Chapter 16 : Kasar & Kebo

43 2 9
                                    

Budayakan mencet bintang pojok kiri bawah yaa :))

👟👟👟

"si anying emang lo Li," kata Mitha.

"lagian elo sih kebiasaan tau gak," kata Lia.

"iya dehh iyaa gue salahhh. Heran gue kapan cobaa gue betul," ucap Mitha sambil menggeleng kepalanya pelan.

"ehh Li," panggil Mitha

"ha? Paan?" jawab Lia.

"eumm.. Gak jadi deh," ucap Mitha dengan cengiran nya.

"mati ae lo Tha," balas Lia dengan kesal yang dibalas dengan cengiran Mitha. Lagi.

"ini Bu Bordam lama amat elahh masuknya," ucap Lia seraya melihat arlojinya.

"lah kan guru guru pada rapat etaaa," kata Mitha.

"ahh masa sih? Lo kok gak ada bilang? Ahhkk kampret lo Tha, tau gini gue udah keluar daritadi," cibir Lia seraya melangkah pergi meninggalkan kelasnya dan sekali lagi Mitha disalahkan :v

Gueee lagiii... Apa salahh Mithaa yaolohhhhhhhh - batin Mitha sambil mengelus dadanya.

Daritadi awal mereka masuk ke kelas, mereka tidak sadar bahwa Ricky mendengar semua percakapan mereka. Bukan disengaja hanya saja tempat duduk Ricky tepat di belakang Lia.

Karna sudah mendengar percakapan mereka tadi, Ricky pun ikut keluar dari kelas.

👟👟👟

Lia sedang berbaring di salah satu sofa yang sudah rusak tetapi masih layak pakai.

Dia tak pernah bosan dengan pemandangan yang sedang dilihatnya ini. Langit. Ya, dia sangat suka memandangi langit ataupun awan. Menurutnya itu bisa membantunya melupakan bebannya walaupun untuk sementara.

Puas dengan menatap langit, Lia pun menutup matanya menikmati semilir angin di siang hari. Untung saja hari ini matahari tidak terlalu menyengat.

Duk

Sebuah botol kosong mendarat di dahi Lia. Merasa terganggu Lia pun membuka matanya untuk melihat orang yang sudah menggangu waktunya.

"reseh banget sih lo!" bentak Lia.

"minggir lo, gue mau make nih tempat," ucap cowok itu sambil mendorong bahu Lia dengan kasar.

"HEH DENGER YA!"
"GUE YANG DULUAN DISINI JADI LO GAK BERHAK BUAT NGUSIR GUE! NGERTI LO!" bentak Lia dengan emosi yang sudah naik. Karna dia paling benci dengan cowok kasar.

"berisik banget sih lo jadi cewek," ucap cowok itu, kali ini tanpa mendorong bahu Lia.

"tinggal minggat susah amat," katanya lagi.

"kalo gue gak mau gimana," kata Lia sambil melipat kedua tangan nya di depan dada nya.

"lo bakal nyesal ketemu ama gue," jawab cowok itu sambil menunjukkan smirk nya dan berjalan mendekati Lia.

Lia tak mau bergerak sedikit pun dari tempatnya. Sementara jaraknya dengan cowok itu semakin dekat. Cowok itu semakin dekat dengan Lia hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja.

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang