0 . 5 HARI KELIMA

1K 113 97
                                    

○● The Man Who Can't be Move ●○

Toko sementara kami tutup, kira-kira setengah sampai satu jam. Berhubung Jin hyung sedang tak ada, jadi kami tepaksa menutupnya.

Sekarang aku dan Namjoon tengah makan siang tak jauh dari tenpat kami bekerja. Hanya di kedai ramen setara kaki lima belakang toko yang memiliki harga lumayan murah. Pas dengan kantong karyawan kecil seperti kami. Dan Namjoon pun tak menolak meskipun hanya ku traktir dengan makanan yang tak seberapa ini, karena jujur rasa ramennya enak sekali. Tak kalah dengan restauran mahal.

Kami duduk saling berhadapan di bangku paling ujung yang menempel dengan tembok. Namjoon memesan ramen dengan kepedasan level tinggi, sedangkan aku level sedang. Aku tak sehebat itu untuk makan makanan pedas. Padahal banyak orang yang mengatakan bahwa mulutku ini sangatlah pedas. Tapi nyatanya aku tak seberani itu untuk makan makanan pedas. Beda sekali dengan Namjoon.

Ngomong-ngomong, jika Namjoon senang aku traktir makanan murah meriah seperti ini, aku bisa sering-sering minta bantuan padanya utuk mendekati Jimin. Kurasa itu tak ada salahnya. Hehe

"Lain kali, bantu aku lagi ya?"

"Uhuk.. Uhuk..." Namjoon yang sedang menyeruput kuah pedasnya langsung tersedak kala mendengar ucapanku. Untung saja kuah pedas itu tidak sampai muncrat ke arahku. Kalau iya, aku tak akan siap memundurkan sedikit tubuhku.

"Pelan-pelan."

Namjoon langsung meneguk air mineral dinginnya dengan sekali hempas dan langsung habis. Bahkan kini airku yang menjadi korban tersedaknya kuah oleh Namjoon.

"Lain kali jangan memesan yang sangat pedas, kau bisa mati jika tersedak seperti itu!" Titahku.

"Haaaahhhhhhhh...."

Mulutnya menganga seperti naga yang mengeluarkan api. Merah merekah 😂 Aku sampai geleng-geleng kepala melihat Namjoon. Anak ini memang aneh.

"Lagi pula kau itu kenapa? Perasaan aku tak mengatakan hal yang aneh-aneh! Kenapa kaget sampai segitunya?" Dahiku sedikit mengernyit. Sambil mengaduk-aduk ramen yang kutambahkan sedikit kecap.

"Hah... aduh tenggorokanku panas, Yoon! Hah..."

Aku mendecak kesal sambil menyumpit ramen kedalam mulutku, mengunyah, lalu menelannya. "Terserah!"

○● The Man Who Can't be Move ●○

Waktu menunjukkan tengah malam. Aku yang masih terjaga tak melakukan apapun selain duduk bersandar pada ranjang tidurku yang sudah ku tumpuki beberapa bantal. Sebenarnya aku tak perlu tidur. Tapi entah rasanya sangat lelah.

Namun saat aku hendak membaringkan tubuhku, cahaya putih yang tiba-tiba muncul dan berputar mengelilingi ruangan membuatku jadi was-was dan takut.

Memanglah ini bukan pertama kali aku melihatnya. Namun dengan datangnya cahaya itu, sisa hariku di dunia ini tak akan lama lagi. Waktuku akan berkurang satu hari. Cahaya itulah yang menjadi tanda. Karena tiap tengah malam cahaya itu akan menghampiriku, seperti mengkalkulator waktuku di dunia ini. Karena saat ia muncul di waktu yang sudah pas, aku akan benar-benar pergi meninggalkan semua orang yang aku cintai.

Aku datang ke dunia dari cahaya itu, jadi aku pergi juga dari percikan cahaya itu.

Jika kalian tahu pintu kemana saja doraemon, ya cahaya itu ibaratkan seperti itu. Namun hanya bisa dua kali di gunakan. Pertama kali digunakan untuk datang ke bumi, lalu yang kedua saat waktuku sudah habis nanti dan saatnya aku untuk pulang.

Memasukinya sekarang pun aku bisa. Tapi akan ku jamin aku tak akan bisa kembali lagi. Karena ini sudah bukan lagi duniaku.

Makanya aku harus benar-benar memanfaatkan waktuku yang sudah banyak berkurang dengan sia-sia.

The Man Who Can't be Move - YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang