Fabulously Sweet
.
.
.Hujan semalam masih belum reda. Namun tak bergitu sederas kemarin. Manusia berbeda gender itu masih bergemul di dalam selimut. Mereka enggan untuk bangun, mereka masih menikmati kehangatan yang nyaman.
"Engh... "
Erangan terdengar cukup panjang, pria asing itu membuka kelopak matanya. Ia merasa seseorang memeluknya erat. Ia menoleh dan mendapatkan Kanaya tertidur nyenyak sambil memeluknya. Pria asing itu tersenyum kecil sambil mengusap rambut Kanaya.
"Kau sangat polos, Nona. Maaf karena dulu aku sempat mencurigaimu. Mungkin kau menganggapku orang yang menyebalkan,"
"Sepertinya aku harus pergi. Sebelum kau marah-marah melihatku disini. Walaupun kau yang memintanya, ha ha ha," ucapnya sambil sesekali mengelus pipi Kanaya yang lembut seperti bayi.
Kanaya yang mendapat perlakuan itu pun hanya menikmatinya. Entah dia sadar atau tidak, dia menyukai perlakuan itu.
Pria itu menatap mata Kanaya yang tertutup, dia mengecup singkat pipi Kanaya. Dia kemudian membelai rambut Kanaya yang menutupi pipinya.
"Jio," erang Kanaya.
Deg!
Bodoh! Sungguh bodoh! Kau bukan siapa-siapanya. Kau hanya lah pria asing di matanya, kau bahkan hanya seseorang pria tak tahu diri yang merepotkannya. Maafkan kelakuanku, Kanaya, batin pria asing itu.
.
.
."Hei! Pria asing!" ucap Kanaya memanggil pria asing itu yang tengah menyiapkan sarapan.
"Ada apa?" tanyanya bingung.
"Apa kau melanggar janjimu? Kau meninggalkanku kemarin kan?" tanya Kanaya penuh selidik. Entah mengapa ia merasa kecewa jika pria asing itu melanggar janjinya.
"Tidak," balas pria itu.
"Tapi kenapa kau tidak ada di sana waktu aku bangun?"
Bodoh! Sepertinya Kanaya telah melakukan kesalahan.
"Euu, apa kau mengharapkanku ada di waktu kau bangun, Nona?" ucap pria itu menatap Kanaya menggoda.
"B-bukan itu maksudku! Dasar! Aku sudah bilang kan kalau aku takut gelap! Nanti kalau ada apa-apa bagaimana dengaku, hah?!" ucap Kanaya salah tingkah.
Pria asing itu yang melihat tingkah Kanaya pun terkekeh kecil, "Tenang, Nona. Kemarin aku tidur dengan- mu. Bahkan aku tahu kelakuanmu saat tidur."
Ucapan pria asing itu membuat Kanaya melototkan matanya sempurna. Apa yang aku lakukan saat tidur? Apa aku melakukan hal-hal aneh? Batinnya.
"A-apa maksudmu, hah?! Aku yakin kalau aku tidur tidak pernah melakukan hal aneh. Dasar pria asing!" teriak Kanaya.
"Kenapa kau begitu sangat yakin, Nona? Kau bahkan sedang tidur. Mana mungkin kau tahu apa yang kau lakukan, hahaha," pria itu sangat senang menjahili Kanaya. Dia sangat suka melihat rona merah pada wajah wanita itu.
"Tidak mungkin! Kau jangan mengada-ada, pria asing!" Kanaya tetap kekeuh pada pendiriannya.
"Baiklah terserah, Nona. Tapi ngomong-ngomong jangan panggil aku pria asing, Nona. Itu sangat..."
Menyakiti hatiku, lanjutnya dalam hati.
Kanaya mengernyit bingung. Sangat apa? Fikirnya.
"Tapi kau benar juga. Lalu aku harus memanggilmu apa pria asing? Ups maaf. Apa aku harus memanggilmu pria tak tahu diri? Pria merepotkan? Pria hilang? Pria songong? Pria keras kepala? Pri--"
Ucapan Kanaya terpotong karena pria asing itu menatapnya sebal.
"Sudah cukup, Nona! Apa seperti itu aku di matamu? Kau sangat menyebalkan sekali, Nona," ucapnya bersungut marah.
"Jangan salahkan aku! Aku hanya bercanda. Kau itu tak bisa diajak bercanda ya?! Lalu aku harus memanggilmu apa? Kau bahkan tak tahu namamu," ucap Kanaya.
"Benar juga. Kalau begitu, panggil aku sayang," ucap pria itu sambil mengerling genit. Hal itu membuat Kanaya yang tengah mencicipi sarapan tersedak.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk... Minum,"
"Eh ini Nona, maaf,"
Pria itu memberikan segelas air putih kepada Kanaya. Ia merasa bersalah atas ucapannya.
"K-kau!!!! Dasar pria bodoh! Sinting! Gila!" Kanaya menyumpah serapahi orang yang ada di depannya dengan tatapan garang.
"Kau saja yang tidak bisa diajak bercanda, Nona," ucap pria itu membalikan kata Kanaya beberapa menit yang lalu.
Kanaya bersungut sebal. Bercanda katanya? Gila! Dia bahkan sudah membuat Kanaya gugup karena perkataannya. Tapi dia malah bilang bercanda. Terus apa yang kau harapkan, Kanaya? Dasar bodoh!
.
.
."Akan ku panggil kau. Ano," ucap Kanaya tersenyum senang setelah mendapatkan ide tentang nama si pria asing itu.
Pria itu mengernyit bingung. Ano?
Seolah mengetahui tatapan bingung dari Ano, Kanaya menghela nafas sebentar, "Ano itu dari kata anonim. Kau tahu kan?"
"Apa?" tanya pria itu bingung.
"Huft. Anonim berarti tanpa nama atau identitas. Makanya aku ambil kata 'Ano' saja untuk namamu. Jadi, mulai sekarang aku akan memanggilmu Ano," jelas Kanaya.
"Ano ya? Bagus. Terimakasih Nona. Tapi, ngomong-ngomong nama Nonay bagus ya," gumamnya geli.
"Nonay?" ucap Kanaya bingung.
"Ano Kanaya,"
.
.
.Fabulously Sweet
Nonay?
'Ano Kanaya'Or
Jinay?
' Jio Kanaya'Next? Please vote and comment guys:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabulously Sweet
Romance[ Please, Don't Copy My Story! :) ] •Fabulously Sweet• Sungguh luar biasa manisnya kehidupan Kanaya Intan setelah menemukan seorang pria tergeletak di depan pintu apartemennya. Dia juga menemukan fakta bahwa, pria asing itu amnesia. Lantas, apa yang...