Wonwoo meletakkan paperbag berisi coklat godiva di atas meja makan, menghampiri Soonyoung yang masih berkutat dengan skema miliknya.
"Belum selesai?"
Wonwoo memeluk Soonyoung dari belakang, menyelipkan kedua tangannya di pinggang Soonyoung, mencium pipinya kemudian.
"Hampir selesai, hanya tahap finishing, masih ada 2 hari lagi, bagaimana?"
Soonyoung meletakkan skema ke atas meja, beralih mengangkat Wonwoo di belakangnya menjadi di pangkuannya. Mencium bibir di depannya gemas.
"Ayo ke atap! Aku ingin melihat sunset."
Wonwoo menyandarkan kepalanya pada bahu sempit Soonyoung. Soonyoung mengambil kepala Wonwoo di pundaknya, membingkai wajahnya, dan mencium kembali bibir Wonwoo.
"Boleh saja, asal pakai jaketmu."
Soonyoung melepaskan ciuman mereka, beralih memeluk Wonwoo di pangkuannya.
"Okay!"
Wonwoo beranjak dari pangkuan Soonyoung, menuju kamar mereka untuk mengambil dua jaket flanel. Memberikannya salah satu jaket pada Soonyoung dan memakai miliknya.
.
.
.
Wonwoo menggenggam tangan Soonyoung di belakangnya. Mendudukkan mereka di kursi yang tersedia di skylounge. Matahari sudah hampir menenggelamkan dirinya. Wonwoo berdiri, netranya berbinar cerah.
Perpaduan langit cerah, udara sejuk, salju yang masih menyelimuti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soonyoung beranjak dari duduknya, beranjak ke depan Wonwoo, meminta pelukan dari belakangnya. Wonwoo mengabulkannya, menyenderkan dagunya di bahu kiri Soonyoung, beralih mencium pipinya.
"Beautiful,justlikeyou."
Soonyoung tersenyum mendengar bisikan Wonwoo.
"But, nothingcan'tbeatthebeautifulyou."
Soonyoung berbalik, mendekap Wonwoo di depannya.
"Terima kasih selalu di sampingku, Jeon."
Wonwoo mencium kening Soonyoung lama.
"Terima kasih selalu menjagaku, Kwon."
Ditenggelamnya matahari, bibir mereka bertaut menyambut malam yang mulai merajai cakrawala.
