a/n: Tembus 3k semoga kalian nggak bosen bacanya :')
Para anggota dance crew tiba di lokasi yang akan menjadi tempat mereka menginap selama tiga hari dua malam itu sore hari. Ketika turun dari bus mereka bisa langsung merasakan sejuknya udara Puncak sore itu. Panitia mempersilahkan para anggota baru mereka untuk duduk dan beristirahat sambil menikmati teh hangat dan ubi rebus yang disediakan oleh pekerja villa. Selagi para anggota baru beristirahat, beberapa panitia sibuk mengecek kamar yang akan ditempati para anggota. Beberapa lagi sibuk membawa bahan makanan mereka dari bus ke villa. Meskipun pihak villa menyediakan makanan selama mereka menginap di sana, panitia menyiapkan kegiatan masak bersama untuk saling mengakrabkan diri.
Seperti Nayla yang sedang membawa kantung berisi sayur-sayuran. Ia tidak menyangka kantung yang ia bawa cukup berat, terlebih lagi dengan tubuhnya yang mungil ia kesulitan berjalan di atas jalan berundak yang hanya terlapis tanah. Akses masuk dari parkiran bus ke villa mereka memang cukup jauh sehingga para panitia agak kerepotan membawa bawaan tersebut ke dalam.
Hal itu semakin menyusahkan Nayla ketika salah satu plastiknya robek dan beberapa buah kol menggelinding di tanah. "Yaaah!" Nayla berseru dongkol. Melihat sekeliling dan tidak menemukan teman-teman sesama panitia karena mereka sudah berjalan lebih dulu.
Seperti kebetulan di film-film romantis, seharusnya Jimin muncul dan membantu Nayla lalu mereka berdua berjalan bersisian melewati kebun ditemani latar belakang senja di belakangnya. Sayangnya itu hanya ada dalam angan Nayla karena gadis itu harus membawa seluruh bawaannya sendirian—dengan dipeluk—sampai ke villa. Ketika Nayla sampai ke villa, semua peserta sudah bubar ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap sebelum kegiatan pertama mereka dimulai nanti malam. Kini para panitia yang terlihat sedang beristirahat sambil menikmati teh.
"Nay, lo darimana?"
"Diem deh, kalian tuh tadi ninggalin gue tau! Kantong kreseknya bolong isinya gelindingan semua di jalan, harus gue pungut satu-satu." Nayla menggerutu sambil duduk di samping Ridho, teman sepanitianya.
"Adududu, capek ya Nayla pasti. Minum dulu gih minum!"
Nayla mendengus lalu berjalan ke arah tempat teh. Sayangnya dia tidak menemukan tumpukan gelas plastik seperti yang digunakan teman-temannya. "Yah, gelasnya abis?"
"Pake ini aja, La."
Nayla tersentak ketika suara Jimin muncul sangat dekat di belakangnya. Selangkah saja lagi Nayla mundur, punggungnya akan bertabrakan dengan dada Jimin. "Eh—kak? Ini gelas kakak?"
"Baru kok, La, nggak usah takut. Kebetulan tadi kakak ngambil gelasnya keduaan pas mau dibalikin eh ternyata kamu yang keabisan." Jimin tersenyum. Seharian ini Nayla begitu sibuk dengan persiapan acara sampai-sampai tidak sempat menyapa Jimin. Ini adalah senyum pertama Jimin yang Nayla lihat hari ini. Nayla menghela napas, cobaan banget suka sama kakak senior yang suka nebar senyum dan baik hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Bangtan | BTS Lokal
FanfictionSelamat datang di Rumah Bangtan! Tidak ada yang spesial dari rumah nomor 13 ini selain rumah yang dihuni oleh tujuh orang laki-laki di usia 20an mereka yang sedang menempuh pendidikan di universitas yang sama. Mereka datang dengan membawa tujuan dan...