○● The Man Who Can't be Move ●○
Seorang pria tampan yang bersiap-siap setelah mengepak beberapa setel bajunya terlihat sangat sibuk berjalan kesana-kemari sambil menempelkan benda pipih nan canggih itu di telinganya. Menunggu sang atasan segera mengangkatnya. Padahal ia tahu ini masih sangat pagi sekali jika untuk menelpon seseorang, apalagi bosnya. Tapi ini terlalu siang bagi pria tampan itu untuk ijin tidak masuk bekerja.
"Ayolah, hyung! Angkatlah!"
Taehyung masih tak sabaran, antara cemas dan takut menjadi satu. Bagaimana jika ternyata atasannya itu tak mengijinkannya? Sedangkan di sisi lain, seseorang di Seoul sedang menunggu dan mengharapkan kedatangannya dalam keadaan sakit.
Sepertinya Taehyung harus berpikir keras pagi ini. Bahkan perutnya masih kosong belum terisi secuil makanan ataupun setetes air.
"Halo?"
Mendengar sepotong kata dari benda pipih itu Taehyung yang mulai putus asa kembali mendapatkan semangatnya.
"Oh, Hoseok hyung? Syukurlah kau mengangkatnya!"
"Ada apa, Tae?"
"Apa kau masih di Seoul? Aku sepertinya tidak bisa masuk bekerja hari ini. Kekasihku sakit, dan aku harus menjenguknya sekarang."
Tak ada jawaban dari Hoseok di seberang sana. Malah percakapan random yang Taehyung dengar sambil mengernyitkan dahi karena tak habis pikir.
Bukannya mendapatkan jawaban, Taehyung malah mendengarkan Hoseok, si bos sialan yang sedang mengobrol dengan pedagang sayur di depan rumahnya sekaligus beberapa ibu-ibu komplek yang sedang ribut tawar-menawar harga dengan si penjual.
Ya ampun, menyebalkan sekali.
Taehyung sedang di buru waktu karena rasa khawatirnya. Tapi malah merasa di kerjai. Mau bagaimana lagi? Ingat, kembali ke pasal satu. BOS SELALU BENAR.
"Halo? Hyung?"
"Baiklah, saya ambil ayamnya ya, Pak! Tolong beri saya yang paha dan beberapa sayap! Semuanya minta yang bagian kiri saja."
Taehyung mencebik, kalau saja ia tak sedang salam mode merayu untuk meminta ijin tidak masuk kerja, telpon itu sudah di tutupnya.
"Hyung, bagaimana?" Usahanya sekali lagi.
Namun mendadak ponsel di genggaman itu langsung di jauhkannya dari telinga saat suara krasak krusuk mendominasi dengan volume yang sangat keras. Sakit, memekakkan telinga. Taehyung sampai mengumpat dan menepuk mulutnya kemudian.
"Kau bilang apa, Tae?"
Sial!
Saat mengumpat, pria itu malah mendengarkannya.
"Oh, tidak, hyung. Aku ingin mem-"
"Tunggu! Tunggu sebentar!"
Baiklah. Kesabaran Taehyung hampir habis. Ingin rasanya mematikan telepon dan bersiap-siap saja memantapkan mentalnya jika saja Jungkook akan marah dan bahkan tak akan memberikannya jatah malam.
Helaan nafas kasar terdengar lagi, sampai akhirnya orang yang ia telpon menjawab iya.
"Apa maksudnya iya, hyung?"
"Haiss, anak ini bodoh sekali! Iya, aku mengijinkanmu! Kau minta berapa hari?"
Taehyung melompat kegirangan di atas kasur yang memang belum ia tata sebangunnya ia dari tidur tadi. Tak lupa tangannya mengepal ke udara. Dan bergerak seperti seorang pemenang. Lalu berlarian turun kasur dan meraih batang sapu untuk ia jadikan gitar yang ia mainkan entah untuk apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man Who Can't be Move - YoonMin
Ficción históricaAku akan menunggumu, Park Jimin. Min Yoongi Park Jimin Kim Taehyung Jeon Jungkook Kim Namjoon Kim Seokjin Jung Hoseok BTS Yaoi BxB BoysLove