"Harry. Aku mencarimu kemana mana ternyata disini. Ada apa?". Harry yang menyadari keberadaan Taylor didepannya hanya menatapnya lekat. "Harry,".
Apa benar aku mencintai wanita ini?
"Isshh kau ini.". Taylor langsung mendorong kursi roda Harry tanpa permisi.
"Eh eh eh.. Apa apaan ini.". Harry terkejut.
"Kita tidak punya waktu untuk melamun. Okey. Kita harus membahas hasil pemeriksaanmu.". Ada sedikit rasa gugup di diri Harry.
Mereka pun memasuki ruang kerja Taylor. Harry terus menatap Taylor dengan lekat. Mencari jawaban dari semua kegalauannya. Sedangkan Taylor masih sibuk dengan amplop cokelat besar yang ada dimejanya kini. Ia membukanya dan mengeluarkan hasil Roentgen kaki Harry.
"Hem.. Harry, apa kau siap?". Tanya Taylor. "Jika kau melamun lagi aku akan menyumpalkan cabai merah dimulutmu.". Ancam Taylor. Harry melebarkan matanya.
"Beraninya kau. Kau pikir kau siapa?". Balas Harry.
"Aku doktermu. Dan tidak ada pasien yang bisa membantah perintah dokternya.". Balas Taylor.
"Aku bisa melakukan apapun yang ku mau. Tak seorangpun boleh mengaturku.". Tegas Harry.
Sebenarnya ada apa dengan Harry? Dia berbeda sejak ku tinggal diruang lab tadi. Apa sesuatu yang buruk terjadi?
"Cepat baca hasilnya.".
Apa ini ada hubungannya denganku atau Calvin? Astaga mana mungkin. Aku terlalu percaya diri. Lagipula untuk apa Harry memikirkanku.
"Hey dr. Swift.".
Wajahnya juga terlihat basah. Apa dia barusaja menangis?
"Baiklah sepertinya kita akan makan siang dengan cabai merah bersama sama kali ini.". Ujar Harry agak keras membuat Taylor tersentak.
"Ehh.. Emm a...apa kau bilang?".
"Kau melamun dr. Swift. ". Taylor menunduk.
Shit. I'm swallowing my pride.
"Apa? Tidak.. Aku tidak melamun. Aku hanya..hanya sedang berkonsentrasi membaca hasil lab mu. Ekhem oke baiklah. Kita mulai. Harry, kau siap?". Harry mengangguk. "Kita mulai dari... ". Taylor menghentikan kalimatnya karena Harry terus menatapnya. Membuatnya salah tingkah.
"Go on.". Kata Harry.
"Emm ya. Jadi..jadi dimulai dari.. Emm kakimu. Oh bukan, maksudku, jari kaki dan pergelangan kakimu dan...dan.. ".
"Cmon dr. Swift aku tak bisa memahami apa yang kau katakan.".
Bagaimana aku bisa fokus jika sedari tadi kau terus menatapku sialan.
"M.. Maaf. Oke kita mulai dari awal. ".
Mata itu. Kenapa begitu mengintimidasiku. Apa yang dia mau.
"dr. Swift... ".
Taylor menarik napas panjang lalu melanjutkan penjelasannya.
"Baiklah langsung intinya saja.". Taylor membaca hasil foto kaki Harry. Dia tersenyum sumringah. "Secara keseluruhan hasilnya cukup bagus Harry.". Harry terus menatap Taylor lekat.
Senyuman dan bibir itu. Aku sangat menyukainya.
"Beberapa sendimu mulai menunjukkan pergerakan. Kau harus banyak makan protein dan vitamin untuk mempercepat pemulihanmu.".
Mata itu sangat indah. Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya selama ini.
"Kau harus banyak melatih pergerakan jari kakimu. Kita akan lebih giat terapi setelah ini.".
KAMU SEDANG MEMBACA
STYLE [HAYLOR]
FanfictionNamaku Taylor Alison Swift, aku seorang dokter yang bermimpi menjadi seorang penyanyi, dan aku mencintai salah satu pasienku. Aku terlalu naif untuk mengakuinya sehingga aku hanya bisa memendamnya. Entah sampai kapan?