sembilan

2.1K 276 32
                                    

Halo, gue cuman mau bilang, gue terharu loh liat kalian manggil gue author. Panggilan itu terlalu tinggi buat gue yang bukan apa apa ini ಥ ͜ʖಥ

Aku ini hanyalah sebuah upil kering yang gak ada apa apanya sama author lain, belom bisa di panggil author keknya ಥ ͜ʖಥ

Cerita abal gini, telat apdet, typo, bahasa gaje, alur gaje, aku masih belajar ಥ ͜ʖಥ

Oh iya, mending apdet seminggu 3 kali tapi pendek, atau apdet jarang tapi panjang?

Enjoy!( ͡°❥ ͡°)








[Hyemi]

Aku, Hyemi, gadis kecil kesayangan Ayah yang suka mencoret mobil. Gadis manis kesukaan Ibu yang acap kali memecahkan piring saat mencuci. Dan, juga Eonnie Jieun yang sangat suka menjambak rambutnya.

Semua senyuman, dan wajah berseri itu hanyalah topeng semata. Aku tak sekuat yang kalian lihat. Bahkan, sangat membenci diriku sendiri. Terkukung oleh sebuah rasa sakit yang terus mengoyak tubuh kurus ini hingga hancur.

Melihat iri gadis seumuran ku yang bebas pergi bersama temannya, bercerita bahkan tertawa bersama. Sedangkan disini, aku hanya dapat merasakan pedih.

Tapi, ketika aku tak sadarkan diri dan koma, semuanya terasa aneh. Aku dapat mengendalikan diriku sendiri di alam bawah sadarku, bahkan aku juga bisa berenang. Semua hal yang tidak bisa aku lakukan, terasa amat mudah dan bebas di alam ini.

Aku yang baru pertama kali sebahagia ini, berharap terus seperti ini. Mengikat dan membelit diriku yang sekarang. Terlalu bahagia sampai aku tak tahu batasan. Terlampau menjauh dari kehidupan nyataku, terjerembab begitu dalam hingga rasanya tak bisa keluar.

Ketika aku tersadar, tak ada yang bisa diandalkan. Labirin itu semakin memperkecil diriku, tak membiarkannya keluar begitu saja.

Aku terjebak dalam labirin ku sendiri.

Bayangan kebahagiaan semata itu terus menyeretku semakin dalam. Memberontak hingga rasanya ingin menangis.

Tangan kecilku terangkat hendak menyentuh kaca pembatas.

Aku terdiam tatkala melihat tubuh kurusku terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Memperhatikan diriku yang pucat di sebrang sana dengan tatapan sendu.

Atensiku berpindah untuk melihat seseorang yang senantiasa berada disana. Membawa bunga tulip dan menggantinya setiap hari dengan yang baru.

Dia, adik manis ku. Jeon Jungkook.

Semuanya terasa memuakan. Melihat orang orang terkasih nya sengsara hanya karna meratapi dirinya yang lemah ini.

Aku menunduk, menatap kaki telanjangku.

Tetap tinggal atau kembali?

Rasanya ingin sekali menangis kencang kencang, berteriak kepada dunia yang tidak adil ini. Bibirku terangkat, menyunggingkan senyuman tatkala wajah dingin Yoongi menghampiri otakku.

Dengan satu hembusan, aku mengangkat kepalaku.

Apa jika aku pergi, Yoongi akan mencariku?

Apa jika dia tak berniat mencari, kami akan bertemu?

Apa jika aku kembali, aku akan mengingat rasa ini? Bahwa aku mencintai Min Yoongi.

Kaki ku terus berjalan mendekati tubuhku, hendak menggapainya.

Lalu semua gelap.

Samar samar aku mendengar suara Jungkook.

"Do-dokter! Hyemi sadar!"

Lucid Dream • mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang