BAB 7

2.8K 122 5
                                    

"Felinnn!" samar-samar aku mendengar Kely berteriak memanggilku. Perlahan aku membuka mata dan terlihat secercak cahaya matahari mengintip melalui tirai jendela kamar tidurku. Jam berapa sekarang? Aku masih merasa begitu lelah. Aku merenggakkan tubuhku sambil menguap. Aku melirik jam yang ada disamping tempat tidurku. .07:20. Ini pasti bercanda. Kenapa Kely bangun sepagi ini diwaktu hari libur begini?

"Felinnnnn!" teriaknya lagi.

"Ada apaaaaa?!" balasku teriak ke arahnya.

"Apa semua ini?" tanyanya. Akupun melihat apa yang dia pegang. Itu adalah jaket Justin yang  dipinjamkannya kemarin malam. Aku rasa Kely juga sudah melihat benda mahal yang ada disakunya. Karena jam tangan Rolex sudah berada di tangan yang satunya lagi sekarang. "Apakah ini milik seseorang yang ada dipikiranku?". Tebaknya dengan mengerutkan alis.

"Ya, itu milik Justin" Gumamku. Aku belum sepenuhnya terjaga dan mungkin saja aku bisa tertidur kembali setiap saat. "Apa yang kau lakukan sepagi ini Kely?" gerutuku sambil menggaruk kepalaku

"Aku ingin pergi bekerja" jawabnya. "Tapi lupakan itu. Apa yang terjadi denganmu semalam? Jam berapa kau pulang? Bagaimana bisa kau mendapatkan barang-barang milik Justin?". Kely menyerbuku dengan berbagai macam pertanyaan.

Ok. Jujur, aku tak mengingat pukul berapa sampai dirumah kemarin malam. Semua yang aku ingat hanya perasaan lelah. Aku hanya mengingat makan malam yang disimpan ibu untukku diatas meja. tapi aku tidak sempat memakannya jadi hanya menyimpannya ke dalam kulkas. memang benar aku kelaparan, tapi aku tidak punya tenaga lagi untuk mengangkat sendok kemulutku. Aku hanya ingin cepat-cepat merebahkan tubuhku dan tidur pulas. Tapi sebelumnya aku berhasil masuk ke kamar mandi dan keluar dalam keadaan utuh, lalu bersiap-siap untuk tidur dan disinilah aku sekarang. Aku bahkan tidak ingat dimana melemparkan jaket Justin kemarin malam. Aku rasa telah meninggalkannya dilantai bawah ruang tamu disofa, atau mungkin hanya membuangnya ke lantai bersama tasku? ok, Apa pun...aku tidak berpikir semua itu benar-benar penting sekarang.

"Tidak ada yang terjadi di antara kami. Aku hanya bertemu dengannya kemarin ketika sedang bekerja, kemudian berbicara sebentar. Karena cuaca kemarin malam cukup dingin sehingga membuatku menggigil, jadi dia memberiku jaket.". Jelasku.

Kurasa aku tidak ingin berbicara mengenai Justin di pagi hari ini. Dan tak terlebih lagi itu mengingatkanku kembali bahwa dia ingin mengujiku! Arrrrggh, dasar bajingan ...!!!

"Memberi? kau tidak mengembalikannya?" tanyanya lagi dengan kebingungan.

"Ini persis dengan apa yang dia katakan, memberi." tekanku.

"Kau bercanda kan?" serunya seakan tak percaya. Dan aku hanya berguling di tempat tidurku membungkus diriku dalam selimut. "Apakah Justin benar-benar memberikan ini?"

"Ya, tapi aku akan mengembalikan semua itu pada hari Senin nanti" Gumamku lalu menarik selimut di atas kepalaku karna matahari terlalu terang di luar sana, dan aku hanya ingin tidur di akhir pekan ini.

"Apa? Mengapa? inikan diberikan untukmu,, !! Dan ini mungkin adalah pertama kalinya kau benar-benar berbicara dengannya kan?". Tidak. Ini bukan kali pertama kita berbicara. Tapi Kely tidak perlu tahu itu.

"Berhentilah bertanya Kely dan biarkan aku tidur sekarang." kataku dari bawah selimutku.

"Tapi apakah kau tahu berapa harga dari semua barang ini?!"

"Ya aku tahu!!. Tapi percayalah Kely, aku rasa hal terbaik untuk dilakukan adalah mengembalikannya. Kau harus mendengar apa yang dia katakan ketika ia memberikannya itu kepadaku"

"Memangnya apa yang dia katakan?"

"Dia mengatakan bahwa aku harus mengambilnya karena aku mungkin membutuhkannya. Jadi, bukankah itu berarti dia mempunyai maksud tertentu?!" Aku melemparkan selimutku keluar hingga bisa bernapas lebih lega. Hanya memikirkan hal itu lagi, itu membuatku jengkel dan marah. Dia pikir, dia itu siapa? Berani-beraninya mengujiku?

Rich ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang