1 . 1 HARI KESEBELAS

1.1K 102 35
                                    

○● The Man Who Can't Be Move ●○

"Jimin?"

Sedikit tersentak dengan pandangan yang begitu tak mengenakkan, Hoseok yang tadi duduk santai sekarang langsung duduk tegak dan menghadap ke arahku dengan ekspresi tegang. Alisnya naik satu, menukik tajam seperti tidak suka.

"Kau mengenalnya?" Tanyanya tiba-tiba begitu mengintimidasi. Bahkan nada bicaranya tak seperti Hoseok yang semenyebalkan biasanya.

Aku hanya mengambil sikap untuk menyebikkan bibir dan mengedikkan bahu. Bingung harus berekspresi seperti apa. Lagi pula kenapa dia ingin tahu?

Seharusnya aku yang menanyakan tentang foto ini, karena Jimin adalah orang yang sedang aku sukai akhir-akhir ini.

Apa Hoseok tahu jika malam ini aku akan pergi makan malam dengan Jimin?

Apa dia sengaja merusak acaraku?

Sabar, Min Yoongi.

Cari tahu dulu kebenarannya, baru kau boleh melanjutkan tanganmu yang sudah terkepal erat itu!

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa foto Jimin ada di sini? Kau ingin menikungnya dariku?" Tanyaku ketus.

Tak ku sangka, bukannya marah karena ku tuduh dengan candaan seperti itu, Hoseok malah kembali duduk dengan lesu. Nafas beratnya berhembus kasar dan ekspresi wajahnya mendadak berubah drastis. Wajahnya memucat. Tak ada lagi ketegangan di wajah itu. Malah bibir tipisnya yang melengkung ke bawah melambangkan sebuah kesedihan.

Hoseok membuatku bingung, kenapa emosinya jadi mendadak labil begini? Bahkan sekarang dia menunduk dan matanya terlihat bergetar.

Apakah Jimin itu kekasihnya?

Tapi Hoseok bilang jika ia tak memiliki kekasih.

"Hei, apa kau baik-baik saja?"

Ku tepuk sedikit keras pundaknya untuk memastikan.

Kenapa keadaannya jadi berbalik seperti ini?

Apa aku salah bicara?

Tapi Hoseok masih tetap diam dengan posisinya. Walaupun sekarang dia mencoba  menatapku dengan tangan yang memegang setir dengan kuat. Aku bisa melihatnya. Tangannya yang mengeluarkan urat itu.

Aku semakin tak tenang, duduk bahkan sudah tak nyaman seperti tadi. Bokongku seperti ada pakunya, terasa nyeri. Padahal jok mobil Hoseok begitu terasa empuk.

Keheningan tiba-tiba menyapa kami. Suasana begitu tak mengenakkan dan aku hanya bisa diam sambil menoleh ke arah jendela. Berpikir sejenak apa yang harus aku lakukan untuk mencairkan suasana.

Hari juga sudah semakin malam. Dan kurasa, aku memutuskan untuk pulang saja. Sepertinya itu memang keputusan terbaik. Aku tidak mau mengambil resiko yang tak ingin ku tanggung. Lagi pula Jimin pasti sudah tidur. Tidak mungkin aku bertamu malam-malam begini ke rumah orang. Di tambah lagi Hoseok yang seperti ini. Aku jadi semakin merasa bersalah dan tak enak hati karena foto seseorang yang mirip dengan Jimin itu.

"Antar aku pulang saja! Ku maafkan kau hari ini, tapi kau punya hutang penjelasan kepadaku!"

○● The Man Who Can't Be Move ●○

Jimin masih setia menunggu. Dengan kepala yang sudah tergeletak berbantalkan tangan masih di atas meja makan. Malam semakin larut dan ternyata Yoongi juga tak kunjung datang. Jimin sudah hampir menyerah. Namun ketangguhan hatinya masih tak mau mengalah dengan keadaan.

"Yoongi, kau di mana?" Lirihnya penuh kesedihan dengan suara gemetar.

Mengangkat wajah untuk melihat sekitar, lalu kembali lagi menenggelamkannya pada tumpukkan tangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Man Who Can't be Move - YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang