YOUR LIE (1)

4K 246 19
                                    

Happy Reading..

Sudah menjadi sebuah keharusan bagi seluruh murid tahun akhir di Korea Selatan untuk mengikuti pelajaran tambahan guna mempersiapkan ujian kelulusan yang dilaksanakan setiap tahun. Ini merupakan masa-masa paling berat bagi seluruh murid disana, terutama bagi murid sekolah menengah atas. Karena biasanya mereka tidak hanya melakukan persiapan untuk ujian kelulusan tapi juga untuk persiapan masuk universitas.

Pada masa ini bukan hanya pikiran dan ilmu pengetahuan yang harus dipersiapkan, tetapi fisik dan mental juga harus diperkuat. Bukan hanya perihal sulit atau mudahnya ujian-ujian tersebut. Tetapi besarnya tuntutan dan harapan dari orang tua juga gengsi di lingkungan sekitar, terkadang membuat mereka merasa stress dan putus asa bahkan sebelum mulai berperang. Mungkin terkesan berlebihan untuk menggunakan istilah berperang. Tapi nyatanya begitulah yang yang dirasakan oleh sebagian besar dari mereka.

Serangkaian hal-hal melelahkan dan monoton harus mereka lakukan setiap harinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Sekolah, belajar tambahan, pulang dan beristirahat lalu sekolah lagi di keesokan harinya. Bahkan bayak juga yang harus mengisi akhir pekannya dengan belajar lagi di tempat lain. Mungkin masih merasa kurang atau belum percaya diri jika hanya mengandalkan pelajaran dari sekolah. Jangan lupakan juga mengenai beberapa ujian percobaan yang disiapkan oleh sekolah. Melelahkan memang. Dan semua tahapan melelahkan itu, harus di lalui oleh mereka tanpa pengecualian. Sekolah regular, sekolah internasional, sekolah kejuruan hingga sekolah seni tidak ada yang bisa menghindari tahapan ini.

Seperti yang sedang terjadi di sebuah sekolah seni di kota Seoul, Seoul Performing Art High School lebih tepatnya. Seorang remaja lelaki yang duduk di bangku kedua paling belakang dikelasnya. Dengan posisi yang bersebelahan langsung dari jendela kelasnya yang menghadap keluar. Lee Taeyong namanya. Dia dengan serius memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh gurunya. Mencoba untuk memperhatikan sebenarnya. Dengan keras, dan segenap tenaganya yang masih tersisa.

Berkali-kali dia mengecek jam tangan pemberian ibunya, namun waktu seakan senang bermain dengan kesabarannya. Saat ini pukul 21.40, itu berarti baru sekitar lima menit dari waktu terakhir dia mengecek jam tangannya. Yang benar saja. Baginya sungguh melelahkan untuk terjebak ditempat ini selama lebih dari dua belas jam. Dan berkutat dengan berbagai materi dan soal-soal dari berbagai mata pelajaran. Entah hanya dia yang berlebihan atau memang hal itu dirasakan juga oleh teman-temannya yang lain. Entahlah, dia terlalu malas juga jika harus membagi lagi perhatiannya pada hal lain. Sekeras apapun taeyong mencoba untuk memperhatikan apa yang dijelaskan oleh gurunya, pikirannya terus terbagi dengan berbagai pertanyaan dan hal-hal tidak penting lainnya seperti "Kapan ini akan selesai?" "Kapan belnya berbunyi?" "Tuhan atau siapapun selamatkan aku dari tempat terkutuk ini"

Bukannya dia benci sekolah. Dia tau pasti pentingnya Pendidikan dan sekolah. Karena ayahnya tidak pernah berhenti menjelaskan mengenai hal-hal semacam itu. Sepertinya ayah Taeyong memang khawatir sekali dengan masa depan anak bungsunya ini. Memikirkan itu Taeyong jadi ingin sedikit tertawa, teringat wajah serius ayahnya yang sedang berceramah panjang lebar. Meskipun dia mengerti akan hal itu, baginya untuk saat ini sekolah bukanlah hal utama yang ingin dia kejar.

Baginya sekolah hanyalah sebuah persyaratan. Janji yang harus dia penuhi kepada orang tuanya agar mereka mengizinkan taeyong untuk mengejar mimpinya. Mimipinya untuk menjadi seorang idol.

Taeyong adalah seorang trainee di salah satu agensi terbesar di korea Selatan. Dia sudah menjalani masa pelatihan yang cukup panjang. Hampir lima tahun tepatnya. Sebenarnya dulu Taeyong tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang idol. Bahkan dia masuk agensi itupun, bukan menyengaja seperti orang-orang yang mengikuti audisi. Dia di casting di pinggir jalan saat sedang berjalan-jalan dengan kakanya. Bahkan jika bukan karna saran dari kakanya, awalnya dia berniat untuk menolak tawaran tersebut.

Your Lie (JohnYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang