Jinki menatap tajam pada sang dongsaeng yang berdiri tepat di hadapannya...situasi ini terasa jauh lebih menegangkan daripada permainan catur yang biasa mereka lakukan. Taemin serius...Jinki sangat paham akan hal itu, dan jika sudah begitu...adalah hal yang sulit bagi Jinki untuk mengatakan hal negative pada Taemin.
"Aku sendiri yang akan mengantarmu Taemin...lagipula Joon-ssi bersamamu juga, tidak perlu banyak orang bukan?"
"Tapi Hyung, aku juga ingin Kibum-hyung ikut mengantarku ke Airport...kau tega membiarkan kami berpisah dengan tidak berkesan sama sekali seperti ini?"
Sebenarnya apa masalah Taemin? Adik satu-satunya ini sungguh membuat Jinki ingin membenturkan kepalanya kedinding berkali-kali. Padahal besok ia akan kembali terbang ke Finlandia dan sekarang masih berusaha membuat hyungnya menggila~ Jinki membanting tumpukan file diatas meja kerjanya dengan kasar...menyandarkan pinggangnya pada meja, menarik kedua lengan sweater abu-abu rajut tebalnya hingga sebatas siku kemudian melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kau tau aku pasti tak kan membiarkan Kibum meninggalkan rumah ini..."
"Ya, aku tau..."
"Lalu?"
"Hyung, kau selalu seperti ini jika sudah menyukai sesuatu!"
Terkekeh...hampir tertawa melihat perubahan raut wajah Taemin yang menjadi kesal dalam sekejap namun tetap tampak sangat imut dimatanya. Menutupi mulut dengan punggung jemari tangannya yang kokoh...kedua mata bulan sabitnya selalu tampak menipis tiap kali senyumnya mengembang.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan adik manis?"
Namja imut yang saat ini mengenakan pakaian seragam pelaut putih ber-line biru dengan cardigan kuning pucat yang melapisinya, dipadu celana jeans putih selutut itu menggerakan kedua alisnya naik sambil tersenyum penuh arti, memamerkan sesuatu yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggung sempitnya. Jinki hanya memandang bingung papan catur ditangan Taemin...
"Kita bermain catur...kau menang Kibum-hyung tetap tinggal, tapi kalau aku yang menang...izinkan dia ikut mengantarku ke Airport."
Jinki masih tetap melipat kedua tangannya saat Taemin mengangkat papan catur itu hingga sejajar dengan lehernya, hanya saja tanpa senyum yang terlukis dibibirnya. Lingkar violet dalam bingkai bulan sabit itu tampak lekat menatap Taemin...namja imut itu selalu berhasil membuat hatinya kacau dengan cara yang tidak terduga. Jika melihat ini, Kibum akan paham mengapa saat itu Jinki pernah berkata kalau Taemin terkadang dapat bersikap lebih dewasa darinya.
"Kenapa kau sangat ingin Kibum bebas dan meninggalkan rumah ini?"
"Aku tidak pernah berkata begitu, hyung..."
"Lalu?"
"Aku hanya...ingin memberikan kesempatan padanya~"
Terkadang dalam perang, yang seharusnya paling ditakuti bukanlah pihak musuh melainkan pihak netral...karena kita tak pernah tau kemana mereka akan memihak. Jinki tak menjawab...sejujurnya ia ragu, sangat ragu. Bahkan ketakutan dalam hatinya kini...entah karena takut kalah melawan Taemin atau takut jika nanti Kibum benar-benar meninggalkannya.
God~ Lee Jinki sang pimpinan tertinggi NewTaems Enterprise sekaligus organisasi Black Altair mendadak menjadi labil hanya karena terbawa perasaan sentimentil. Langit mungkin akan runtuh sebentar lagi.
"Kalau aku...menolak?"
Taemin yang sejak tadi memang tampak tenang hanya tersenyum lembut seraya menatap sang hyung juga lembut. Tak ada yang dapat menyangkal...bahwa Jinki adalah sosok nomor satu di hati Taemin dan begitu juga sebaliknya.

YOU ARE READING
CHECKMATE : POLARIS
FanfictionJINKIBUM / BL / DLDR ! @A.Vienna "Where is the Lonely Love, You said that you Loved me too ~ i'm Missing your tender touch I'm Missing your....... " REPOST!!! NO TAG! NO BASH!