0.4

85 16 0
                                    

"Can"

"Permisi"

Virgo berdiri di depan rumah Cancer, dia sudah menunggu lebih dari 5 menit tapi pintu tak kunjung di bukakan. Ingin rasanya Virgo berteriak namun dia urungkan ketika melihat mamanya sedang menatap dia dengan mata elang.

Yah, mamanya tak kunjung pergi sedari tadi. Mama Virgo hanya memandang Virgo dari arah rumahnya dengan tatapan seolah-olah Virgo harus menerobos masuk rumah orang.

Akhirnya karena tak tahan dengan tatapan tajam mamanya, Virgo memutuskan untuk mencoba sekali lagi.

"Cancer"

"Permisi"

"Assalamualaikum, sumbangan untuk fakir miskin"

Untuk yang ketiga, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Cancer yang sedang memegang kepalanya sambil cengengesan.

"Ohh, minta sumbangan mba. Saya lagi gak ada duit, maaf yah mba."

Virgo menggeplak kepala Cancer dengan buku Fisika yang dia bawa. "Pala lu minta sumbangan, dari tadi gue panggilin. Awas gue mau masuk"

Virgo menerobos masuk tanpa permisi, dengan santainya dia duduk di sofa dan mengangkat kakinya.

"Yeh, yang sopan dong kalau duduk. Cewek bukan" teriak Cancer dari arah pintu utama.

"Bodo, bikinin gue sirup alpukat dong" perintah Virgo seenak jidatnya.

Cancer memutar bola matanya sambil sesekali memijat kepalanya yang masih terasa pening. "Mana ada sirup alpukat Vircan" ucap Cancer.

"Apaan tuh Vircan?"

Jangan-jangan Cancer mau godain gue, dan dia bilang 'Virgo Cantik'. Udh basi banget. Batin Virgo

"Virgo Cantengan, hehehe" ucap Cancer, dia tersenyum senang karena berhasil menipu Virgo.

Cancer melihat wajah Virgo yang merah padam, malu sekaligus marah. Padahal sih gue mau godain Virgo, batin Cancer.

"Dasar lu, cowok yang ngeselin"

Cancer mendekati Virgo, dia tersenyum lagi. Lalu mengarahkan tangannya ke puncak kepala Virgo dan mengusapnya perlahan.

Sudah ketiga kalinya, sudah ketiga kalinya Cancer membuat hati Virgo berdegup tak tentu suara. Ingin rasanya Virgo memaki dengan kata-kata kasar namun entah kenapa pikiran dan hatinya terlena oleh perbuatan yang di lakukan Cancer kepadanya.

Virgo tersadar, apa yang di lakukan oleh Cancer itu tidak benar. Dia buru-buru menurunkan tangan Cancer dari atas kepalanya. "Can, tujuan gue ke sini mau minta ajarin Fis---" ucapan Virgo terpotong karena Cancer.

"Ohh, minta ajarin mencintai. Tentu dong gue pakarnya" ucap Cancer penuh percaya diri.

"Ihh, Fisika bukan cinta. Gue sih gak peduli yah soal cinta" ucap Virgo acuh.

Cancer terdiam sebentar, dia kaget dengan ucapan Virgo. Apa Virgo benar-benar tak tau arti cinta yang sebenarnya? Apa harus Cancer yang memberi tau?

"Oh, emang Fisika lu berapa?"

"Hmm, lu jangan ketawa yah? Nilai gue sama kayak lu kok"

"Lah, bagus dong. Ngapain lu minta ajarin gue, kita kan nilainya sama. 100 kan nilai lu?" Tanya Cancer.

Virgo mendengus, kenapa Cancer begitu tidak peka. Ngapain juga kalau nilai dia 100 minta di ajarin sama Cancer yang jelas-jelas paling di bencinya, batin Virgo. "Bukan Can" ucap Virgo setengah berbisik.

"Lah terus" ucap Cancer, dia menaikan sebelah alis matanya. Bingung sekaligus merasa aneh dengan Virgo yang membuat teka-teki yang sulit.

"Nilai gue, 100:2" bisik Virgo, suaranya amat kecil. Sampai-sampai semut pun tak bisa mendengar.

Virgo & CancerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang