan hal tak penting padaku saat memulai siftku ditempat kerja. "Mereka benar-benar hebat!" pujinya dengan senyum yang mengembang.

"Uh, ya ...". Gumamku. tidak. mereka tidak ... Oke mereka mungkin cukup tampan, tapi hanya sedikit. Oh apa sih yang kau katakan Felin? mari kita realistis di sini, mungkin Alex lebih baik daripada Justin. Yah walaupun aku tidak tahu apa dia cukup baik dari pada sibrengsek itu. Karena aku juga belum tahu kepribadian yang ia miliki. Tapi jika dilihat dari hari Jumat kemarin, ia tampaknya berperilaku lebih baik dan lebih normal ketimbang Justin. Jadi kurasa tidak ada seorangpun yang dapat menandingi sifat brengseknya Justin. Ya kurasa begitu.

"Seharusnya mereka lebih sering datang kesini..!!" Keluh Kate sambil menghela napas bosan. "ini sangat menyebalkan karna mereka hanya muncul pada hari Jumat saja". Ucapnya seperti putus asa dan membuat wajah melamun sambil mengistirahatkan sikunya dimeja. Sepertinya pikiran Kate sudah melambung entah kemana.

Mungkin aku bertolak belakang dengan apa yang dikatakan Kate. Aku malah berharap tidak akan pernah melihat mereka lagi. Maksudku begini, aku hampir melihat mereka setiap hari di sekolah, jadi tidak perlu melihat mereka diluar sekolah lagikan?.

"Baiklah. Aku akan pergi bekerja dulu" pamitku pada Kate saat melihat pelanggan masuk kedalam cafe. Kemudian pergi kekursi mereka dan menyerahkan daftar menu.

Mungkin aku harus mencari pekerjaan paruh waktu yang lain. Kerja disini terlalu aneh bagiku. Aku tidak bisa berurusan dengan seorang pekerja yang jatuh cinta dengan anak bosnya dan juga sahabatnya. Dan terlebih lagi, aku malas melihat wajah Justin setiap hari Jumat. aku muak liat wajahnya. mulai dari sekarang kurasa hari jumat merupakan hari tersial untukku.

Suasana cafe hari ini lumayan ramai. Tapi aku lebih suka bekerja seperti ini, di mana itu sibuk namun tidak sibuk. Ini salah satu dari hari kerjaku yang tidak hanya tinggal berdiri saja tanpa melakukan apapun. Bahkan aku juga tidak keberatan melakukan tugas Kate. Ini membuat waktu berjalan begitu cepat dan aku menyukai itu.

Ok. Sekarang waktunya untuk pulang. Tapi sebelumnya aku terlebih dulu keruang ganti untuk menganti seragamku lalu kembali ke depan cafe.

"Apa sudah selesai?" Ben, rekan kerjaku yang sakit pada hari Jumat lalu bertanya padaku. Dan aku mengangguk dengan senyum tipis. "Terima kasih banyak karna kau telah mengganti sift'ku pada hari Jumat kemarin Felin"

"Tidak apa-apa. Aku senang karna kau sudah merasa lebih baik." jawabku lalu melambaikan tangan bye padanya sebelum berjalan keluar dari cafe.

Cuaca malam ini terlihat lumayan dengan langit suram dan angin dingin. Ini bahkan cukup dingin untuk melihat napasmu sendiri di depanmu. Aku benci cuaca seperti ini. Denggusku lalu berjalan menuju kehalte bus.

"Hei!" Aku mendengar seseorang memanggilku. Aku berbalik untuk melihat siapa orang itu. Oh Tidak. itu adalah Justin. Apa yang dilakukannya disini? Bagaimana dia tahu aku ada di sini? well, sepertinya aku benar-benar lupa, siapa sahabatnya.

"Heeei!". Aku mendengarnya berteriak lagi, tapi aku mengabaikannya dan terus berjalan. "Hei!" teriaknya lagi lalu aku mendengar dia berjalan kearahku. Dan sebelum aku tahu itu, dia sudah berada tepat di depanku menghadang jalanku. "Itu tidak sangat baik mengabaikan orang yang sedang memanggilmu"

"Apa yang kau inginkan?" Tanyaku tanpa melihatnya. Aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan dia sekarang. Aku lebih suka pulang kerumah, makan malam, mandi air hangat, dan berbaring pulas ditempat tidurku.

"Aku hanya ingin bicara denganmu." Hah? jadi dia menungguku hanya untuk berbicara denganku? Apa maksudnya ini? Serius, apa yang dia inginkan brengsek ini dariku?

Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang