kekhawatiran

18 3 0
                                    

Alesha sudah dibawa kerumah sakit, setelah papa dan kakaknya menyelesaikan kasus disekolah mereka memilih damai, karna bagaimanapun rani masih sekolah, tak mungkin dia menjebloskan seorang anak sekolah ke penjara bisa-bisa repotasi sekolah tersebut bisa hancur.

Sudah hampir 3 jam, tapi alesha juga belum sadar-sadar, sedangkan azka selalu menenangkan istrinya karna melihat anaknya belum sadarkan diri.

"Sudah ma, jangan nangis lagi yang alesha butuhkan itu bukan tangisan, tapi doa dari kita." ucap azka pada istri tercintanya itu.

"Tapi pa, apa salah alesha sehingga dia berbuat seperti ini pada putri kita? Alesha putri kita baik pa, tapi kenapa banyak orang tidak menyukai dirinya dan selalu buat alesha tersakiti?." ucap alya pada suaminya itu.

"Ma kita tidak bisa mengatur seseorang untuk mencintai dan menyukai kita, ini ujian buat alesha agar alesha bisa naik ke kelas yang lebih tinggi lagi, dengan kesabaran yang dia miliki, papa yakin alesha pasti sadar." ucap azka menyakinkan istrinya.

Bukan alya, zydan, dan azzam saja yang mengkhawatirkan alesha tapi azka juga sebagai seorang ayah, dia merasa tidak becus menjaga putrinya, putri kesayangannya anak yang selalu membuat mereka bangga, bukan berarti dinda, zydan dan azzam tidak membacakan mereka, semua anaknya selalu membacakan alya dan juga azka, tapi alesha bisa membuat suasana menjadi cair saat lelucon garing yang dia buat.

"Bangun nak, jangan buat mama khawatir, kamukan pernah janji sama mama gak akan buat mama nangis dan khawatir, buktikan janji kamu sayang, sadar dan hapus air mata mama hiks... Hiks..."

Zydan dan azzam keluar dari ruang rawat alesha, mereka tidak kuat melihat tangisan dan kondisi orang yang mereka sayang.

"Gue merasa gak becus jagain echa."ucap zydan.

"Lo ngomong apaan si bang? Jangan nyalahin diri lo sendiri! Disini yang salah wanita itu, gue gak habis fikir apa salah alesha sama dia sehingga dia tega ngelakuin ini sama alesha." ucap azzam pada abangnya itu.

Merekapun saling diam dan bertempur dengan pikirannya masing-masing, tak lama sang papa keluar sambil memanggil- manggil dokter dan itu yak luput dari pandangan azzam dan zydan, banyak tanda tanya yang mereka fikirkan "apakah alesha sudah sadar? atau malah sebaliknya.

Tak lama dokter pun datang dan masuk kedalam ruang rawat alesha, azzam dan zydan mengikuti sang dokter dari belakang.

Dokter pun memeriksa alesha "bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya azka pada dokter tersebut. "Alhamdulilah pak kondisi putri bapak sudah stabil dan mungkin besok sudah diperbolehkan pulang." ucap sangat dokter "oh, alhamdulilah." "kalau begitu saya permisi dulu pak." ucap sang dokter.

"Ma..." panggil alesha dengan suara lemah. "Iya sayang mama disini." ucap alya bulir air mata dari pelupuk mata alyapun jatuh putrinya yang selalu ceria sekarang lemah tak berdaya seperti ini.

Aleshapun menghapus air mata alya "mama jangan nangis lagi, echa gak papa kok." ucap alesha meyakinkan mamanya sambil tersenyum. "Jangan sakit lagi sayang, jangan buat mama khawatir." ucap alya. "Maafin echa ya ma udah buat mama khawatir, mama jangan nangis lagi echa udah baikan kok." ucap alesha.

Alesha memperhatikan papa dan kedua kakaknya yang hanya diam, "papa." panggil alesha dan menyuruh azka mendekat padanya. "Iya sayang." ucap azka. "Kak rani?." tanya alesha. "Ngapain kamu pikiran wanita ular itu? Dia udah bikin kamu seperti ini." ucap azzam marah. "Kak azzam jangan gitu, kak rani gak salah kak ini cuman salah faham." ucap alesha. "Dalam kondisi seperti ini kamu masih mikirin dia cha? kamu fikirin dulu kesehatan kamu." ucap zydan.

Alesha diam dia fikir benar kata zydan seharusnya dia memikirkan kondisinya dahulu baru memikirkan rani, tapi fikiran dan ucapannya tak sejalan dengan hatinya.

"Cha waktunya makan, setelah itu minum obat." ucap alya. "Ma echa gak mau minum obat." alesha paling tidak suka minum obat karna katanya pahit. "Katanya mau sembuh ya harus minum obat." ucap alya. "Tapi ma, obat itu.." belum sempat alesha menyelesaikan ucapannya alya langsung memotong ucapannya. "Karna pahit? Echa kamu itu udah besar mau 16 tahun masak minum obat aja gak mau." ucap alya, walaupun suka tidak suka alesha selalu menuruti perintang sang mama. "Iya ma." ucap alesha. "Gitu dong." ucap Alya. "tapi suapi ya." "udah besar tapi makan minta disuapi." ucap alya sambil tersenyum sedangkan alesha mencebikkan bibirnya.

Aleshapun makan disuapi oleh alya, sedangkan papa dan zydan sudah pergi kekantor sedangkan azzam harus memeriksa pasien yang lain. Saat sedang makan alesha bertanya pada alya. "Ma." panggil alesha. "Iya sayang." ucap alya. "Echa kapan pulang?"tanyanya. "Kalau kamu udah baikan besok udah boleh pulang." "gak bisa sekarang ya ma? Echa gak betah tauk disini lama-lama." "sabar dong sayang."

Saat sedang asik-asik cerita tiba-tiba ada yang membuka pintu alesha dan alyapun menoleh marah pintu.

Siapakah  orang tersebut? Terus ikuti RT (Rahasia Takdir) jangan lupa vote and coment ya❤

Medan, 13 desember 18

Rahasia TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang