SJ/1 :: Sekertaris baru? Yuta?

863 130 53
                                    

"Aku akan menemanimu. Aku akan ikut dengan mu pokoknya"

"Berhenti bicara omong kosong Doyoung -ahh"

"Omong kosong apa maksud mu Yuta. Aku tidak akan membiarkan mu sendiri"

"Doyoung cukup! Mengertilah perasaan ku. Harus sampai kapan aku harus dihadapkan situasi seperti ini. Kalian...kalian hanya memberikan perjuangan palsu padaku. Apa belum cukup semua kisah menyedihkan ku ini, ku mohon jangan kau tambah lagi Doyoung -ahh. Aku tidak mau menyalahkan siapapun, maka dari itu lebih baik aku pergi. Meninggalkan semua kisah menyedihkan ku disini. Aku rindu keluarga ku hiks tidak ada yang salah disini hiks yang salah adalah pilihan ku menetap di negara orang dengan segala kebodohan perasaan ku hiks hiks aku juga ingin bahagia hiks" perkataan Yuta diiringi dengan lirihan perih isi hatinya.

Sreeet

Lagi dan lagi mereka semua hanya bisa menarik Yuta kedalam pelukan. Hanya sebatas pelukan tidak masuk kedalam hati. Sekiranya itu yang ada di benak Yuta saat ini setelah apa yang ia alami.

Sudah berkali-kali pun Yuta berusaha untuk tetap kuat tapi hasilnya sama saja ia justru akan terlihat lebih lemah.

"Tidak Yuta. Aku sungguh-sungguh akan memperjuangkan mu. Aku akan terus bersama mu Yuta percayalah"

"..."

"Yuta ku mohon percayalah"

"Aku tidak bisa Doyoung -ahh" geleng Yuta sambil melepaskan pelukan Doyoung. Tangannya mengarahkan Doyoung untuk keluar dari apartemennya.

Wajah Yuta berpaling tak kuasa melihat Doyoung. Mata Yuta sudah memerah menahan tangisnya.

"Ku mohon Doyoung -ahh" lirih Yuta masih tak mau memandang Doyoung.

Sedangkan Doyoung yang juga menahan matanya yang sudah memanas menahan air matanya pun mengangguk sambil tersenyum kecut. Ia menggigit bibir bawahnya lalu menghela nafasnya rendah.

"Baiklah jika itu memang sudah menjadi keputusan mu Yuta. Maaf dan terima kasih karna meski singkat setidaknya kita pernah di pertemukan. Meski bukan bersama ku, ku harap kau akan menemukan kebahagiaan mu. Berbahagialah Yuta. Aku pergi" ujarnya sebelum benar-bemar pergi meninggalkan Yuta yang akhirnya tak bisa menahan air matanya untuk tidak menetes.

Yuta terduduk lemas. Ia menangis. Entah pilihannya sudah tepat atau belum tapi hanya ini yang bisa ia lakukan.

***

Rahang Johnny mengeras melihat map coklat laknat di mejanya itu.

Ia menatap seseorang di hadapannya dengan pandangan tak mengerti.

"Yuta apa maksud mu. Kau sudah lama bekerja dengan ku. Kenapa tiba-tiba memutuskan hal gila seperti ini" kata Johnny sambil meredam amarahnya.

"Maafkan aku John. Tapi aku harus kembali, bagaimana pun disini bukanlah tempatku. Aku harus kembali ke negara asal ku"

"Jika kau mau menghindar bukan begini caranya Yuta. Tidak akan menyelesaikan masalah"

"Aku hanya ingin kembali pada keluarga ku John. Apa yang salah. Orang tua ku, kakak ku, adik ku. Mereka merindukan ku dan aku pun begitu"

"Aku tau itu hanya alasan mu Yuta. Ku mohon pikirkanlah matang-matang"

"Aku sudah memikirkan semuanya John. Dan inilah yang kurasa terbaik untuk ku. Masih banyak diluar sana yang memperebutkan posisi ku sekarang. Kau tidak akan sulit mencari pengganti ku untuk membantu mu. Sekali lagi terima kasih atas semua yang kau berikan pada ku. Aku pamit. Permisi"

"Yuta! YUTAAA! AISHHH" jerit Johnny namun tak Yuta hiraukan. Ia memilih tetap pergi membawa segala keperihan hatinya. Ingin menangis tapi rasanya saat ini air matanya sudah benar-benar habis hingga ia tak lagi mengeluarkan air matanya. Hanya sesak yang ia rasakan tanpa bisa melampiaskan pada siapa pun.

Pergi.

Itu lah opsi yang terbaik untuknya.

Ya setidaknya itu lah pikirannya. Pikirannya yang kalut seolah tak bisa berpikir jernih selain apa yang ada di otaknya saat ini. Yaitu pergi dari semua kesakitan yang ia rasakan.

***

3 days later...

***

Seorang pria tampan berparas manis nan menawan tengah serius memperhatikan intruksi seniornya yang tengah memberikan informasi apa saja yang harus ia lakukan sebagai seorang sekertaris pribadi.

Dirinya di rekrut sebagai sekertaris pengganti setelah skertaris sebelumnya yang mengundurkan diri.

"Jadi apa kau mengerti Jaehyun -ssi"

Pria yang diketahui bernama Jaehyun itu pun mengangguk sambil tersenyum paham.

"Umm. Aku sangat mengerti, kau menjelaskannya dengan sangat baik senior Rim. Gamshamida"

"Iyaa sama-sama Jaehyun -ssi. Ohya kau juga boleh memanggil ku Noona tidak perlu seformal itu"

"Eoh ne baiklah Noona. Terima kasih bimbingannya. Ohya Noona juga tidak perlu menggunakan embel -ssi. Panggil saja Jaehyunie. Orang-oranv biasa memanggil ku begitu"

"Ohaha okey baiklah Jaehyunie. Yasudah kalau begitu silahkan kembali ke ruangan mu. Silahkan memulai pekerjaan mu, tidak perlu takut dengan boss kita, dia orang yang sangat baik ko. Dan aku juga sudah bilang bahwa sudah ada pengganti Yuta sebagai sekertarisnya"

Lagi Jaehyun mengangguk.

"Umm baiklah. Sekali lagi terima kasih ya Noona aku pergi dulu"

Perempuan itu pun tersenyum menanggapi lalu Jaehyun mulai pergi menuju ruangannya yang dulu milik Yuta kini telah sah menjadi miliknya sebagai sekertaris pribadi Seo Johnny.





Perempuan itu pun tersenyum menanggapi lalu Jaehyun mulai pergi menuju ruangannya yang dulu milik Yuta kini telah sah menjadi miliknya sebagai sekertaris pribadi Seo Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-tbc-

Konflik start🌚

Haiii diri ku kembali ada yg rindu?.g

Okey jd Yuta tak tahan pemirsah biarkan ia bahagia di negaranya ya mari kita relakan dia aku juga lelah nyakitin dia terus:')

Dan sekian mari ramaikan bacotan kalian yg buat semangat saya kembali lagi jgn lupa klik ⭐ dan bacotan kalian 💬 agar memajukan work ini dan authornya okey tida jelas baaaayyy🙋🙋😆😆😘😘

Jowerss

JohnCas 🌟 J U N I O R || SJ/1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang