Suasana kantin hari ini tak terlalu ramai karena siswa kelas sebelas melaksanakan liburan ke Bali, jadi yang melaksanakan pembelajaran hanya kelas sepuluh dan dua belas.
Vania menyeruput jus mangganya dengan lahap, tenggorokannya terasa kering karena ia baru saja selesai pelajaran olahraga. Begitu juga dengan Cintia, Aldo, dan Kenan.
Vania menyeruput esnya lalu berdiri dari bangku kantin."Gue ke kamar mandi dulu ya, kebelet"
"Ya"
Vania berlari kecil menuju kamar mandi, ia masuk ke dalam salah satu bilik. Setelah usai Vania mencuci tangannya.
Sebelum Vania keluar, seseorang mencekal tangannya. "Hai cantik, manis banget si"
Vania membulatkan matanya saat melihat cowok berseragam acak-acakan dan berkulit agak gelap itu menatapnya tajam."L lo siapa? "
Cowok itu meletakan jari telunjuknya di bibir Vania sambil mendorongnya perlahan menuju tembok."Sssttt"
Air mata Vania sudah menumpuk di pelupuk matanya."Lo jangan macem-macem ya"
Cowok itu mendekatkan wajahnya dengan wajah Vania."TOLONG! "
Bugh!
Seseorang memukul kepala cowok itu dengan ember.
Hampir saja bibir cowok kurang ajar itu menyentuh bibir Vania.
Vania sontak memeluk orang yang menolongnya. "Makasih Van"
Cowok bernama Nathaniel Ivan itu mengangguk, lalu melepas pelukan Vania dan membogem cowok kurang ajar itu lagi.
Cowok itu tersungkur lemah di lantai kamar mandi. "Banci lo! "
Ivan menggandeng tangan Vania meninggalkan kamar mandi. Mata Vania memerah, ia memeluk Ivan dan menumpahkan air matanya, Ivan hanya bisa menenangkan Vania.
Vania menatap Ivan heran."Lo sejak kapan sekolah di sini Van? "
"Gue baru pindah Van"
Ivan mengusap pipi Vania yang basah karena air matanya dan mengacak rambutnya."Udah lo balik ke kelas lo ya"
Vania tersenyum manis kepada Ivan."Thanks "
Ivan rindu senyuman itu, ia ikut tersenyum kepada Vania."Yaa"
Ivan adalah cowok yang kemarin mengantar Vania pulang.
Cintia terus menanyai keadaan Vania yang lusuh, Vania malas menanggapi sahabatnya itu, bahkan mereka berdua tidak memperhatikan guru di depan.
Untung saja guru Biologi itu tak melihat tingkah Cintia dan Vania.
"Van lo kenapa? "Bisik Cintia.
"Lo jahat ya gamau kasi tau gue"lanjutnya.
"Van! "
"Anak-anak, sepuluh menit lagi bel pulang akan berbunyi, saya keluar dulu, nangan ramai, saya ada urusan, selamat siang"
"SIANG BUUUU"seru seluruh murid di kelas Vania.
Vania langsung meninggalkan kelas, ia bahkan tak menghiraukan Cintia yang membututinya. Ia menuju halte untuk menunggu angot, ia memang sengaja tak meminta Ryza untuk mengantarnya pulang, karena ia sadar bahwa bukan dia yang kini menkadi prioritas Ryza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying
Teen FictionRyza seorang cowok yang menyebalkan bagi Vania. Dua sejoli yang selalu mengusiknya, walaupun mereka terpaut umur 2tahun, mereka tetap tidak segan berpergian bersama.