"Jadi mau warna yang mana?"
Jimin terlihat tengah mengangkat kedua tangannya yang berisi apel berwarna merah dan hijau di hadapan Taehyung. Mereka sedang berada di sebuah tokoh buah.
Berniat membeli buah karna mereka hari ini akan mengunjungi adiknya Jimin yang sedang sakit.
Taehyung tengah mengamati kedua buah apel itu, menimang nimang sekaligus melihat harga buahnya.
"Merah saja"
"Kenapa?"
"Karna murah"
Jimin ingin sekali rasanya melempar buah yang ia pegang ke wajah Taehyung.
Padahal membeli apel menggunakan uang Jimin, tapi mengapa Taehyung yang menjadi irit?
"Yasudahlah beli keduanya saja"
Jimin kemudian mengantongi kedua apel tersebut. Mereka berjalan menuju kasir dengan sesekali menebar pesona saat melewati gadis gadis.
"Jim, kau tidak ingin membeli anggur juga?"
Taehyung menghentikan langkah Jimin saat mereka berada di tempat anggur anggur segar.
"Untuk apa?"
"Untuk adikmulah"
"Untuk adikku atau kau?" Jimin menyipitkan matanya, menatap Taehyung curiga. Karna, sudah jelas Taehyung mengetahui bahwa adiknya tak menyukai buah kecil bernama anggur itu.
Taehyung hanya tersenyum lebar saat kedok nya terbongkar.
"Yasudah, ambil saja, kita harus cepat ke rumah sakit karna adikku sendirian"
Dengan semangat Taehyung kemudian mangambil anggur yang sudah di wadahi.
Kemudian mereka melanjutkan perjalan menuju kasir.
...
"Ruangan berapa sih Jim?"
Jimin tengah melihat layar ponselnya, sesekali melirik nomor ruangan yang berisi pasien pasien sakit.
"Sabar dong Tae, kau ini dari tadi mengeluh terus"
Taehyung hanya mengerucutkan bibirnya, kemudian beralih menatap perawat perawat cantik.
"Nah ketemu"
Jimin dengan sigap membuka pintu ruangan tersebut diikuti Taehyung di belakangnya.
"Nah Jaewoon ini buahmu"
"Hyung, kau ini mengapa lama sekali?!"
"Aku mampir membeli buah dulu"
"Membeli buahnya di amerika ya?! Lama sekali"
"Kau ini berterima kasih seharusnya padaku"
"Yayaya ributlah kalian, aku akan menonton sembari menghabiskan anggurku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream • myg
Fanfic[slow update] Kita terikat oleh benang merah yang bernama hubungan. Kau, aku, atau siapapun itu tak akan bisa mengelak oleh takdir yang dibuat benang itu. "Jika bertemu denganmu berarti menyakitimu secara perlahan, lebih baik tak ada kata pertemuan...