Two. first meet

27 6 2
                                    

Yang pertama dan awal dari segalanya.


Bukankah sudah dibilang di awal, kalau hanya dua orang yang dekat dengan shel? Yaitu kim Acia dan kang Alanza.

Namun semenjak saat itu, tepatnya 3 hari yang lalu. Ada seorang laki laki dari kelas sebelah yang mendekati Shel. Entah keberanian dari mana laki laki itu berani mendekati seorang seperti Shel.

Flashback on

Sudah di bilang kan kalau shel menyukai tempat yang sepi? Nah termasuk tempat yang shel datangi saat ini.

Perpustakaan

Tempat yang hening sampai ujung ruangan. Shel tidak sendirian disini. Melainkan dengan beberapa temannya disini, yaitu Acia, Devan, dan Leo. Mengerjakan tugas kelompok dari guru sejarah.

Awalnya Shel tidak mau ikut mengerjakannya. Namun, setelah Acia memberitahunya kalau tempatnya di perpustakaan Shel akhirnya setuju.

Sekitar satu jam mereka mengerjakan tugasnya, akhirnya selesai. Acia dan Shel sedang membereskan alat alat. Sedangkan Devan dan Leo sudah pulang duluan.

"Ahh aku pulang duluan ya.."ucap Acia saat dia membaca pesan dari ibunya yang sudah menunggu di depan

"Hm" Shel hanya menjawab singkat, jelas, dan padat

"Ehhhhhh tidak perlu" Acia menahan Shel yang ingin ikut pergi mengantar Acia

"Tidak perlu ikut okay? Aku bisa sendiri, aku dluan ya byee" Acia berlari pergi sambil melambaikan tangannya ke Shel. Shel hanya membalas dengan senyuman tipis yang hampir tidak terlihat sama sekali.

Shel menaruh kembali tasnya di meja. Shel mulai menelusuri setiap rak rak buku di perpustakaan itu. Shel menemukan beberapa buku yang tidak terlalu tebal dan pas untuk di bacanya.
Shel kembali ke tempat duduknya dan mulai membaca salah satu bukunya.

Seseorang menarik kursi di sebelah Shel dan mendudukinya. Shel tau hal itu namun dia tidak peduli. Siapa kira kalau pemuda yang ada di sebelah Shel tidak membaca buku yang di ambilnya, melainkan menatap Shel yang sedang membaca.

Shel tidak sadar kalau ia ditatap oleh pemuda di sebelahnya. Shel terkekeh saat membaca adegan lucu di bukunya. Ternyata tanpa sadar pemuda itu juga ikut tersenyum.

Shel baru sadar saat menutup bukunya. Shel hanya menatap datar pemuda di sampingnya.
"Kenapa kau tidak tersenyum?" tanya pemuda itu. Namun tidak digubris oleh Shel

"Kau cantik kalau sedang tersenyum" ucap pemuda itu lagi. Dan tak di jawab juga oleh Shel

"Hai, perkenalkan aku Gabriel, Sam Gabriel" Gabriel mengulurkan tangannya bermaksud ingin berjabat tangan.

Shel hanya menatap datar tangan gabriel.
"Shel, Hwang Shel"

Shel melanjutkan membaca bukinya yang lain, dan Gabriel tidak henti hentinya mengoceh hal hal yang tidak penting.

Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka berkenalan. Namun, gabriel sudah mengoceh panjang lebar seolah olah mereka sudah lama kenal.

Shel yang sudah lelah mendengarkan gabriel memilih pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Gabriel. Dan lagi Gabriel mengikuti diam diam di belakang. Dan Shel tidak mengetahui hal itu.

Flashback off

Sam Gabriel. Salah satu anak dari donatur sekolah. Anak yang pintar dan disenangi semua guru. Ketua Sains Club sekolah.
Siapa yang tak mengenali nya?

Ya, hanya Shel yang tidak mengenali nya atau lebih tepatnya tidak peduli.

.....

Keesokannya. Siang ini, tepatnya saat jam istirahat. Gabriel kembali membuat ulah. Tidak, bukan ulah yang dilakukan oleh anak anak nakal. Tapi, yaa kalian pasti sudah bisa menebak...

Gabriel datang ke kelas Shel. Sambil membawa dua buah bekal. Entah ada niat terselubung apa di balik itu.

"Ayo makan, aku membawa ini" Gabriel menunjukan kotak bekal nya pada Shel

Namun Shel hanya menatapnya datar.

"aku tidak menerima penolakan, ayo" Gabriel langsung menarik tangan Shel dan membawanya pergi.
Shel malas melawan Gabriel. Toh, percuma itu semua akan sia sia.

Ternyata, Gabriel membawa Shel ke rooftop. Tempat kesukaan Shel.

"Aku tau kau menyukai tempat ini"
Shel menoleh menatap Gabriel yang sedang memandang langit.

"Tempat yang sunyi, hening, dan tidak ada satu orang pun, seleramu cukup aneh heh" terdengar kekehan kecil dari Gabriel

Shel tidak menjawab, ia sibuk memandangi langit yang cerah. Gabriel mengambil bekalnya dan membukanya. Gabriel memberikan bekal satunya ke Shel.

"Makanlah"ucap Gabriel saat melihat tatapan bingung Shel

"Terima kasih"jwb Shel

"Wahhh akhirnya kau bicara juga, Bisakah kau ulangi lagi? Aku ingin merekamnya, sangat jarang kau berbicara" Gabriel terlihat senang sekali saat Shel menjawabnya

Shel tidak menjawab. Shel hanya tersenyum manis, senyum yang hanya para sahabatnya tau. Senyum yang bisa membuat semua orang jatuh cinta.

Gabriel terdiam melihat senyum yang terukir di wajah Shel. Namun, tak lama Gabriel juga ikut tersenyum senang. Senang melihat Shel dapat tersenyum kembali


Granada, 4 November 2017



_TBC_

Dont Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang