Hari ini Shel bolos sekolah lagi. Lukanya belum menutup sempurna, luka di seluruh tubuhnya. Tapi tidak dengan Acia dan Alanza, mereka berdua terpaksa pergi ke sekolah setelah ancaman dan ucapan pedas Shel. Mau tau apa yang di ucapkan nya?
"Kalian itu bodoh, bahkan nilai matematika kalian berdua tidak ada peningkatan sama sekali, sekolah lah, jangan memelihara bodoh yang tidak ada untungnya itu, sudah bodoh jangan perlihatkan kebodohan kalian"
Diam sudah Acia dan Alanza. Namun tidak berarti bagi Gabriel. Anak itu hari ini, pagi pagi buta sudah bersantai santai ria di rumah Shel. Entah tau dari mana dia password rumahnya, ahhh Shel sudah tau 'pasti Alanza sialan' batin Shel
Dan sekarang Gabriel sedang duduk manis di sofa dengan segelas kopi di meja. Bahkan kakinya dinaikan diatas meja. Benar benar seperti rumah sendiri
'Astaga anak ini' batin shel
Shel hanya mengangkat sebelah alisnya dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Gabriel di depannya.
Shel menaruh gelas kopinya di meja dan duduk di sebelah Gabriel. Gabriel menurunkan kakinya saat Shel duduk di sebelahnya
"Kenapa kau tidak sekolah?"tanya Shel menoleh ke arah Gabriel
"Aku hanya ingin menebus kesalahan"
"Maksudmu?" Shel tidak paham dengan ucapan gabriel barusan
"Huhhh seharusnya saat itu kau tidak perlu menjengukku di rumah sakit, maka kau tidak akan pulang telat dan seperti ini" Pandangan Gabriel berubah menjadi sendu
"Tidak apa apa, lagipula semuanya sudah lewat juga" jawab Shel sambil mengusap lembut punggung Gabriel.
Gabriel diam. Namun, setelah itu Gabriel menurunkan tangan shel di punggungnya dan menariknya lembut. Sehingga hanya tersisa beberapa senti jarak wajah mereka.
"Benarkah?"
Nafas Gabriel terasa menerpa wajah Shel. Shel hanya diam tak tahu harus berbuat apa. Bulu romanya seketika berdiri. Rasa gugup meliputi seluruh tubuh Shel. Tapi gugupnya tidak terlalu jelas. Dan entah mengapa, suhu di ruangan ini berubah drastis
"Gabriel"panggil Shel pelan
Gabriel memundurkan kepalanya dengan senyum jahilnya. Shel menghembuskan nafasnya pelan, sedikit lega.
Gabriel menyeruput kopinya sedikit lalu menatap Shel yang sedang menatap kosong ke depan.
"Hmmmm.... Shel" Panggil Gabriel dengan pelan, Shel menoleh dengan senyuman tercetak di wajahnya "iyaa?"
Gabriel seketika diam, saat melihat senyuman Shel. Pasalnya Shel jarang sekali tersenyum padanya. Hanya beberapa kesempatan saja
"Gabriel?" Shel melambaikan tangannya di depan wajah Gabriel. "Ahh iya" entah mengapa, Gabriel seketika menjadi sedikit gugup
"Ada apa?"
"Itu anu hmmm....." Gabriel sedikit bingung untuk membicarakannya pada Shel
"Ada apa?"tnya Shel lagi
"Sebenarnya Aku ingin mengajakmu pergi jalan jalan, tapi sepertinya kaki mu belum terlihat baik baik saja, jadi lain kali saja" ucap Gabriel menunduk menatap lantai berwarna hitam itu.
'Anak ini'batin Shel"Ayo jalan jalan"
"Eh?" Gabriel mendongak menatap Shel saat Shel mengatakan ingin jalan jalan
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont Leave Me
Short StoryPantas kah seorang perempuan muda mendapatkan kehangatan yang ia dambakan selama ini? Akankah kegelapan yang tidak pernah dia inginkan pergi dari hidupnya?