YOUR LIE (15)

866 89 28
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Sudah sepertiga dari perjalanannya dan Taeyong masih menangis. Taeyong meninggalkan apartemen Johnny dalam keadaan kacau. Dia sudah tak peduli dengan tatapan aneh dan penasaran dari orang di sekitarnya tadi. Beruntunglah tidak lama sejak ia menginjakkan kakinya di luar gedung, ada taxi yang lewat. Tanpa pikir panjang ia segera naik dan meminta sang supir untuk berangkat. Dia terus menangis, hingga mengabaikan pertanyaan sang supir dan membiarkan dirinya dibawa tak tentu arah selama beberapa menit.

Taeyong benar-benar tak habis pikir kenapa semua jadi seperti ini. Hal-hal yang selama ini membingungkannya, semua tampak jelas sekarang. Tentang Johnny yang selalu menutup diri akan kehidupannya. Atau tentang Johnny yang sering melamun saat sedang bersamanya. Sorot penyesalan yang selama ini tak pernah Taeyong pahami akan maksudnya. Juga tentang Johnny yang tak pernah membalas kata-kata cintanya. Bagaimana bisa dia baru menyadarinya sekarang? Bahkan tak pernah sedikitpun terlintas rasa curiga dalam benaknya. Bodoh!

Seketika semua memori tentang pertemuan pertamanya dengan Johnny kembali berputar dalam benaknya. Dia ingat betul bagaimana hyungnya memperkenalkan Johnny sebagai junior sekaligus temannya. Rasanya tidak mungkin jika ini sebuah kebetulan. Taeyong tidak ingin berprasangka buruk kepada hyungnya. Tetapi mau dipikir bagaimana pun, terasa masuk akal saat Taeyong bilang jika hyungnya ada di balik semua ini.

Dengan perasaan campur aduk akhirnya Taeyong tiba di rumah. Sisa tangisan dan jejak air mata masih nampak jelas di wajahnya. Dia berjalan terburu menuju ruangannya. Niatnya ingin mengurung diri di sana, menghindar dari segala hal yang mungkin sedang menanti. Juga menumpahkan segala kekecewaan yang masih sesak di dada tanpa harus peduli dengan pandangan orang sekitar.

Namun saat ia melihat Taejoon yang baru saja keluar dari ruangannya, kembali mengingatkan akan praduganya tentang keterkaitan Taejoon dengan Johnny.

Taejoon menatap adiknya yang berjalan terburu menghampirinya dengan beragam ekspresi. Segera setelah Taeyong tiba di hadapannya, tanpa basa-basi terlontarlah pertanyaan itu. "Kau tahu kan hyung?" Katanya, dengan wajah memerah. Bisa ia lihat dengan jelas adiknya sedang menahan tangis yang bercampur amarah.

Tak perlu waktu lama bagi Taejoon untuk mengerti kemana arah pertanyaan dari adiknya. Dan hal itu tentu saja membuatnya terkejut. Dia mulai paham kenapa Taeyong kembali dalam keadaan seperti ini.

Tapi, apa yang sebenarnya terjadi?

Terdengar helaan nafas dari Taejoon bersamaan dengan raut wajah yang nampak rumit. Bukannya menjawab pertanyaan Taeyong, justru ia balik bertanya. "Apa yang Johnny katakan?"

Taeyong mulai meninggikan suaranya karena merasa kesal akan perilaku hyungnya. "Jawab pertanyaanku hyung!"

Alih-alih segera menjawab, Taejoon memilih untuk memeluk Taeyong.

Dan untuk kedua kalinya, Taeyong harus kembali merasakan sakit di hatinya.

"Maaf yongie... hyung yang salah. Seharusnya aku tidak membawanya masuk kesini."

Taeyong kecewa, ia merasa dikhianati oleh orang yang justru sangat ia percayai. Tak bisa digambarkan bagaimana sakit perasaannyaa saat ini.

Taeyong melepaskan diri dari pelukan hyungnya. Sorot penuh luka di matanya menjadi tamparan yang amat dahsyat untuk Taejoon. "Bagaimana bisa setega ini kau membohongiku hyung?"

Your Lie (JohnYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang