YOUR LIE (2)

1.2K 160 12
                                    

Happy Reading

Hal ini, yang menimpa putranya sekarang berawal tiga hari yang lalu. Malam hari, dia tidak begitu ingat pukul berapa tepatnya. Putra sulungnya, Lee Taejoon menghampiri dia dan suaminya yang sedang bersantai di ruang keluarga. Putranya terlihat panik. Tidak biasanya sang putra yang selalu bersikap tenang terlihat seperti itu. Dia berusaha mengatakan sesuatu. Dia bilang dia menerima telepon dari rumah sakit. Pihak rumah sakit mengatakan putra bungsu mereka Lee Taeyong, telah menjadi korban tabrak lari. Keadaannya kritis, dan sedang dalam penanganan dokter.

Anaknya Taejoon terkadang memang suka bercanda. Meskipun candaannya terkadang tidaklah lucu. Tapi dia selalu mencoba menghargai candaan anakanya itu. Namun untuk yang satu ini, dia tidak bisa. Dia benar-benar tidak suka dengan candaan semacam itu. Untuk sesaat dia mencoba meyakinkan dirinya jika ini memang hanya candaan anaknya. Tetapi anaknya Taejoon bilang jika dia serius. Dan harus dia akui anaknya memang tidak terlihat berbohong.

Seakan tertimpa sebuah beban yang berat. Dia kehilangan kekuatan untuk berdiri. Untunglah suaminya begitu sigap menahan tubuhnya. Tiba-tiba matanya mengabur, terhalang oleh air mata. Dia begitu terkejut sekaligus terpukul karena kabar ini. Berbagai kekhawatiran dan praduga memenuhi pikirannya. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit dia tidak henti-hentinya menangis. Suaminya pun terlihat sangat terpukul, tetapi mencoba tetap tegar untuk meredam kepanikan sang istri. Kejadian malam itu terus terngiang-ngiang di ingatannya.

Perhatiannya tiba-tiba teralih ketika pintu ruang rawat anaknya terbuka. Seseorang masuk ke dalam. Itu anaknya, Taejoon. Dia memang bilang akan berkunjung kesini setelah kegiatan perkuliahannya selesai. Dia menghampiri ibunya dengan tersenyum. Lalu memeluk ibunya sebentar. Dia beralih pada adiknya, dan mengusak lembut rambutnya.

"Yongie.., hyung datang lagi"

.

.

.

.

Taejoon tengah menggantikan ibunya menjaga Taeyong saat ini. Dia meminta ibunya untuk beristirahat di sofa. Dia sedikit khawatir akan kesehatan ibunya yang sudah berhari-hari menolak untuk pulang. Dia bersikeras untuk tetap disini hingga Taeyong sadar.

Dia memperhatikan adiknya dengan seksama. Tak pernah terbayang olehnya jika hal seperti ini akan menimpa adiknya. Adiknya yang selalu ceria dan percaya diri, kini terbaring lemah. Terkadang dia merasa kerepotan karena menurutnya adiknya sangatlah berisik dan sedikit kekanakan. Tetapi ternyata rasanya sangat menyakitkan ketika melihat adiknya hanya terbaring setenang ini. Beberapa luka yang mulai mengering menghiasi wajah tampannya. Terdapat memar yang sangat mencolok di bawah mata kanannya. Terpasang selang oksigen di hidungnya. Bibirnya terlihat mengering pucat. Napasnya terlihat lemah, namun tetap dalam ritme yang teratur. Tubuhnya terhubung dengan sebuah elektrokardiograf sebagai pemonitor detak jantungnya. Terpasang juga selang infus ditangannya.

Dia hendak saja ingin menggenggam tangan adiknya. Namun niatnya terhenti saat dia melihat tangan adiknya bergerak. Ya, dia yakin tidak salah lihat. Tangan adiknya benar-benar bergerak. Dia bergegas memanggil perawat dan dokter untuk mengecek keadaan adiknya.

Dokter dan perawat telah tiba di ruangan. Kedatangan mereka membangunkan ibunya yang tengah tertidur di sofa. Mereka segera menghampiri Taeyong.

.

.

.

.

Taeyong mulai membuka matanya. Sedikit berat dan nyeri di bagian mata kanannya. Hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit berwarna putih yang terasa asing baginya. Kemudian dia juga melihat kakaknya, ibunya dan beberapa orang yang tidak dia kenal. Ibu dan kakaknya tersenyum kepadanya. Bahkan ibunya juga terlihat hampir menangis. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya. Namun tubuhnya terasa kaku dan sedikit nyeri di bagian punggung dan sekitar pinggangnya. Taeyong melihat orang-orang asing itu mengerumuninya dan mengecek berbagai hal. Taeyong mulai sadar ada dimana dia saat ini.

Your Lie (JohnYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang