[2]

123 28 18
                                    

Fabulously Sweet
.
.
.

      Mentari pagi menyapa dengan sinar hangatnya. Burung-burung berkicau seolah membangunkan kedua insan yang tengah terlelap.

     "Akh! Kenapa perutku terasa berat?" ucap seorang wanita yang masih memejamkan matanya, Kanaya.

     Seseorang yang ada di samping Kanaya semakin mengeratkan pelukannya membutuhkan kehangatan. Mereka berdua tidak sadar bagaimana mereka tidur. Mereka saling berhadapan satu sama lain. Dan tak lupa pelukan hangat di perut Kanaya.

     Seakan tersadar ada yang aneh, Kanaya perlahan membuka matanya. Dia melotot terkejut dan berteriak, "Aaaaaaaaa! Kau! Apa yang kau lakukan!!!!!!!!!!"

     Kanaya terus memukul kepala orang itu membabi buta, yang tidak lain adalah pria asing semalam. Sedangkan pria itu meringis kesakitan, seseorang telah mengganggu tidur indah nya.

     "Siapa sih?" ucap pria itu dengan suara serak membuat Kanaya tertegun sejenak.

     "Demi Tuhan! Aku telah melakukan sebuah kesalahan! Seharusnya aku membuangnya ke got. Seharusnya aku tidak menuruti hatiku," geram Kanaya.

     "Ada apa sih? Kenapa?" tanya pria itu belum sadar.

     "Ada apa-ada apa! Hei pria tidak tahu diri! Apa yang telah kau lakukan kepadaku semalam hah?! Kau memanfaatkan kebaikanku? Ngaku!" ucap Kanaya menahan amarah.

     "Aku tidak mengerti," ucap pria itu santai. Sepertinya dia masih terbawa mimpi indahnya.

     "Hei! Sadarlah kau pria gila! Kenapa kau tidur denganku hah?! Bukankah kau tidur di sofa?!"

     "Oh itu," ucap pria itu sambil mengingat.

     Sebenarnya, di saat pria asing itu merasakan jantung berdebar kencang. Dia kalang kabut, tak tahu apa yang harus dilakukan. Ditambah lagi, Kanaya menggeret tangannya hingga ia tergeletak di samping Kanaya. Karena hawa yang dingin, pria itu enggan untuk kembali tidur di sofa. Lebih baik tidur di kamar Kanaya.

     "Sebaiknya kau pergi sekarang juga atau aku akan telepon polisi," ucap Kanaya tajam.

     "Wanita aneh! Kau mengganggu tidur indahku," gumam pria itu.

     "Apa?!" tanya Kanaya ketus.

     "Tidak-tidak. Aku akan per-"

      Ucapan pria itu terputus oleh bunyi bel. Kanaya segera bangkit untuk melihat siapa yang datang.

     "Sebentar," teriak Kanaya.

     "Kau tunggu disini! Jangan kemana-mana. Awas saja! Aku akan melaporkanmu ke polisi," ucap Kanaya memperingatkan.

     "Siapa?" tanya Kanaya.

     "Kanaya," ucap seseorang yang datang. Dia memeluk Kanaya erat. Kanaya yang di peluk itu pun terkejut dan bahagia.

     "Jio? Jiooooo" ucap Kanaya semakin mempererat pelukannya.

     "Aku datang, Sweetheart,"

Fabulously SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang