Seven

1.2K 220 3
                                    

Take me to Wonderland.

➣ Seungmin tersentak kaget ketika ia merasakan sebuah tepukan ringan di bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➣ Seungmin tersentak kaget ketika ia merasakan sebuah tepukan ringan di bahunya. Ia mengangkat kepalanya kemudian mengusap matanya. Setelah mengerjapkan matanya beberapa kali, ia akhirnya menatap Felix yang terduduk di hadapannya dengan sebuah senyuman.

"Ehng, Felix?" Seungmin menguap kecil.

"Tadi malam tidur jam berapa?" Felix bertanya dengan lembut.

Seungmin menggedikkan bahunya. "Tidak tahu."

"Apa kamu langsung tidur setelah mengatakan selamat malam padaku semalam?" Felix menyuapkan sebuah telur gulung ke dalam mulutnya.

"Tidak, aku bermain game dulu," Seungmin menyengir.

"Pantas. Kamu selalu lupa waktu jika sudah dihadapkan dengan game," Felix berujar, bola matanya ia putarkan ke atas. "Omong-omong, sudah dengar gosip terbaru itu?"

"Eh? Gosip apa?" Seungmin menegakkan duduknya. Berteman dengan Felix membuatnya suka bergosip.

"Ada murid baru yang masuk esok hari, kudengar dia cukup tampan, sepertinya aku dapat saingan," Felix dengan percaya diri menyibakkan rambutnya ke belakang.

Seungmin mendengus pelan namun kemudian terkekeh. "Hanya sekadar mengingatkan, kamu tidak tampan, Fel."

"Kamu mau mati?"

Seungmin tergelak. Pria manis itu meraih sebuah telur gulung dari kotak makanan milik Felix. "Aku terlambat bangun."

Felix mengangguk pelan. Keduanya kemudian berdiam diri. Sibuk memakan makanan Felix dan memikirkan banyak hal.

"Eung, Fel," Seungmin berujar.

"Hm?" Felix menatap Seungmin.

Seungmin mendekatkan wajahnya ke wajah Felix, membisikkan sesuatu tepat di depan bibir pria ber-freckles itu. "Yang Jeongin itu ahli waris perusahaan Ayahnya ya?"

Felix mengangguk pelan. "Ya. Dia adalah pewaris satu-satunya karena ia anak tunggal. Kabarnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas, ia akan dinikahkan dengan tunangannya."

"Ia sudah bertunangan?" Seungmin mengernyit heran.

Felix sekali lagi mengangguk. "Ada beberapa peraturan penting di Keluarga Yang. Salah satunya adalah sang ahli waris harus menikah sebelum ia memegang perusahaan dan pasangannya haruslah orang yang sempurna untuk tugasnya."

"Tugasnya?"

"Keluarga Yang adalah keluarga yang amat sadis, itu sudah menjadi rahasia umum. Mereka sangat egois. Mereka tidak memerdulikan apapun selain hal yang menguntungkan mereka. Namun Keluarga Yang memiliki garis sifat yang sangat baik, terlalu baik menurut mereka.

"Jadi mereka membutuhkan pasangan mereka untuk mengontrol mereka. Mereka membutuhkan pasangan mereka untuk merubah mereka menjadi seperti ahli waris sebelumnya. Mereka harus menjadi dingin, sadis, dan egois. Maka dari itu rata-rata pernikahan yang terjadi di Keluarga Yang adalah sebuah perjodohan yang dipaksakan."

"Apakah pertunangan Yang Jeongin dengan Jeon Heejin termasuk perjodohan yang dipaksakan?"

Felix menggedikkan bahunya. "Bisa dikatakan iya bisa juga dikatakan tidak. Yang Jeongin membenci Jeon Heejin, ia gay dan membenci semua wanita dengan sifat seperti Jeon Heejin. Menurutnya, Jeon Heejin adalah reinkarnasi dari seorang Maleficent.

"Jeon Heejin sendiri sebenarnya sedikit keberatan dengan perjodohan itu. Jeon Heejin tidak pernah mencintai Yang Jeongin, ia mencintai kekasihnya, Kim Byeongkwan. Namun Kim Byeongkwan tengah menuntut ilmu di luar negeri dan mungkin kembali setelah beberapa tahun meninggalkan Korea Selatan."

"Maka dari itu Jeon Heejin menerima perjodohan itu?" Seungmin bertanya dengan hati-hati, takut orang lain mendengar percakapan mereka.

"Tidak juga. Jeon Heejin tidak pernah menerima perjodohan itu. Ia membiarkan orang tuanya mengurusnya dengan satu syarat. Ketika kekasihnya kembali, ia akan meninggalkan Yang Jeongin dan menikah bersama kekasihnya. Orang tuanya setuju saja karena tawaran menggiurkan dari Keluarga Yang."

"Tawaran menggiurkan macam apa?"

"Jika Keluarga Jeon menerima perjodohan itu, mereka akan diberikan minimal sepuluh juta won per bulan."

Seungmin membuka mulutnya, matanya melebar. "Kamu serius?"

Felix mengangguk, meraih sebuah telur gulung. "Tentu saja. Keluarga Jeon yang hanyalah pengusaha kecil tentu saja setuju."

"Gila," Seungmin berdecak kagum.

"Oh, ya, mengapa kamu tiba-tiba tertarik dengan mereka?" Felix bertanya. Jemarinya menutup kotak bekalnya yang sudah kosong.

Seungmin meneguk ludahnya gugup. "Yang Jeongin bilang aku harus membantunya menjadi seperti Ayahnya."

"Apa?! Kapan?! Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih cepat, bodoh!" Felix berteriak kesal.

"Ia memberitahuku semalam, bodoh. Aku berusaha untuk memberitahumu lebih cepat namun jadwal kita bertabrakan," Seungmin mendengus kesal. "Ia memaksa, aku tidak bisa menolak."

"Tentu saja ia memaksa," Felix ikut mendengus kesal. "Kamu tidak akan bisa lepas dari Yang Jeongin, berhati-hatilah. Aku akan berusaha untuk membantumu sebisaku."

Seungmin tersenyum menatap jemari Felix yang menggengam jemarinya erat. Setelah membalas genggaman itu, Seungmin menatap mata Felix dengan sebuah senyuman manis yang membuat Felix tertegun.

"Terima kasih banyak, Fel, aku benar-benar menyayangimu," Seungmin berujar.

Felix balas tersenyum. "Aku juga menyayangimu, Seungmin."

— — — — —

Miss me? 👀

Hero's Soup ft. JeongminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang