Gabriel dan Shel jalan jalan sampai malam. Setelah dari Cafe El Camborio, mereka lanjut pergi kepasar. Tak lama, hanya saja, di perjalanan nya yang membuat lama.
Gabriel mengantar Shel sampai depan rumah. Awalnya Shel menolak karna arahnya berlawanan dengan rumah Gabriel. Namun, Gabriel memaksa, mau tidak mau Shel mengiyakannya.
"Ahh hampir jam 8 malam..." Gabriel melihat jam di ponselnya, setelah itu ponselnya dimasukkan ke dalam kantong
"Ini sudah malam, masuk dan tidurlah" Gabriel tersenyum lalu mengusap kepala Shel dan berpamitan pulang. Gabriel melambaikan tangannya seraya berjalan dan Shel membalasnya dengan senyum tipisnya.Shel menghembuskan nafas nya gusar. Shel menatap pintu rumahnya dengan perasaan takut. Shel merasa akan ada sesuatu yang buruk saat dia melewati pintu itu.
.....
5 menit. Selama 5 menit Shel berdiam diri di depan rumahnya. Selamat 5 menit itu Shel mengumpulkan keberaniannya dan memutuskan masuk ke dalam rumah.
Shel memegang gagang pintu rumahnya dengan gemeteran. Sepertinya sia-sia dia mengumpulkan keberanian tadi, karna keberanian itu lenyap seketika. Shel menghembuskan nafasnya, lalu mengumpulkan keberanian kembali dan dengan perlahan membuka pintu rumahnya.
Sepi... Satu kata yang menggambarkan keadaan rumah saat itu. Shel sedikit bernafas lega. Shel menutup pintunya dan berbalik.
PRANK!
Sebuah belahan piring terlempar dan sedikit menggores dahi Shel, sehingga dahi Shel berdarah. Shel meringis menahan sakitnya.
Ini sudah biasa, ini belum separah saat itu batin Shel. Namun, ini adalah pertama kalinya setelan sekian lama. Lebih tepatnya selama 3 bulan. 3 bulan ini Shel merasa tenang.
"Dari mana saja kau?" suara dingin seorang pria yang berumur sekitar 30an menginstrupsi keheningan. Pria itu belum menampakkan wajahnya, entah pria itu berbicara di balik mana.
Tubub Shel gemetaran. Shel berusaha untuk tenang, namun nihil. Ketakutan menjalar kenseluruh tubuhnya.
"Apa ini yang kau lakukan selama ini!?" nada pria itu masih dingin lebih dingin dari Shel selama ini. "Jawab!? Kubilang JAWAB AKU!!"
PRANK!!
Pria itu melempar kembali sebuah piring. Beruntung, kali ini piring itu tidak mengenai Shel. Shel meneguk salivanya dengan susah payah, saat pria itu melemparkannya piring lagi
Shel masih diam. Lidah nya kelu untuk mengeluarkan sebuah jawaban. Ketakutan memenuhi seluruh tubuhnya."Aku mencarimu ke perpustakaan, tapi mereka bilang kau tidak kesana selama sebulan ini? Kemana saja kau? Apa ini yang selama ini kau lakukan!? Ahhh atau jangan jangan kau melakukan apa yang ibu mu lakukan!" terlihat pria itu tersenyum sinis
"Akhhhh" Shel meringis. saat pria itu menarik rambutnya kebelakang dengan sangat kuat.
"JAWAB!?!!" pria itu berteriak tepat di depan wajah Shel. Shel ketakutan, keringat bercucuran di wajahnya. Matanya memerah menahan tangis.
"Ma-maaf a-ayah" Shel menjawabnya dengan menahan segala rasa sakit di kepalanya.
Pria itu, adalah Hwang Seon Gu. Dia adalah ayah Shel. Seon Gu melepaskan rambut Shel dengan kasar. Shel jatuh terduduk. Sebisa mungkin Shel menahan tangisnya.
Seon Gu berjalan pergi. Shel sudah tahu kemana ayahnya itu pergi. Seon Gu mengambil sesuatu di dalam lemari dan kembali mendekati Shel.
Seon Gu menguntalkan sebuah tali. Cambuk. Iya itu adalah sebuah cambuk.
Seon Gu mencambuk Shel sekali. Shel berusaha menahannya, tapi sayang tangis nya pecah bersamaan dengan perih nya punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont Leave Me
Historia CortaPantas kah seorang perempuan muda mendapatkan kehangatan yang ia dambakan selama ini? Akankah kegelapan yang tidak pernah dia inginkan pergi dari hidupnya?