Games

430 38 8
                                    

@loveedensor

.

.

.

.

.

.

Ditanggal merah ini, Soonyoung memilih untuk di rumah. Menemani kesayangannya sekali-kali.

Ia masih mendekap Wonwoo yang tidur berbantalkan lengan dan meringkuk dalam pelukannya, pagi yang hangat untuk mengawali hari.

Mencium pucuk kepala Wonwoo menggumam bahwa matahari mulai menyembul mengintip mereka.

"Jam berapa, Kwon?"

"Sembilan, ayo bangun!"

Wonwoo menengadah, mengambil kecupan kecil dari bibir di depannya. Soonyoung diam, "Kenapa hanya sekali?"

Wonwoo mengangkat alis kemudian mencium bibir didepannya.

Pagi yang terlampau cerah.

.

.

.

Wonwoo masih duduk di depan pcnya. Ketukan mouse terdengar nyaring di telinga Soonyoung yang berkutat dengan buku sketsa miliknya.

Soonyoung beranjak, meletakkan buku sketsa ke atas meja. Melangkahkan kaki mendekati Wonwoo.

Mendudukan dirinya ke atas pangkuan Wonwoo tanpa merasa bersalah.

"Sebentar, Kwon. Round terakhir."

Tapi Soonyoung tak ingin beranjak, menghalangi pandangan Wonwoo, mengambil alih kinerja tangannya untuk ia kalungkan di pinggang. Menangkup wajah yang selalu ia kagumi, mengecup kedua pelupuk mata.

"Aku di rumah untuk menemanimu, bukan untuk menunggumu bermain games. Aku cemburu, kalau kau mau tahu."

Wonwoo mengerjab, mengambil tangan yang menangkup wajahnya, mencium buku buku jarinya kemudian.

"Maaf."

Soonyoung membawa Wonwoo ke dalam dekapannya.

"Hm, hari ini kau sama sekali tidak boleh menyentuh pc milikmu, temani aku!"

Perintah mutlak, okay.

Wonwoo mengangguk, mematikan pc dengan Soonyoung masih di atas pangkuannya.

"Aku senang kau merambah hobi olahraga dan juga meminimalisir bermain games. Aku senang sekali, itu langkah besar, Jeon. Aku bangga padamu."

Wonwoo diam, selama ini Soonyoung tidak pernah protes tentang ia suka bermain game hingga larut malam, membeli pernak-pernik figure yang menjadi pajangan di ruang baca mereka, dan banyak menghabiskan waktu untuk sekedar mabar.

Soonyoung hanya akan mengatakan, bisakah membantuku sejenak, ketika ia bermain. Membantu Soonyoung meletakkan kepala di bahu lebar Wonwoo untuk sekadar melepas lelah.

Wonwoo mengangkat Soonyoung dalam gendongan koala, merebahkan diri di sofa ruang tamu. Bersisian mendekap Soonyoung erat.

Membelai surai yang terlampau lembut milik pemuda yang mengisi hampir 10 tahun hidupnya dan masih menghitung.

Menangkup pipi gembilnya, mencubitnya, terbalas ringisan aw yang terlampau kiyowo.

Ibu jarinya menelusuri bibir fermilion di hadapannya, netranya mengedari pahatan yang masih menjadi titik pujanya di sepanjang waktu.

Memilih untuk mengambilnya ke dalam ciuman pelan, menyalurkan asa berbalutkan rindu walau setiap hari bertemu.

Pun dengan maaf yang belum ia sampaikan dengan baik.

Soonyoung memejamkan kelopaknya, memilih menggelapkan penglihatannya, menghayati setiap makna dalam ciuman Wonwoo yang semakin menuntut, ia pasrah.

"Aku mencintaimu, Kwon. Katakan ketika hal apa yang membuatmu khawatir tentangku."

Soonyoung tersenyum, Wonwoo menangkap maksudnya dengan begitu baik. Mengangguk sebagai jawaban, kemudian memilih untuk memulai permainan mereka di hari libur yang cerah ini.

.

.

.

.

.

💖💙💛




Hai! Halo! Bagaimana kabar kalian..? Cerita donk~

ini draft agak lama, waktu tanggal 30 Mei sepertinya.. dan baru berani posting sekarang...

kalau boleh curhat... saya agak insecure sama tulisan saya, karena... mungkin terlalu membosankan.. maafkan aku.

mungkin aku akan kembali menulis ketika waktunya, aku masih ada uas sekali lagi.. tolong doakan aku! :)

thank you! :) see you when i see you




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang