Tres

34 14 8
                                    

Setelah sekitar 15 menit, akhirnya Geo datang, dan terkejut saat melihat Ryza tergeletak lemah di lantai pos dengan darah di sekujur tubuhnya.

Dengan cepat, Geo mengangkat  tubuh Ryza menuju mobilnya dan membawanya ke rumah Geo.

Geo menancap gas dengan kecepatan lumayan.

Hening tak ada percakapan, dan sampai sekarang Ryza belum sadarkan diri.

Drtt.. Drtt..

Ponsel Ryza bergetar, Geo mengabaikan itu karena merasa ia tak ber hak mengangkat telfon milik Ryza.

"Ry, bangun"

Ryza mengerjap-kerjapkan matanya, kepalanya masih terasa cukup pening. Ryza meringis kesakitan.

"Ko bisa gini?"

"Gapapa,"

"Lo gaperlu bohong sama gue, pasti habis ada sesuatu, hidung lo bonyok gitu, pingsan pula"

"Kejedot tadi"

Geo diam, ia tahu kalau Ryza menyembunyikan sesuatu, dan mungkin itu privasinya.

"Tuh, Hp lu geter terus dari tadi"

Ryza meraih ponselnya yang ada di kantung celananya. "Astaga, 30 panggilan tak terjawab"

"Hallo Pan, ada apa telfon gue"

"Lu dimana?, tante Rini nyariin"

"Lu jangan cerita apapun, gue lagi kerumah temen, mungkin gue nginep sana, besok kan sabtu, libur"

"Tapi lu ga kenapa-napa kan? "

"Engga, tenang aja"

"Udah ya, tidur sana, kecapean lu"lanjut Ryza.

"Ya, ati-ati Ry"

Ryza mematikan telfonnya.

Drtt..

Tanpa melihat nama peneleponnya, Ryza langdung menebak bahwa itu Vania.

"Hallo, apa lagi Pan? "

"Balik ga lu, gausah cari masalah"

"Balik sek–"

Ryza, mematikan telfon dari Kysar, dan mematikan daya ponselnya.

Geo menghentikan mobilnya di depan rumah bernuansa putih yang ditinggalinnya.

Geo memapah Ryza perlahan."Ati-ati Ry, "

Mereka memasuki rumah Geo dan mendudukan Ryza di sofa ruang tamu.

"Gue nginep sini ya"

"Boleh, "

"Pinjem baju lo dong, terus kita ke tempat biasa"

"Ga, lu disini aja, lu belum sehat"

"Gue gapapa elah, minta obat merah sekalian"

"Kaya babu gue"

"Hehe"

***

Pagi ini Ryza berniat kembali ke rumahnya, ia berjalan menyusuri jalanan kota yang cukup ramai.

AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang