Seis

21 5 0
                                    

Ryza menyruput jus jambu bijinya sambil melirik Vania yang menyantap mie ayamnya bersama Cintia, Gea, Aldo, dan Kenan.

Ryza menuju penjual es krim dan membeli satu es krim strawberry, ia melanjutkan langkahnya menuju meja Vania.

Ryza menyodorkan es krim yang dibelinya kepada Vania."Nih dimakan"

"Gue kapan digituin? "Sambar Aldo sambil memangku dagunya dengan kedua telapak tangannya yang disatukan.

Gea yang merasa risik dengan ucapan Aldo pun menoleh."Eh lu cowo, harusnya lu yang ngasi bukan minta dikasi"

"Lu mau gue kadi Ge? "Goda Aldo sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Gea memalingkan wajahnya yang memerah."Ga"

Cintia yang sedari tadi diam kini ikut angkat bicara."Gamau nolak kali"

Lain dengan Kenan yang diam, ia seperti Casla yang tak oeduli dengan sekitarnya. Mereka bersifat sama.

Hening. Tak ada percakapan, mereka kehilangan topik pembicaraan.

"Hai, boleh gabung? "

Semua menoleh ke sumber suara.

Ryza tersenyum lebar dan menepuk bangku kosong di sebelahnya."Eh Rachel, duduk"

Vania bangkit dari tempat duduknya."Gue mau balik ke kelas ya, gue lupa belum ngerjain pr"

Aldo dan Ryza kompak melambaikan tangan."Babay"

"Thanks es krim nya"

"Sama-sama"

Rachel tak perduli dengan kepergian Vania, ia duduk dengan manis di samping Ryza.

***

Vania menenggelamkan wajahnya diatas lipatan tangannya, soal pr yang lupa ia kerjakan hanya alibi semata. Entah sejak kapan ia menjadi tak terlalu suka jika Ryza bersama gadis lain, lebih tepatnya Rachel.

Gea berlari dengan napas yang tak terkendali,ia menggebrak meja Vania."VANIA!!, lo belum denger? Ka Ryza! "

Vania mendongak kaget."Ryza kenapa? "

"Dia di UKS, gatau tadi di kantin tiba-tiba teriak terus pingsan"

Seperti ada sesuatu yang melukai hati Vania, matanya berkaca-kaca, ia berlari menuju UKS.

"RYZA! "

"Brisik! "Sahut Rachel membentak.

Vania tak peduli dengan Rachel, ia mendekati ranjang Ryza."Ry, lo kenapa? "

"Lo ngapain ke sini? "Sahut Rachel lagi.

"Apa salahnya? "

Wajah pucat Ryza menambah kepanikan Vania, ia malas berdebat dengan Rachel sebelum Ryza sadar.

Vania menggoyangkan tubuh Ryza."Ry, bangun ih"

"Sstt, gue gapapa"

Vania langsung menyambar, tak sabar untuk nengetahui apa yang terjadi sebenarnya."Lo kenapa? "

Ryza mengusap tetesan air mata Vania."Gapapa, jangan nangis gitu dong"

"Lo yang bikin gue nangis, lo kenapa? "

AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang