12.Pertunangan

23 5 0
                                    

" Pertunangannya, dilaksanakan di mana?. " Tanya Ayah Venissa.

" Untuk pertunangan, yang jelas di sini saja. Supaya tidak terlalu banyak yang tau. " Saran Papa Kent.

" Pa? Aku? Tunangan sama Venissa?. " pertanyaan itu di balas anggukan pelan.

" Mengapa terburu - buru?. " Venissa ikut larut ke dalam obrolan.

" Begini... Jika Kent tidak segera menikah, jika misalkan perusahaan terkena ancaman, Kent akan disuruh menikah oleh putri dari rekan - rekan yang mengancam itu. Jadi, biarlah Kent setidaknya bertunangan denganmu. " Papa Kent menjelaskan dengan rinci.

Mereka berdua mengangguk mengerti, karena mereka masih beradu dengan perasaan mereka. Senang dan kaget.

Venissa menunduk gugup, Kent senyum - senyum sendiri. Ntah apa yang mereka pikirkan, yang jelas itu urusan mereka.

Venissa tertunduk, ia merasa senang tapi mengapa ada sesuatu yang mengganjal dirinya. Ia menghembuskan nafasnya kasar karena ia sudah berkutat dengan batinnya sendiri.

" gue rasa ada yang aneh, tapi gatau apaaan. "

" gamungkin, gue secepatnya bakal tunangan sama Kent, dan gue jamin engga bakal ada hambatan. "

Setelah kedua orang tua mereka selesai membicarakan tentang pertunangan, Ayah dan Bunda Venissa pamit duluan karena takut kehabisan hotel, dan akhirnya Venissa pun turut pamit.

" nanti angkat telfon gue, calon tunangan. " goda Kent, dan muka Venissapun memerah seperti tomat.

Venissa berjalan menuju mobil, namun tiba - tiba ada seseorang yang dengan keras menabrak dirinya, dan hampir saja Venissa terjatuh.

Gadis itu memang bukan perasa yang kuat, namun ia yakin...

Bahwa orang yang sebenarnya telah ia hindari mati - matian, ternyata muncul lagi untuk mengganggu hidupnya.

BR(OK)ENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang