siente

16 4 0
                                    

CERITA INI MEMANG GAK SEBAGUS CERITA YANG KALIAN BACA SEBELUMNYA, CERITA INI TIDAK NGE FEEL DAN LAIN LAIN, JADI KALAU GA SUKA TINGGALKAN LAPAK JUGA GAPAPA.

Cahaya senja yang masuk dari celah jendela menyilaukan mata Ryza. Ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya.

Ia merasa ada sesuatu yang menindih kepalanya, itu kepala Vania yang bertengger. Ryza membenarkan posisi tidur Vania dan memakaikan selimu yang menutupi badannya sampai leher.

Ryza bangkit dari ranjangnya menuju dapur, ia merasa tenggorokannya kering. Langkahnya, sedikit tidak teratur karena rasa kantuk seolah masih menguasai tubuhnya.

Ryza tidak melihat seorang pun dirumahnya, entah kemana semua penghuni rumahnya.

Ryza menengguk botol air dinginnya, perutnya berbunyi, kini tak hanya rasa kantuk, namun lapar juga menguasai tubuhnya.

Ia membuka kulkasnya dan berniat menggoreng beberapa nuget dan sosis. Ia menyalakan kompor dan menuangkan sedikit minyak ke dalam penggorengan.

Setelah menyelesaikan masakannya kini ia mulai menyantap makanannya, ia tak lupa menyisakan beberapa nuget dan sosis untuk Vania.

Suap demi suap makanan itu ditelan oleh Ryza. Hingga akhirnya ia menyelesaikan makannya.

Derap langkah seseorang menuruni tangga menyita perhatian Ryza, ia menoleh dan melihat Vania berjalan lesu.

Ryza melambaikan tangannya sambil menunjuk makanan didepannya."Hallo Pan, makan sini"

Vania mengucak matanya yang terasa gatal."Iya bentar"

Vania duduk di hadapan Ryza.

"Gue ga makan deh, nanti di rumah aja"

"Beneran? "

"Iya"

Ryza membenarkan posisi duduknya dan dengan serius menatap Vania."Oh iya Van, gue mau minta tolong mau ga? "

"Apa? "

"Bantuin gue deketin Rachel"

Deg. Sakit rasanya, saat orang yang kita perjuangkan meminta kita untuk membantunya memperjuangkan orang lain"Ra rachel? "

Mata Ryza berbinar sambil tersenyum bahagia."Iya, gue pengen PDKT tapi bingung"

"I iya gue bantu"

Wajah Vania semakin lesu, permintaan Ryza terasa sangat berat baginya, entah sejak kapan ia mulai tak menyukai jika Ryza dekat dengan gadis lain.

Ryza dengan semangat meraih tangan Vania."Ayo gue anter lo balik, nanti tante mertua marah sama gue, bawa gadisnya kelamaan"

"Iya iya"

Vania merasa harus mengurangi kedekatannya dengan Ryza, jika ia menjadi penghalang antara Rachel dan Ryza untuk apa ia harus berada diantara mereka.

Vania berjalan dengan lesu disampimg Ryza, sebenarnya ia bisa pulang sendiri, karena rumahnya juga bersebelahan. Vania dirangkul oleh Ryza. Vania sudah biasa diperlakukan seperti itu.

Ryza mengetuk pintu rumah Vania."Assalamu'alaukum"

"Wa'alaikumsalam"

Ryza nenyodorkan Vania."Tan, ini anaknya Ryza kembaliin, jagain tan, jangan sampai cewek cantik ini jalan sama yang lain"

Mama Vania meletakan tangannya diatas alis menyerupai sikap hormat."Siap Ry"

"Jagain juga biar tetep cantik kaya mamanya"goda Ryza sambil menaikan sebelah alisnya.

AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang