Raline pov
Hari ini mulai sekolah lagi, aku senang karena bisa bertemu dengan teman2ku lagi.
***19.00***
"Raline hp mu berdering". Ucap papa sambil memberikan hp yang tertinggal di ruang tv.
"Terimakasih papaku sayang". Jawabku sambil mencium pipi papaku tercinta.
"Hallo..??"
"Raline, ini aku Rico".
"Loh nomornya ganti? Kenapa?"
"Ada, ini hp ku yang lain".
"Ohh ada apa?"
"Kita jalan yuk?"
"Ohh oke aku siap2 dulu ya, kamu dimana?"
"Didepan rumahmu".
"Apa??? Bohong !!!"
"Keluar saja".
Aku mematikan sambungan tlp dan berlari kedepan, benar saja Rico dengan T-shirt hitam dan jacketnya sedang bersandar pada mobilnya sambil senyum2 kearahku.
"Dasar bodoh, kenapa ga masuk coba". Ucapku mencubit lengannya.
"Surprise".
"Kenapa? Kangen aku ya?"
"Iya".
"Izin sama papa dulu gih".
"Ya, kamu siap2 dulu ya sayang".
"Oke".
***
"Malam pak, saya Rico. Saya minta izin untuk bawa Raline pergi sebentar"."Oh ya nak Rico, sudah lama sama Raline?"
"Belum pak, baru kurang lebih 3 bulan".
"Oh ya ?? Bertemu dimana? Sepertinya saya ketinggalan informasi ya".
"Raline sempat magang di kantor tempat saya bekerja pak, jadi kami dekat disana".
"Kamu karyawan 1 kantor atau pemilik nih?"
"Emmh sama saja pak dengan karyawan lain".
"Aaah nak Rico ini merendah saja. Yasudah tolong jaga Raline ya. Hati2 dijalan".
"Baik pak".
"Hai, yuk jalan. Papa aku pergi dulu ya.. daah papah".
"Ia hati2 ya sayang".
Aku mencium pipi papa lalu pergi bersama Rico.
"Syg, tadi mama gak ada ya?"
"Ia, kan ada papa jadi mama ke rumah tante Lisa".
"Lho kenapa kalau ada papa?"
"Heeem kamu blm tau ya, orang tuaku sudah bercerai. Mereka membagi waktu demi bisa bersamaku. Maksudnya sih supaya aku tidak kehilangan sosok satu sama lainnya. Padahal tetap saja, semua tak akan sama seperti saat kami kumpul bersama, duduk bersama, makan bersama dan ngobrol bersama". Jawabku lirih sambil menahan tangis.
"Hussst jangan sedih sayang, semua sudah menjadi jalan hidup yang mereka pilih. Bercerai itu tidak mudah, pasti sudah melalui pemikiran yang matang. Semua demi kebaikan bersama. Lagipula sekarang ada aku disisimu yang bisa menghiburmu". Ucap Rico sambil membelai rambutku.
"Kamu tau, biasanya pulang sekolah aku bercanda dengan papa sambil menunggu mama masak. Setelah itu kami makan bersama. Kelihatannya selalu harmonis tapi ternyata pertengkaran selalu menghiasi hari2 mereka tanpa sepengetahuanku. Awalnya aku menahan mereka untuk bercerai, aku meminta mamaku bertahan. Tapi setelah aku tahu alasannya, aku tidak bisa memaksa mama lagi. Karena aku bisa merasakan sakitnya jika mama bertahan. Ya, papa lebih memilih wanita yang bernama Nara untuk dijadikan istrinya".
![](https://img.wattpad.com/cover/169904525-288-k389369.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend As Cold As Ice
FantasyWarning:> cerita ini murni hanya imajinasi saya, murni khayalan saya. Jadi please ya bagi yg anggap cerita ini mustahil tolong di abaikan saja karena semua hanya IMAJINASI 😊😊 Rico: Ganteng, pintar, tajir, dingin, kaku, korban patah hati, cinta ban...