03.Ternyata

76 19 0
                                    

Pukul 10 malam, Venissa sudah berada di kamarnya.

Setelah berbincang cukup lama dengan sahabatnya, Venissa tersenyum sumhringan karena mereka mau membantu Venissa.

******
Venissa telah tiba disekolahnya bersama Kent yang notebenenya adalah kekasihnya.

" Kent, ntar gue balik bareng Vero sama Salma ya. " Venissa memberikan helmnya pada Kent dan Kent hanya tersenyum kecil sambil mengangguk.

" Iya, hati - hati. " tuturnya lembut. Venissa senang dan tertawa dalam hatinya.

Mereka berduapun langsung menuju kelas masing - masing.

Ketika Kent mengantarkan Venissa ke kelasnya, kebetulan Gilang dan Lisa lewat dan melihat tragedi tersebut.

" Sebegitu cintanya Kent sama bocah itu?. " remeh Lisa.

" Dia gak ada apa - apanya dibanding elu. " bela Gilang dan dibalas kekehan pelan oleh Lisa.

******
Pelajaran pertama kini sedang berlangsung, istirahat pertamapun juga sebentar lagi akan tiba.

Pelajaran yang sedang berlangsung terasa sangat membosankan, Venissa memutar bola matanya malas.

Pandangannya kini ia arahkan ke arah lapangan basket yang tak jauh dari kelasnya.

Kent?

Venissa mengulum senyumnya melihat pacarnya itu berlari - lari bermain bola basket.

" AAAAAAUW, SAKIT. " Teriakan yang cukup histeris itu membuat seluruh pandangan tertuju padanya.

Lisa.

Ia terjatuh ketika akan menuju ke taman, kakinya terkilir. Kini kedua tangannya sibuk memegang lututnya yang sakit itu.

" Sakit... " Teriakannya sekali lagi.

Karena Lisa tidak akrab dengan perempuan di kelasnya, jadi anak XII IPA 2 hanya berjalan santai tanpa melihat Lisa.

Pipi Lisa basah karena kebanjiran air mata, matanya celingak - celinguk mencari tubuh Gilang, tapi hasilnya nihil.

Deg...

Kent mengulurkan tangannya pada Lisa dan Lisa mendongakkan kepalanya sambil sesegukan.

" Buruan naik ke punggung gue. " Suaranya memang kecil, tapi Venissa bisa melihat gerakan mulut kekasihnya.

Venissa tersenyum kecut karena melihat Lisa telah berada di atas panggung Kent sambil memeluk Kent dari belakang.

Venissa terlalu larut dalam suasana itu dan tanpa sadar hatinya telah terpuruk.

Pletak!

" Venissa Clara! Jika kamu tidak mendengarkan penjelasan ibu, silahkan tinggalkan ruangan ini. " Bentak Ma'am Tasya.

Venissa menundukkan kepalanya dan mengangguk pelan, sedangkan Ma'am Tasya melanjutkan penjelasannya.

Sekelas menatap Venissa iba, karena mereka juga tau apa yang sedang terjadi.

******
Di ruang kesehatan, anggota PMR yang sedang bertugas dengan sigap mengobati luka Lisa.

Lisa meringis kesakitan dan menjadikan genggaman tangannya dengan Kent sebagai kekuatan.

" Tunggu ya, kak. Sebentar lagi kelar kok. " Kata petugas PMR kelas XI.

Lisa hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.

Sedangkan petugas yang bernama Fatima itu menatap Kent dengan tatapan beribu tanya.

" Putus dengan Venissa kah?. "

" Gimana kalau Venissa tau?. "

Fatima menggelengkan kepalanya sekilas dan melanjutkan tugasnya.

Kent menatap Lisa datar, Lisa terus saja meringis kesakitan.

" Udah kak, aku tinggal dulu ya. " Adik kelas itupun membereskan peralatannya dan meninggalkan mereka berdua.

Kent melepaskan genggamannya itu dan menatap Lisa dengan tatapan datar khas nya.

" Gw tinggal dulu. " Kent meninggalkan Lisa sendirian dan menuju ke kelasnya.

Diperjalanan, Kent berpapasan dengan Venissa yang berjalan dengan kepala yang tertunduk.

Kent langsung menepuk pundak Venissa, Venissapun mendongakkan kepalanya dan menatap Kent sekilas.

" Kenapa?. " datar Venissa.

" Lo yang kenapa?. " tanya Kent khawatir.

" Gue gakpapa, jangan ganggu gue sekarang. " Venissa langsung berjalan meninggalkan Kent dan menuju kantin.

******
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, para Siswa Siswi SMP Wijaya berhamburan keluar kelas.

Tapi, tidak dengan Kent yang sibuk mendengarkan lagu di Handphone dengan earphone-nya.

" Kent, gue minta tolong, dong. " Gilang menghampiri meja Kent.

Kent menautkan alisnya, Gilang langsung memberi penjelasan.

" Gw buru - buru mau balapan sama geng sebelah! Tolong ya, antar Lisa sampai kerumahnya. " Gilang memohon dan mendesak Kent.

" Ayoolaah Kent. " Ia kembali memohon, Kent pun mengangguk pasrah dan langsung menuju ke UKS.

******
" Gilang kemana?. " tanya Lisa meyakinkan.
" Balapan. " singkat Kent, lagi - lagi Kent kembali membenci keadaan ini.

" Kent, tolong ambilin HP gue di meja itu dong. " Lisa menunjuk meja yang bisa dibilang agak jauh dari ranjangnya.

Saat Kent menuju meja itu, HP Lisa hidup yang menandakan bahwa ia mendapat notifikasi di HP itu.

Tanpa sengaja, mata Kent tertuju dan fokus pada pesan yang baru saja diterima.

Gilang
Misi kita berhasil, kali ini jangan sampai lolos. Gw bakal urus misi buat Venissa ntar.

Kent menyipitkan matanya dan kembali membaca pesan itu, Kent langsung meraih benda persegi panjang tersebut dan memberi kepada Lisa secara agak kasar.

" Gue ngasih lo apresiasi atas usaha lo, tapi ingat. Gue gak tertarik mau balikan samalo. " Bentak Kent.

Kent mengambil kunci motornya dan berlari pelan ke arah parkiran.

" Gilang sialan!. " decaknya, ia mengumpat kesal.

" Gw harus kasih penjelasan ke Venissa!. "

BR(OK)ENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang