Aku begitu tolol. Ya. Kuakui itu. Kenapa? Setelah sekian lama aku tidak tau rasanya jatuh cinta kini aku kembali merasakannya. Cih menjijikkan. Aku sangat benci mengakui kini aku tengah seperti orang gila yang sedang mendambakan seorang gadis.
Entah sejak kapan perasaan ini muncul. Semuanya begitu tiba tiba dan tak kuduga. Rasanya aku sangat ini menikahinya sekarang juga. Sial. Tahan Styles.
Lupakan tentang curhatan sampahku. Sekarang aku akan memberinya sedikit kejutan. Aku akan datang ke apartment nya. Aku bangun lebih pagi untuk ini. Jujur aku malas tapi demi Taylor it's oke.
"Sialan. Kaki bodoh ini.". Aku meraih tongkatku disandaran meja lalu berusaha berdiri.
Aku merutuki nasibku yang harus bertahun tahun hidup dalam kelumpuhan. Tapi setidaknya adanya tongkat ini sudah lebih baik daripada harus kemana mana dengan kursi berjalan itu. Dan sebentar lagi aku akan berjalan lagi. Harus.
Aku akan kesana tanpa membawa apapun? Tentu saja tidak. Sebuah bucket bunga sengaja ku beli untuknya. Sedikit berlebihan? Aku tidak peduli. Setidaknya ini bukan ideku. Tapi Selena. Ya. Dia sudah banyak membantuku untuk lebih dekat dengan Taylor dan memberitahu ku cara memperlakukan wanita. Meskipun aku belum jujur pada Taylor tentang siapa Selena. Anyway tidak sekarang.
Sampainya di apartment Taylor aku tidak langsung masuk. Meskipun aku bisa saja masuk sesuka hatiku karena aku tau passwordnya.
Aku menekan bel beberapa kali dan menunggu dia membuka pintu. Dan tak lama kemudian pintu pun terbuka menampakkan seorang wanita yang sangat cantik dan tinggi semapai. My type of course.
Aku tersenyum simpul. Begitupun dengannya.
"Harry?".
"Morning dr. Swift.". Sapaku.
"ck. Tak perlu basa basi ayo masuk.". Aku masuk mengikuti nya dari belakang.
Dia berlalu ke dapur sementara aku berdiri menyender di etalase kecil di sudut ruang tamu. Aku menunggunya sambil bersiul. Aku memandangi setiap bingkai foto yang dipajang rapi diatas nakas. Foto masa kecilnya. Dan tunggu, sebuah foto yang berada di paling ujung membuatku penasaran untuk melihatnya lebih jelas. Akupun mendekat dan mengambil foto itu.
Taylor dengan seorang pria?
Siapa pria ini. Saudaranya? Sahabatnya? Atau siapa? Mengapa mereka terlihat begitu dekat?
Sial. Ada apa denganku. Dadaku terasa sesak sekali. Ku kembalikan foto itu ditempatnya namun karena posisinya yang tidak benar membuat bingkai foto itu terbalik. Aku kembali menatapnya. Ada sebuah tulisan dibalik foto itu.
Aku menarik napas dalam sebelum kembali meraih foto itu lalu ku baca tulisannya.
I miss you. I'm still waiting for you.
What the fuck!!
Siapa pria ini. Apa hubungannya dengan Taylor. Kenapa Selena tidak pernah memberitahu apapun tentang nya padaku. Brengsek.
Aku melempar foto itu ke lantai hingga bingkainya hancur berkeping. Aku tidak peduli Taylor akan marah. Aku sudah tidak sanggup menahan emosiku lagi.
Ku injak injak foto itu dengan tongkatku.
"HARRY! Astaga apa yang terjadi?". Taylor menghampiriku dan mengusap wajahku. Aku hanya diam. Sampai akhirnya dia melihat kebawah dan melihat serpihan bingkai dan sebuah foto yang sudah kusut karena ku rusak. "Oh God. ". Taylor berjongkok dan memunguti bingkai kaca yang berserakan itu.
"SIAPA PRIA ITU!".
"Aaaww.".
Sentakanku membuat Taylor terkejut dan terluka. Sial. Apa yang sudah ku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STYLE [HAYLOR]
FanfictionNamaku Taylor Alison Swift, aku seorang dokter yang bermimpi menjadi seorang penyanyi, dan aku mencintai salah satu pasienku. Aku terlalu naif untuk mengakuinya sehingga aku hanya bisa memendamnya. Entah sampai kapan?