3

15 0 0
                                    

Raline pov

"Pak Rico .. !!!"

"Emh ganggu ya?"

"Eehh nggak ko pak, silahkan duduk. Niel bangun donk ihh". Pintaku pada Daniel.

"Bisa kamu ikut saya?"

"Sekarang pak?"

"Ya".

"Untuk apa? Ini sudah malam". Jawab Daniel.

"Oh, teman kamu keberatan. Oke saya pulang dulu ya". Pamit pak Rico padaku.

"Eeeh nggak ko pak, saya bisa temani bapak. Jangan hiraukan omongan teman saya ya pak".

"Lin ini diluar jam kerja". Protes Daniel.

"Niel, pleaseee". Ucapku berbisik.

"Gue ga paham sama lo Lin, yaudah gue balik ya. Bye.."

"Niel, ga gitu .. Niel.. Niel .."

"Daniel pulang dulu tante". Pamit Daniel pada mama.

"Ya hati2 ya Niel". Jawab mama.

Duwh kenapa jadi gini si, gak enak banget sama Daniel. Niat dia kan baik ..

"Raline, bisa kamu siap2 sekarang?" Ucap pak Rico membuyarkan lamunanku.

"Aah ia pak, sebentar".

"Raline.."

"Ya".

"Pakai ini". Ucap pak Rico seraya memberikan satu tas kecil padaku.

Tanpa pikir panjang aku mengambil tas yang dia berikan lalu pergi ke kamarku.

Ya Tuhaaan ini gaun mahal yang kemarin aku pilih untuk pak Rico. Untukku ???

Aku segera memakainya, gaun yang indah ada accesories dan high heels juga. Aku melihat pantulanku di cermin, ternyata cantik juga rupanya .. hah aku tidak menyangka bisa memuji diri sendiri seperti ini.

15 menit kemudian aku keluar kamar dan melihat pemandangan yang tidak biasa bagiku. Mama sedang berbincang2 dengan pak Rico seperti sudah sangat akrab. Padahal di kantor untuk bicara dengannya adalah hal yang sangat sulit. Tapi mama bisa dapatkan apa yang tidak bisa aku dapatkan selama aku mengenalnya, yaitu ngobrol  dengannya 😊

Aku segera menghampiri pak Rico, yeah lagi ,, dia kembali terhipnotis dengan penampilanku.

"Ummh aku sudah siap".

"Waaah cantiknya anak mama".

Duwh apa banget si mana, malu2in tau gak .. haduuuhhh ..

"Tante, saya izin bawa Raline pergi dulu ya. Nanti saya antar Raline pulang". Ucap pak Rico yang sukses buatku melongo, karena bagiku ini adalah kalimat terpanjang yang keluar dari mulutnya.

"Iya, titip anak tante ya Rico. Jagain dia".

"Baik tante, selamat malam".

"Ma, aku jalan dulu yaa .."

"Ia hati2 ya sayang".

Aku melangkahkan kakiku disisi pak Rico. Tanpa kuduga dia membukakan pintu mobil untukku, dia tidak pakai sopir rupanya.

Saat ini kami dalam perjalanan entah kemana, agak canggung sepertinya karena aku tidak menyangka akan seperti ini.

"Dia teman kamu atau pacar?"

"Daniel?"

"Jadi namanya Daniel?"

"Ya, dia sahabatku sejak kecil".

My Boyfriend As Cold As IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang