Nine, Hyunlix

1.1K 183 6
                                    

Hush. Oh, it's weird, my body, my eyes, I'm possessed.

➣ Felix tidak tahu bagaimana proses secara persisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

➣ Felix tidak tahu bagaimana proses secara persisnya. Yang pasti, Felix merasa kesal. Kesal pada murid baru itu. Rumor itu benar, murid baru itu tampan.

Felix benci mengakuinya tapi murid baru itu memang sangat tampan, mengalahkan ketampanannya. Berulang kali Felix mendengus kesal melihat segerombolan murid baik perempuan maupun laki-laki sibuk berusaha untuk mencuri perhatian murid baru itu. Felix berulang kali memutar bola matanya ketika melihat si murid baru berlagak sok baik.

Delapan hari sudah berlalu dan Felix belum juga memiliki keinginan untuk mengajak murid baru itu berkenalan. Alasannya beragam;

1. Murid itu tampan, sangat tampan. Namun pada waktu tertentu, ia juga terlihat sangat manis dan hal itu membuat Felix terpana setiap saat.

2. Para murid yang selalu berusaha untuk mencuri perhatian si murid baru itu selalu menghalangi pemandangan. Felix bahkan tidak pernah tahu tempat duduk persis si murid baru walaupun mereka berbagi kelas yang sama.

3. Felix iri. Ya, ia akui itu. Ia sangat iri dengan murid baru itu. Tubuh tinggi yang terawat, kulit putih kecoklatan yang sempurna, bibir tebal yang menggoda, tahi lalat kecil di bawah matanya yang membuatnya semakin terlihat manis, dan senyuman itu. Senyuman yang membuat jantung Felix berdetak dengan tidak beraturan.

"Kosong tidak?"

Felix tersentak kaget ketika sebuah suara menyapanya. Ia mendongak dan meneguk ludahnya kasar. Felix bersumpah ia tidak pernah tergoda separah ini sebelumnya.

Di hadapannya, si murid baru dengan segala fitur wajahnya yang menggoda itu berdiri. Wajahnya penuh dengan keringat, nafas dan seragamnya berantakan. Kedua belah bibir penuh itu mengulas sebuah senyuman yang menambah kesan manis pada wajah murid baru itu.

"Hei? Kosong tidak?" murid baru itu kembali menegur Felix.

"Ah, eh, iya," Felix mencubit dirinya sendiri. Mengapa ia gugup?

"Keberatan jika aku mengisi kekosongan itu?" murid baru itu mulai meletakkan nampan makanannya ke atas meja yang Felix tempati.

"Eh? Kekosongan apa?" mata Felix mengerjap beberapa kali sebelum menjawab.

"Kekosongan bangku ini, dan mungkin, kekosongan hatimu?" murid itu tertawa setelahnya.

Felix diam. Ia tengah sibuk mengutuk Seungmin yang menghilang sejak tiga hari yang lalu dan membuat Felix makan sendirian di dalam kelasnya. Namun ia juga mengutuk dirinya sendiri.

Apa yang merasukinya hingga ia berani makan sendirian di ruang makan hari ini? Lihatlah sekitarmu! Segerombolan murid laki-laki dan perempuan tengah menatapmu penuh benci karena seorang murid baru yang menawarkan diri untuk duduk di hadapanmu, Felix! Bukankah kamu sendiri yang sibuk mengklaim bahwa perhatian yang berlebihan itu tidak sehat untukmu? Mengapa kamu justru mengundang hal itu?

Felix mendengus. "Terserah."

"Terima kasih," ujar si murid baru. Ia dengan cepat mendudukkan dirinya di hadapan Felix.

Keheningan melanda keduanya. Felix menolak untuk membuka percakapan sementara si murid baru sibuk menelusuri lekukan wajah Felix yang sempurna.

"Aku Hyunjin, Hwang Hyunjin. Kamu?" si murid baru bersuara, menyodorkan tangannya, berharap Felix menyambutnya.

"Lee Felix," Felix berujar. Tangannya menyambut sodoran tangan Hyunjin, meremasnya sedikit, kemudian melepas jabatan tangan keduanya dalam hitungan waktu dua detik.

"Namamu bagus," Hyunjin berseru canggung.

Felix berdeham. "Terima kasih, namamu juga bagus."

Keduanya kembali diam.

"Jadi, Lee Felix, kamu menempati kelas yang sama denganku, bukan? Agak aneh rasanya kita berkenalan di ruang makan setelah seminggu aku bersekolah di sini," Hyunjin berujar.

Felix mengangguk kecil, menelan makanannya, dan menatap wajah Hyunjin. "Ya, memang aneh rasanya, sangat aneh."

Hyunjin menyuapkan sesendok penuh makanannya ke dalam mulutnya. "Apa aku boleh mengakrabkan diri denganmu?"

Felix menelan makanannya dengan cepat. "Apa?"

"Maksudku, err, di antara semua teman-teman sekelas kita, kamu terlihat yang paling normal. Eh, aku tidak mengatakan jika mereka abnormal, tapi, kelakuan mereka agak aneh, dan kamu yang paling tidak aneh," Hyunjin dengan gugup bersuara.

Hening beberapa saat.

"Oke," Felix berujar.

Hyunjin tersenyum senang.

"Terima kasih!" ujaran Hyunjin kemudian dijawab Felix dengan sebuah gumaman.

Felix meletakkan sendoknya. Jemarinya bergerak meremas dadanya. Pria itu berusaha untuk mengontrol detak jantung dan napasnya yang tidak teratur.

Apa yang salah dengan dirimu hari ini, Lee Felix?

•  •  •  •  •

🙃

Hero's Soup ft. JeongminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang