CHAPTER 6

260 18 11
                                        

"Kau akan membawaku kemana?"

"Ketempat yang menarik...ikuti saja~"

Kibum hanya bisa memandang punggung lebar Jinki yang berjalan didepannya itu dengan penasaran, namja tampan itu menarik lengan kanannya agar berjalan lebih cepat menyusuri lorong rumah lantai satu.

Seperti biasa pemilik mata indah bulan sabit itu –tanpa-permisi-terlebih-dahulu- masuk begitu saja kekamar dan langsung menariknya keluar. Hari ini minggu pagi dan Jinki berkata akan membawanya kesuatu tempat –entah bagian mana lagi dari rumah ini- yang menarik, rumah sebesar istana ini tentu memilik banyak tempat menarik. Dan Kibum seperti biasa pula hanya dapat pasrah mengikuti apapun kemauan pangeran bermata violet ini.

"Sampai...ini kebun belakang rumahku, tempat yang paling banyak ditumbuhi bunga...kau suka?"

Indah...

Tempat yang menarik...yah, memang tempat yang sangat menarik. Kibum tak bisa untuk tidak tercengang melihat apa yang terhampar dihadapannya. Tak tau pasti berapa luas halaman ini...yang pasti sangat luas~ penuh ditumbuhi bunga daisy putih, hampir tak tampak sedikit pun warna hijau...membuat taman ini seperti taman awan.

"Bunga Daisy adalah bunga kesukaan Taemin, karena itu aku menanamnya banyak seperti ini...ayunan waktu itu juga, itu mainan Taemin sampai ia kelas enam SD..."

Tak menanggapi ucapan Jinki...matanya mengikuti arah kemana seekor kupu-kupu berwarna kuning terbang, ketengah taman...dan menemukan beberapa ekor kupu-kupu lainnya, bukan hanya warna kuning...biru, putih dan orange. Yeppeo~ Jinki hanya ikut tersenyum...saat melihat senyum telah terlukis di bibir tipis namja disampingnya.

Bahkan jauh lebih...cantik~

"Kemari...ikuti aku..."

Menarik lagi lengan kanan Kibum, membawa namja cantik itu berjalan di pinggir taman dimana kaki mereka sesekali bersentuhan dengan kelopak bunga yang tak terhitung jumlahnya itu.

"Aku tidak melihat Taemin sejak tadi? Apa dia masih tidur?"

"Tidak, aku sudah mengusirnya agar dia tak mengganggu kita..." guraunya dan langsung tertawa geli saat melihat Kibum memicingkan mata menatapnya "Aku bercanda...saat ini dia pasti sedang bersenang-senang mengurangi jumlah tabungannya untuk membeli CD Game dan pernik One Piece kegemarannya..."

Kibum hanya tersenyum sambil berdengung singkat...Jinki memang terlihat bahagia tiap kali membicarakan mengenai adik satu-satunya itu. Dan senyum yang membuat mata indah bulan sabitnya mengempis itu, lagi-lagi membuat getar-getar halus menyerang hatinya...berkali-kali hati ini mengatakan tidak, tidak dan tidak~ tapi setiap waktu yang ia lewat bersama namja tampan ini...membuat sesuatu yang ia rasakan semakin jelas. Sesuatu yang menyenangkan namun juga menyedihkan, sesuatu yang indah namun juga menyakitkan...dan meski mengetahuinya, Kibum bahkan tak sanggup untuk menyebutnya.

"Kupu-kupu berdatangan lebih banyak saat musim semi, sayangnya sekarang sudah musim gugur...jadi kau tak bisa melihatnya..."

Membawa namja cantik itu berjalan menapaki jalan setapak batubata merah yang sengaja di buat ditengah taman, seperti membelah awan...juga dari arah kanan dan kiri dan membagi taman menjadi empat bagian. Kibum benar-benar merasa berada diatas awan, senyum tak pernah pudar dari wajah cantiknya dengan sepasang matanya yang terus mengamati lautan bungan daisy putih disekelilingnya.

"Eum~" gumamnya pelan saat menunduk dan tanpa sengaja menemukan setangkai...hanya setangkai bunga lain di salah satu sudut taman...bunga mawar putih yang telah layu "Tunggu~"

Jinki berhenti melangkah saat dirasanya namja cantik itu melepas tautan tangannya, berbalik kebelakang dan menemukan Kibum telah berjongkok sambil mengamati bunga yang telah layu itu...bunga yang bahkan Jinki sendiri tak yakin bunga apa itu karena bentuknya yang hampir hancur.

CHECKMATE : POLARISWhere stories live. Discover now