"Kenapa appa tidak berbicara dari tadi, kenapa hanya diam? Oh aku baru ingat, appa kan tidak punya rasa bersalah sedikit pun". Chanyeol terus menyudutkan kedua orang tua nya, dengan melempar pertanyaan yang menusuk hati.
***
Chanyeol berjongkok di samping gundukan tanah, tempat peristirahatan adik nya. Chanyeol terus manatap makam itu, selama itu juga air mata nya mengalir.
Begitu pula dengan jisung, jisung bahkan tidak menyangka kalau sahabat satu nya ini sudah tiada. Jisung di beri tahu chanyeol, bahwa yoo ra sudah tidak ada didunia lagi.
Chanyeol membawa yoo ra ke seoul, chanyeol memilih menguburkan yoo ra di seoul daripada di amsterdam.
Tatapan chanyeol lurus kedepan dengan makna tersirat di dalam mata nya. Dia memendam rasa sakit, seperti tertancap ribuan anak panah di tubuh nya. Air mata nya terus mengalir seiring sang pemilik mata itu semangkin sedih. Kini penguburan itu sepi yang tersisa hanya dua orang laki-laki tangguh yang tengah merenung pada perenungan masing-masing. Orang tua chanyeol sudah pulang sedari tadi, karena eomma nya pingsan. Jisung tidak kuasa menahan tangis nya, ingatan nya berputar kembali pada masa kecil nya dengan yoo ra. Tawa hangat yoo ra yang membuat jisung semangkin merindukan kehadiran sosok teman kecil nya.
"Kenapa begitu tiba-tiba kau meninggalkan ku hah? Aku bahkan belum sempat mengucapkan kalimat perpisahan pada mu". Jisung tak sanggup melanjut kan kata-kata nya.
Chanyeol menepuk pundak jisung, dia berusaha menyalurkan kekuatan pada jisung.
"Sudah lah jangan bersedih, yoo ra pasti tidak suka melihat kau menangis!". Ucap chanyeol.
Jisung mengelap air mata nya dengan lesu.Taman
"Kau tau ini terlalu tiba-tiba terjadi padaku!". Ucap chanyeol lirih. Mereka berdua kini duduk di bangku taman dipinggir danau kecil.
"Aku juga terkejut dengan kejadian ini, waktu itu disaat hyung menelpon ku. Aku berharap apa yang di katakan hyung itu hanyalah mimpi atau candaan, tapi nyata nya! Kebahagiaan tidak berpihak pada yoo ra". Jisung berucap pelan semangkin panjang dia berkata semangkin jelas pula rasa kesedihan yang sedang ia alami.
"Hidup adik ku memang tidak seperti kehidupan teman seumuran nya di luar sana, banyak orang berpikir bahwa kami berdua mendapat kasih sayang dari kedua orang tua kami secara layak. Tapi nyata nya tidak, tapi yoo ra lah yang paling terkena dampak nya. Sejak dia berusia 9 tahun, orang tua kami mulai sibuk dengan pekerjaan perusahaan. Mereka memilih menitip kami ke halmeoni kami, saat itu aku berusia 18 tahun jadi aku tidak terlalu memikirkan mereka. Yang kupikir kan waktu itu hanyalah yoo ra, setiap hari dia menangis meminta ibu ku pulang. Tapi nyata nya dia malah sibuk dengan pekerjaan nya, dan dititik dimana yoo ra sudah benar-benar berubah menjadi orang yang memakai topeng kuat itu di saat kematian halmeoni kami. Kami berdua benar-benar terpukul akan hal itu. Sampai akhir nya aku bertekad mengurus yoo ra sendirian, tanpa bantuan orang tua ku. Kami sudah berjanji untuk saling mengasihi, berjanji tetap bersama, tapi nyata nya? Dia pergi meninggal kan ku saat ini, tapi aku berpikir lebih baik berakhir disini daripada berlanjut-lanjut pada drama keluarga yang begitu menyakitkan!". Setetes air mata jatuh pada pipi kanan chanyeol, seiring sang pemilik bercerita tentang masa lalu yang begitu rumit untuk di jelaskan.
"Nyata nya hidup tidak selalu pada titik yang indah, tapi hidup akan berputar balik pada titik paling bawah yang mampu menghancurkan seseorang. Dan aku percaya yoo ra orang pertama yang ku kenal, dia yang memiliki sifat tangguh, pantang menyerah, sampai akhir nya dia pergi. Aku percaya dia sudah pergi ke tempat yang layak, sesuai dengan perbuatan yang dia lakukan selama hidup nya!". Ucap jisung sambil manatap lurus ke langit biru yang tampak mendung, yang siap membuat basah seluruh manusia yang tidak berlindung.
RumahChanyeol membuka pintu. Menampakan wajah kusut, pakaian di keluarkan, dan tataan rambut yang sedikit acak adul.
"Kamu tidak apa-apa?". Tanya eomma yang entah kapan muncul nya.
"JANGAN BERSIKAP SOK PEDULI PADAKU!". Chanyeol membentak eomma nya.
"K.a...u.. ke..na....pa.. ?". Tanya eomma terbata-bata.Chanyeol tidak menjawab dia memilih pergi ke kamar nya.
Durrr...
Chanyeol membanting pintu keras.
Chanyeol duduk di pinggir ranjang nya, dia menutup wajah nya dengan kedua tangan nya. Lagi-lagi dia menangis, tapi kali ini tangisan nya terdengar lebih histeris.
"Kenapa kau tega meninggalkan oppa, oppa kesepian disini kau tau?". Chanyeol berkata lirih.
Chanyeol beranjak ke lemari dia mengambil koper, lalu memasukan baju-baju nya secukupnya. Lalu turun ke bawah.
"Kau mau kemama?". Tanya eomma.
"Jangan cari aku lagi, aku sudah memutuskan hubungan ku dengan kalian!". Chanyeol pergi keluar.
"CHANYEOL JANGAN PERGI!". Teriak eomma, tapi chanyeol menghiraukannya.
"Biarkan saja dia pergi, aku yakin dia bisa menjaga diri nya sendiri!". Ucap appa, sambil memegang pundak eomma.5 tahun berlalu. . .
Chanyeol kini menjabat sebagai CEO perusaan Fashion yang ia bangun 5 tahun lalu.
Chanyeol hidup sebatang kara, dia tidak ingin tinggal dengan kedua orang tuanya. Lebih tepat nya dia memutuskan hubungan nya, dengan alasan luka pada masa lalu belum bisa ia maafkan dengan mudah.
Dan saat ini ia belum siap untuk menikah, karena masih trauma akan kejadian masa lalu. Ditinggal oleh dua wanita yang ia sayang bukanlah perkara yang mudah untuk jatuh hati pada orang lain.And
Thanks you guys yang setia jadi readers aku😚.
Sekarang cerita nya end. Bisa dibilang ending nya itu sad ending🤗.Kamshamida👐.
Annyeong😇.
_____________🌱____________
![](https://img.wattpad.com/cover/163686104-288-k763755.jpg)
YOU ARE READING
Problem in your heart
AcciónIni cerita yang mengisahkan kehidupan seorang gadis yang lahir di keluarga kaya. Namun dia merasa kesepian karena keluarganya sibuk dengan kegiatan masing" terlebih orang tua nya, yang sibuk mengurus perusahaan mereka. Dia hidup dengan seorang kakak...