One

2.7K 300 7
                                    

From somewhere, from somewhere, I hear a sound. ( I prick up my ears )

➣ Kim Seungmin tersentak kaget ketika mendengar suara pukulan keras di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➣ Kim Seungmin tersentak kaget ketika mendengar suara pukulan keras di hadapannya. Mata pemuda manis itu membulat dan ia dengan sigap duduk tegak. Hanya untuk kembali terkantuk-kantuk setelahnya.

"Kim Seungmin, perhatikan!" ujar seorang wanita paruh baya yang sedang berdiri di depan ruangan kubus itu. Matanya menatap Seungmin dengan tajam dan jemarinya memukulkan sebuah rotan ke papan tulis hitam di hadapannya.

Seungmin dengan cepat kembali duduk tegak. Matanya ia paksakan membuka dengan lebar. Mulutnya mengeluarkan dua buah kata sebagai jawaban, "Ya, ssaem!"

Beberapa murid di sekitar Seungmin terkekeh pelan. Seungmin yang mendengarnya pun turut terkekeh. Namun tentu saja beberapa menit kemudian ia tertidur dengan buku yang berdiri di atas meja. Kali ini, Seungmin berhasil tertidur hingga jam pelajaran wanita itu selesai.

Beberapa saat kemudian, bel berbunyi dengan nyaring dan panjang. Seungmin yang mendengarnya terbangun dari tidurnya dengan sebuah senyuman cerah. Murid laki-laki itu meraih sekotak bekal dari lacinya kemudian membukanya. Matanya berbinar.

"Seungmin!" teriakan nyaring itu terdengar hingga sudut ruangan. Seorang murid laki-laki dengan sebuah senyuman lebar berdiri di depan pintu kelas Seungmin. Murid laki-laki itu memegang sebuah kotak bekal dan berjalan dengan heboh menuju Seungmin.

"Ada apa, Lix?" Seungmin berujar. Jemarinya meraih sebuah roti lapis dari dalam kotak bekalnya kemudian memakannya dalam diam.

"Aku ada gosip hangat!" murid laki-laki yang bernama Felix — diketahui dari name-tag yang tersemat di seragamnya — berseru nyaring. Sontak hampir seisi kelas  yang mendengar seruan itu mendatangi meja Seungmin. Kelas yang tadinya ricuh mendadak hening. Semua orang mengantisipasi gosip hangat dari Felix.

"Apa?" Seungmin berujar setelah menelan gigitan pertama dari roti lapisnya. Murid laki-laki itu menggigit roti lapisnya sekali lagi. Matanya menatap Felix dengan penasaran.

"Kamu tahu Yang Jeongin?" Felix berujar sembari meraih sebuah roti lapis dari dalam kotak bekal Seungmin. Ia menggigit roti itu kemudian meletakkannya kembali ke dalam kotak bekal Seungmin.

"Tidak. Aku baru ini mendengar namanya. Kenapa?" Seungmin berkata. Jemarinya meraih sebuah sosis dari kotak bekal Felix kemudian melahapnya habis.

"Kamu serius tidak tahu?" Felix menatap Seungmin tidak percaya. Murid laki-laki itu menyenderkan tubuhnya di sebuah kursi yang entah milik siapa.

"Aku murid baru di sini, jika kamu lupa," ujaran Seungmin membuat Felix menepuk dahinya pelan.

"Astaga, aku lupa. Maaf," Felix berucap. Seungmin membalasnya dengan menggedikkan bahunya.

"Jadi, ada apa dengannya?" suara seorang murid perempuan terdengar mendesak. Seungmin mengangkat wajahnya kemudian menatap kaget sekumpulan murid yang mengelilingi mereka.

"Astaga. Sejak kapan kalian di sini?" Seungmin berkata takjub. Bagaimana bisa ia tidak menyadari hal itu?

"Sejak pelajaran matematika. Felix, ada apa dengan Jeongin?" teman sebangku Seungmin — Chaewon — berujar dengan cepat.

"Yang Jeongin sudah kembali. Kemungkinan besar ia akan kembali bersekolah esok hari," Felix berkata dengan serius. Seisi kelas itu menatap Felix tidak percaya.

"Kamu serius?" salah seorang murid perempuan lainnya menyahut. Felix menganggukkan kepalanya yakin.

"Aku mendengar percakapan wali kelasku dengan kepala sekolah pagi tadi," Felix berkata dengan serius. Ia menatap Seungmin kemudian melanjutkan perkataannya, "Kamu mungkin akan berada dalam masalah."

Seungmin mengernyitkan dahinya heran, "Kenapa aku?"

Felix mendesah kasar, "Yang Jeongin adalah murid laki-laki yang disukai seluruh sekolah. Maksudku, ia adalah sosok asli dari seorang kekasih idaman."

"Lalu apa hubungannya denganku?" Seungmin berkata. Masih tidak paham dengan arah pembicaraan mereka kala itu.

"Masalahnya adalah, Yang Jeongin benar-benar tipemu!" Felix berkata dengan tidak sabaran.

"Lalu?" Seungmin kembali bertanya. Masih tidak dapat menebak alur percakapan mereka kala itu.

"Seungmin, Yang Jeongin sangat tampan. Ia juga berasal dari keluarga yang sangat mampu. Ia adalah orang yang baik. Namun setahun yang lalu, ketika sekolah kita selesai direnovasi, ia berubah," Chaewon berkata dengan perlahan. Matanya menatap kedua bola mata Seungmin dengan serius.

"Jadi?" Seungmin berkata selagi mengunyah sebuah gigitan dari roti lapisnya.

"Intinya kamu harus hati-hati. Jangan sampai kamu jatuh cinta kepada Jeongin atau kamu akan sakit hati," Chaewon berujar untuk yang terakhir kalinya. Murid perempuan itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan kubus itu.

"Yang Jeongin, ya?" Seungmin berujar dengan sangat pelan. Bahkan Felix yang duduk di hadapannya tidak dapat menangkap perkataan Seungmin.

"Seung, aku bagi rotimu satu, ya!" teriakan nyaring itu menyadarkan Seungmin dari lamunannya. Murid laki-laki itu mengedarkan pandangannya kemudian mengangguk ketika matanya bertubrukan dengan mata teman sebangkunya.

"Iya!"

— — — — —

👀

Hero's Soup ft. JeongminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang