Two

1.8K 283 17
                                        

It was beautiful, it was beautiful, I'm melting away gently ( I'm falling )

❝ It was beautiful, it was beautiful, I'm melting away gently ( I'm falling ) ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➣ Kim Seungmin memasuki ruangan kubus itu dengan sebuah senyuman manis. Ia dengan ceria berjalan — sedikit melompat — menuju tempat duduknya. Tas sekolahnya ia letakkan dengan sembarangan di laci meja.

"Selamat pagi, Chaewon!" Seungmin menyapa teman sebangkunya dengan semangat. Namun kemudian bibir yang tadinya menyunggingkan sebuah senyuman manis melengkung ke bawah lantaran tidak menerima jawaban dari Chaewon. Seungmin dengan hati-hati bertanya, "Kamu marah?"

Chaewon menghela napas kasar. Murid perempuan itu menatap Seungmin. Jemarinya mengusap rambut Seungmin pelan dengan sebuah senyuman, "Tidak. Hanya saja, aku sedang punya banyak pikiran."

Seungmin mengangguk paham. Ia mengalihkan pandangannya menuju papan tulis kosong di depan ruangan kubus itu. Jemarinya baru saja akan meraih telepon pintarnya dari dalam kantung seragam jika saja sesuatu yang lebih menarik tidak merampas perhatiannya.

Dari daun pintu, seorang murid laki-laki melangkah memasuki ruangan kubus itu dengan cepat. Langkah kakinya lebar-lebar menuju tempat duduk tepat di belakang Seungmin. Murid laki-laki itu kelihatannya seperti anak baik-baik. Seragam yang pas, tas yang dipasang dengan benar, poni yang sedikit menutupi matanya dan rambut yang tersisir rapi mendukung tesis Seungmin.

Kedua bola mata Seungmin terus menatap murid laki-laki itu. Kedua belah bibirnya bahkan menjauhi satu sama lain karena kekaguman yang kentara. Seungmin bahkan memutar lehernya sembilan puluh derajat agar dapat melihat murid laki-laki itu dengan jelas.

"Tampan," Seungmin bergumam dengan jelas. Terlalu jelas hingga mengundang sebuah senyuman kecil dari murid laki-laki yang ia perhatikan sedari tadi.

Lima menit berlalu dan aktifitas Seungmin tidak berubah banyak. Kedua bola matanya terus-terusan menatap murid laki-laki itu dengan penuh pemujaan sementara murid laki-laki itu menuliskan sesuatu ke dalam bukunya.

"Kamu tampan sekali," Seungmin berujar. Sebuah decakan kagum meninggalkan bibirnya.

"Terimakasih," murid laki-laki itu berujar pelan. Sangat pelan hingga Seungmin hampir tidak mendengarnya.

"Namaku Kim Seungmin, kamu?" Seungmin menjulurkan tangannya ke hadapan murid laki-laki itu.

"Yang Jeongin," murid laki-laki itu berujar. Uluran tangan Seungmin disambutnya. Keduanya terdiam cukup lama. Saling menelisik netra satu sama lain.

"Ah, maaf," Seungmin berujar pelan. Ia menarik tangannya kemudian dengan malu tersenyum kecil.

"Tidak apa-apa," Yang Jeongin berujar. Ia menatap Seungmin dengan lembut kemudian melanjutkan perkataannya, "Kamu si anak baru itu?"

Seungmin mengangguk antusias. Sebuah senyuman manis tersemat di bibirnya, "Ya! Dan kamu murid laki-laki yang dihebohkan murid lainnya?"

Jeongin mengangkat bahunya pelan, "Entahlah. Mungkin," ujarnya pelan.

"Jeongin! Kenapa kamu menghilang lagi tanpa memberi tahuku?" suara seorang perempuan mengalihkan atensi keduanya.

"Heejin?" Jeongin berujar pelan, "Bagaimana kamu bisa menemukanku?"

Murid perempuan yang dipanggil Heejin itu tersenyum lembut. Jemarinya mengusap rambut Jeongin penuh kasih sayang, "Apa kamu masih tidak sadar dengan kepopuleranmu?"

Jeongin menepis jemari Heejin dari rambutnya. Ia menatap murid perempuan itu tajam, "Enyahlah."

Seungmin tertegun. Ia tidak menyangka ternyata Jeongin dapat berlaku sekasar itu. Terlebih lagi Heejin adalah seorang perempuan.

"Jeon Heejin, aku percaya bahwa kelasmu bukan di sini," suara seorang wanita menginstrupsi kegiatan mereka, "Keluar."

Heejin melangkahkan kakinya dengan enggan keluar ruangan kubus itu. Sebelum benar-benar menghilang di balik pintu, murid perempuan itu berujar keras ke dalam ruangan kubus itu, "Aku akan mendatangimu ketika waktu istirahat, Babe,"

Jeongin memutar bola matanya jengah. Murid laki-laki itu meraih pensil mekaniknya kemudian memainkannya dengan bosan. Matanya menjelajahi punggung Seungmin yang menghadapnya. Sebuah seringaian tersemat di wajahnya.

"Kim Seungmin, ya? Menarik."

— — — — —

💅

Hero's Soup ft. JeongminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang