[9]

4 1 0
                                    

Fabulously Sweet
.
.
.

"Kau tidak boleh pergi kemana-mana. Lebih baik kau istirahat saja," ucap Kanaya sambil menyelimuti tubuh Ano.

Ano saat ini sudah berada di apartemen Kanaya karena sudah diperbolehkan pulang. Tetapi pria itu harus istirahat yang teratur dan harus menjalani beberapa perawatan lagi. 

Mata pria itu menatap Kanaya intens. Seulas senyum terbit di wajahnya.

"Ternyata kau baik sekali, Kanaya. Maaf atas perlakuanku pada pertemuan kita,"

Kanaya menoleh dan hanya tersenyum tipis. Nampak tak terlihat. Hatinya sedang tidak baik.

"Ah sudahlah. Lupakan itu. Aku akan pergi. Aku juga sudah menyiapkan makanan di atas meja samping kasurmu. Istirahatlah,"

Kanaya berlalu pergi. Dia harus menyelesaikan masalahnya dengan seseorang.

Ano bangkit dan meraih telepon milik apartemen Kanaya. Entah dia menelepon siapa.

.
.
.

Kanaya mengaduk jus jeruknya. Sesekali matanya menatap notifikasi yang muncul dari hapenya.

Jio
Naya, kenapa kau tak menghubungiku?

Jio
Naya kau ada dimana?
Aku tadi ke apartemenmu tapi kau tak ada.

Jio
Nay?

Jio
Sayangggg balas pesanku:(

"Shit! Sayang-sayang hah?! Brengsek!"

Kanaya menggenggam erat tangannya. Rasanya ia ingin mencabik-cabik wajah sang kekasih yang brengsek itu.

Seakan sebelum menyentuh wajah sang kekasih dalam imajinasinya, seseorang menepuk pundaknya. Kanaya menoleh dan mendapati seorang pria dengan wajah bingungnya.

"Kau kenapa, Nona Kanaya? Apa ada masalah? Atau kau kesal karena aku yang menyuruhmu untuk menemuiku?"

Kanaya meringis lalu menggelengkan kepalanya, "Ah tidak-tidak. Aku hanya memikirkan hal tak penting. Silakan duduk, Tuan. "

"Terimakasih, Nona. Jadi apa bisa kita mulai?" tanya Lucas.

Kanaya mengangguk, mulai dalam mode serius dan berusaha mengesampingkan sebentar masalahnya beberapa hari yang lalu. Ia menatap Lucas yang juga tengah menatapnya.

"Jadi, aku ingin kau bergabung di brand kami, D'Fashion. Kami sedang mencari designer berbakat yang sudah menghasilkan karya, termasuk anda. Aku juga sudah melihat design dari karya-karyamu, aku menyukainya, Nona," jelas Lucas. Ia tersenyum menatap Kanaya.

Bola mata Kanaya berbinar mendengar pernyataan Lucas. Brand D'Fashion bukan brand sembarang. D'Fashion menjadi ikon di beberapa kota besar. Ia tentu saja langsung menerimanya dengan antusias.

"Bagaimana, Nona? Maukah kau bergabung dengan kami, menjadi tim D'Fashion?"

"Tentu. Kesempatan emas tidak bisa ditolak, Tuan Lucas," ucap Kanaya tersenyum senang.

"Ini kartu namaku. Hubungi aku jika ada kepentingan, besok kau sudah bisa mulai bekerja di kantor pusat."

Lucas menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam dengan beberapa informasi penting dirinya yang ditulis dengan tinta emas. 

Fabulously SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang