08.Pergi

60 18 8
                                    

Venissa kembali murung hari kini, tibanya ia disekolah, ia sudah terbaring malas di mejanya. Ntah apa alasannya.

Kent masih belum bisa pulang dan tak ada perubahan padanya. Alat medis yang mengelilingi wajah tampannya itupun tak ada yang berkurang.

Ditambah dengan belum ditemukannya pelaku kejadian Kent ini, membuat Venissa sangat sedih. Venissa berusaha tegar menghadapi hari - harinya.

" Clar, ke kantin yok?. " tawar Vero, Venissa hanya menggeleng pelan.

" Lu kenapasi?. " Salma mulai risih dengan sikap Venissa yang malas - malasan.

" Kent yang sakit, lu yang sibuk. Apaansih gak jelas jadi cewek. Sok prihatin. " Lisa berjalan didepan kelas Venissa dan menghadap ke arah Venissa dengan tatapan remeh dan sinis tentunya.

Venissa mengabaikan itu, terserah pada Lisa. Ia tak mengerti apa yang Venissa rasakan.

Ketika lu udah 3 tahun punya hubungan sama cowok yang buat lu benar - benar nyaman sampai lu gak pernah ada niat untuk pergi dari dia. Dan cowok idaman yang baru saja menyelesaikan konflik bersama beberapa hari yang lalu, tiba - tiba tergeletak di Rumah Sakit dan melalui koma selama beberapa malam. Di tambah dengan kejadian yang belum bisa lu terima, thehell seharusnya Lisa mengerti.

Dan, seharusnya mereka mengerti betapa sayangnya Venissa dengan Kent, seperti kalimat di atas, pasti sudah tergambar sikap Kent itu bagaimana.

Salah kah?

" Yaudah kalau pada mau ke kantin pergi aja, gw gak papa ditinggal kok. " Venissa menatap mereka sekilas.

Tanpa basa - basi kedua sahabat Venissa langsung berlomba - lomba menuju kantin.

Tringgg

Venissa langsung membuka HPnya dan melihat pesan yang baru ia terima.

Ayah
Istirahat pertama tunggu ayah di gerbang, kamu udah ayah izinin pulang cepat. Ada perlu

Ia langsung mematikan layar handphonenya dan memasukkan ke dalam saku roknya. Ia tak terlalu penasaran dengan keperluan nanti siang, hah mungkin Ayah akan pergi rapat ke luar lagi. Itu yang dipikirkan Venissa.

******
Venissa kini berada di mobil milik ayahnya, setibanya ia disana ntah mengapa suasana yang Venissa rasakan berbeda.

" Ayah, mau pergi ke mana? Berapa hari?. " Venissa bertanya dengan penasaran.

Ayah Venissa hanya membalasnya dengan senyuman tipis dan gelengan kepala yang pelan, ia tetap diam dan fokus menyetir.

Mobilpun berhenti di tempat yang tak asing bagi Venissa. Venissa tidak tahu mengapa ia di ajak kemari oleh ayah, " Kok dirumah Kent?. " Venissa memajukan tubuhnya dan menatap keluar, ternyata benar. Ini rumah Kent.

Gadis itupun memasuki kawasan rumah Kent, dimulai dari memasuki gerbang yang besar dan sudah disambut hangat oleh Keluarga Kent, tak terkecuali Kent.

Tunggu...

Kent?

Sudah pulang dari Rumah Sakit?

Venissa memberhentikan langkahnya seolah membeku, buat apa ia di bawa kemari dan dadakan seperti sekarang?

" Lamaran kah? Apakah ada percepatan pertunangan? Kawin dadakan? Ini ngapain?. "

Hati Venissa lelah sekali untuk menemukan jawabannya. Dan tiba - tiba saja sudah ada Bunda Venissa yang tengah berbincang dengan Mama Kent.

Fix! Gw mau tunangan detik ini

Ketika suara langkah kaki Venissa yang memasuki rumah Kent terdengar, Mama Kent dan Bunda Venissa tentunya langsung memberhentikan acara mengobrol ria mereka dan menyambut Venissa.

BR(OK)ENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang