0 . 4 HARI KEEMPAT

1.2K 134 161
                                    

○● The Man Who Can't be Move ●○

Bunga mawar putih yang tadi ku letakkan di sebelahku tiba-tiba saja menghilang. Aku yakin aku meletakkannya di sana sebelum menyantap bubur ayam yang Namjoon berikan untukku.

"Kau sedang mencari apa?"

"Anu... itu...." Kugaruk kepala belakangku. Sedang Namjoon menatapku aneh sambil sedikit memundurkan kepalanya. "Tadi ada bunga di sini, dan sekarang bunga itu hilang!"

"Kau sakit, Yoon. Seharusnya kau istirahat. Kau berhalusinasi." Namjoon tersenyum remeh sambil menepuk pundakku. Menggelengkan kepala lalu menyuap buburnya kembali.

Aku langsung diam.

Kurang ajar sekali Namjoon, padahal yang tadi itu benar-benar nyata. Bunga itu memang ada.

Aku mendengus.

Baru seperti ini saja dia tak mempercayaiku, bagaimana jika aku menceritakan tentang ibu angkatku yang datang menemuiku padahal dia sudah meninggal?

Yang ada aku di sangka gila.

Karena temanku satu ini hanya percaya pada logikanya. Sedangkan aku, aku tak percaya pada Tuhan. Apa karena itu orang yang sudah meninggal pun begitu mudah menampakkan dirinya padaku?

"Ah, Namjoon, aku boleh menitipkan sesuatu tidak?" Aku mengganti topik. Lagipula aku teringat niatku untuk menitipkan sebuah surat untuk di berikan kepada pria manisku.

Tak ada niat apa. Aku hanya ingin, bahkan aku tak peduli surat itu bisa sampai pada orang yang tepat atau tidak. Aku hanya merindukannya.

"Apa?"

"Ini..." aku memberikannya secarik kertas berwarna kuning yang ku ambil dari saku. "Eitss! Jangan di buka! Kau ini penasaran sekali!"

Kupukul tangannya yang tak bisa diam itu.

Namjoon langsung tertawa dan menutup kembali kertas yang hampir setengah di bukanya.

"Ini untuk siapa?"

"Emm, tolong berikan pada pria manis yang sedang duduk di emperan kafe tua berwarna putih di jalan bangtan yang pernah kuceritakan padamu itu ya?" Kataku penuh semangat dalam satu tarikan nafas.

"Apa kau yakin? Aku bahkan tak tahu seperti apa wajahnya?"

Aku sedikit berfikir, itu benar juga. Namjoon belum pernah bertemu dengannya. Apa yang bisa ku yakinkan padanya?

"Ah, putih. Dia selalu memakai baju putih."

○● The Man Who Can't be Move ●○

Jimin telah kembali duduk di tempat biasanya. Lagi-lagi ia hanya memandangi jalanan dan melihat satu per satu orang atau bahkan kendaraan yang melintas. Ini sudah ia lakoni sejak satu tahun yang lalu. Ia sedang mencari seseorang yang sangat penting untuknya. Seseorang yang harus bertanggung jawab atas segalanya.

Jika kalian berpikir pria pucat itu? Jawabannya adalah bukan. Pria pucat itu baru beberapa hari ia temui.

Ini orang lain. Orang yang sangat dicintainya dulu. Namun sampai saat ini, Jimin belum bisa menemukannya.

The Man Who Can't be Move - YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang