Five.

18 3 0
                                    


Hari ini Shel memutuskan untuk sekolah. Shel pergi ke sekolah mengenakan hodie untuk menutupi kepalanya, lebih tepatnya agar luka di dahinya tidak terlalu terlihat.

Shel berjalan melewati koridor sekolah yang cukup ramai. Semua orang yang ada di koridor memandang Shel, namun Shel tidak memperdulikannya dan lanjut berjalan.

Sebelum ke kelas Shel memutuskan untuk ke lokernya. Mengambil barang² miliknya yang ada di dalamnya.
Saat sampai di lokernya. Shel membuka gembok nya dan membuka lokernya. Shel terkejut saat menemukan satu kotak susu dan roti.

Shel tidak peduli. Dia mengambil makanannya dan segera pergi. Lagipula dia belum sarapan pagi ini.

.....

Shel masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangku nya yang dekat jendela. Tak lama Acia dan Alanza datang menghampiri Shel.

"Kau sudah mendingan?"tanya Acia lembut. Sorot matanya menunjukan kekhawatiran

Shel menatap Acia aneh, alisnya terangkat sebelah. Seumur umur shel mengenal Acia, tidak pernah Acia berbicara selembut ini

"Kau salah minum obat?"tanya Shel balik dan dibalas dengan tatapan datar oleh Acia. "kau pikir aku gila"bls Acia msh dengab tatapan datar

"Sudahlahhhh" alanza segera melerai mereka berdua agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan "kau tidak apa apa?" Acia bertanya lagi namun dengan nada yang berbeda dari sebelumnya

"Aku baik baik saja, kembalilah, aku ingin makan" jwb Shel tanpa memandang mereka berdua. Acia dan Alanza sudah biasa diperlakukan seperti itu. Acia dan Alanza hanya mendengus dan berbalik kembali ke tempat duduk mereka.

Alanza memakan rotinya dalam diam. Pikirannya kembali ke kejadian dua hari lalu. Malam itu tidak lebih buruk dari malam malam sebelumnya. Namun, entah mengapa Shel merasakan sakit yang sangat dalam. Shel menghembuskan nafasnya pelan. Shel merasa lelah dengan kehidupan nya yang menyedihkan ini.

.....

Istirahat tiba. Shel bangun ingin pergi ke kantin bersama Acia dan Alanza, tentu saja dengan paksaan.
Shel masih memakai jaket hodienya dan berjalan beri ringan bersama Acia dan Alanza menuju kantin

Sama seperti tadi pagi. Sekarang shel juga menjadi perhatian seluruh orang. Shel tidak peduli dan lanjut berjalan, begitu juga dengan Acia dan Alanza.

Shel duduk di meja paling pojok, yang sedikit sepi. Acia dan Alanza duduk di hadapannya.

"Ingin makan apa?" Acia bangkit berniat untuk memesan makanan
"Samakan saja" jwb Shel singkat
"Aku juga" jwb Alanza

Acia hanya memutar bola matanya dan pergi memesan makanan. Tapi tak lama dari itu seseorang duduk di sebelah Shel. Tanpa harus menengok pun shel sudah tau siapa orang itu

"Sam Gabriel, apa yang kau inginkan hm?" tnya Alanza, nada bicaranya terdengar santai namun tatapannya tidak santai

"Tak ada, hanya ingin duduk disini saja" jwb Gabriel dengan senyumnya dan matanya memperhatikan shel yang diam saja

"Apa kau ingin jalan jalan lagi?"tnya Gabriel pada Alanza yang diam di sebelahnya "TIDAK!" Alanza sehera menyela sebelum Shel menjawab

"Aku bertanya dengan Shel bukan dengan mu" Gabriel masih terus memperhatikan Shel dan menunggu jawabannya

"tidak bisa, aku ingin ke perpustakaan" nada bicara shel berubah seperti sebelum bertemu dengan Gabriel. Gabriel sedikit kaget dengan nada bicara Shel. Dingin dan menusuk

"Baiklah kalau begitu aku akan ikut" namun Gabriel tetaplah Gabriel yang selalu memaksa

"Tidak usah, kau menganggu" terdengar menusuk. Namun, tidak bagi Gabriel, pemuda itu hanya tersenyum menanggapinya

Dont Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang