5

17 2 0
                                    

Raline Pov

Pagi ini aku menyiapkan sarapan untukku dan Rico. Ini hari sabtu, jadi tidak perlu membangunkannya terlalu pagi.

Tiba2 ada tangan kekar melingkar di pinggangku dengan sempurna.

"Sedang masak apa hem?" Tanya Rico sambil membenamkan wajahnya di lekuk leherku.

"Nasi goreng, suka?"

"Apapun itu, selama buatanmu aku akan suka".

"Bohong".

"Serius". Jawabnya lagi2 mencumbu leherku.

"Raline..". Panggil seseorang yang sukses membuatku sangat terkejut.

"Daa, Daaniel".

"Nyokap lo tlp, udh tlp lo berkali2 tapi ga di angkat. Sibuk sih ya??" Ucap Daniel sinis, membuatku jadi salah tingkah.

"Ummh ituu, oke thanks".

"Apa ga bisa sopan sedikit masuk rumah orang?" Ucap Rico pada Daniel.

"Maaf pak saya tidak bicara dengan Anda. Saya bicara dengan sahabat saya".

"Ada masalah apa kamu dengan saya?" Tanya Rico lagi.

"Maksudnya?"

"Rico please, Niel thanks ya.. aku menarik tangan Daniel untuk segera menjauh dari Rico".

"Lepaskan tangannya RALINE !!!!!"

Aku terkejut mendengar Rico membentakku sampai begitu.

Aku gemetar, Daniel segera memelukku dan menenangkanku.

"Urusan lo sama gue ya, ga usah lo bentak Raline". Ucap Daniel yang membuat Rico kembali memanas.

"Dia calon istri ku". Jawab Rico sambil menarik tanganku dan membawaku kedalam dekapannya.

Daniel menggeleng sambil tersenyum mengejek Rico. Kemudian pergi berlalu dari hadapan kami.

"Maaf". Ucap Rico sambil menggenggam tanganku.

"Tidak apa2".

"Aku akan beri dia pelajaran".

"Jangan".

"Kamu cinta sama dia?"

"Bukan begitu tapi dia sahabatku".

"Kalau begitu kamu pilih saja sahabatmu itu".

Rico berbalik meninggalkanku dan membawa jaketnya bersiap akan keluar dari rumah.

Aku mengejarnya dan memeluknya dari belakang, menangis dibahunya ..

"Aku mencintaimu Rico, aku mencintaimu". Isakku dalam2.

Rico menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku.

"Aku juga mencintaimu". Jawabnya ..

Aku memeluknya dan terus memeluknya dengan erat.

"Hussst jangan menangis".

"Jangan pergi".

"Aku ga akan ninggalin kamu".

"Janji ya.."

"Ia sayang, oya tadi kamu buatkan aku nasi goreng kan? Aku mau coba".

"Ohh ia, sini". Aku menuntun tangan Rico.

Aku dan Rico kembali duduk di ruang tv sambil menyantap nasi goreng yang tadi sudah kubuat.

"Enak ga?" Tanyaku pada Rico.

My Boyfriend As Cold As IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang